Saya adalah seorang manusia penuh dosa. Saya sadar, antara dosa dan pahala dalam sejarah hidup saya, bagaikan air di lautan dan air dalam cawan. Betapa besarnya dosa saya hingga mungkin sepanjang sisa waktu saya tak mungkin sempat untuk menghitung jumlahnya. Tapi bukankah ada malaikat yang selalu setia mencatat dosa saya. Saya percaya. Sangat percaya bahwa sang Malaikat tidak akan pernah salah dalam penghitungannya.
Saya adalah seorang pendosa. Mulut saya terlalu tajam untuk sekedar menyayat hati orang2 disekeliling saya. Padahal hakikatnya, Tuhan menciptakan mulut untuk membawa kebaikan.
Banyak noda hitam di hati saya. Satu per satu ingin saya hapus, walaupun belum tentu menjadi putih, cukup abu2, mungkin itu cukup membuat usaha saya tidak begitu sia2.
Hati saya selalu menduga, selalu berprasangka, selalu menyangka, dan semua sangka itu berujung pada ketidak tenangan dalam hidup saya. Saya bertopeng. Saya tidak jauh lebih baik daripada para munafik itu. Saya menghujat, saya menyalahkan, tapi saya sangat benci ketika saya dihujat dan disalahkan. Saya merasa benar, walaupun belum tentu juga kebenaran itu berada dipihak saya.
Saya hanya manusia biasa. Itu pembelaan yang selalu saya kumandangkan ketika dunia menghakimi saya. Bukankah benar, jika manusia tidak ada yang tanpa dosa. Nabi saja pernah melakukan dosa, apalagi saya yang hanya manusia biasa.
No comments:
Post a Comment