Sunday, August 23, 2015

Apa kabarnya blog gue?????

Wow, ketinggalan jaman banget gue keknya, udah lama bertapa, rasanya jadi ogah-ogahan buka blog, padahal, jaman baheula kala, gue mah rajin banget ngeblog, bisa-bisa sehari sampe dua ato tiga kali kek mandi. Sekarang mah boro-boro sehari, seminggu, sebulan, aja gue kagak pernah buka ini blog. Biasanya gue kepoin tuh orang-orang. Cuma pengen ngeliat photo-photonya, pake baju keren apa lagi ya, cerita apa lagi ya, sekarang, haduh, tau deh, mungkin tingkat kepo gue menurun drastis kali ya. Tapi yasudahlahyah, ntar gue minum vitamin deh, biar kepo gue balik lagi tingkat dewa, eksis lagi deh gue, dengan cerita gue yang lebay melambai, yang dramatis abes, tapi yang gue ceritain itu beneran loh, emang begitu adanya. Intinya mah gue tulis di blog itu jujur dari hati gue yang pualing dualem, dan mungkin emang seharusnya begitu, secara blog tuh kek diary kedua gue, hoho..
Salaam..
Ntar gue balik lagi. Ntar nya kapan ga tau, tunggu aja. Ini gue mau buat lesson plan buat minggu depan gue ngajar. O, iya, sekarang gue dipanggil Bu Ari, bukan Mba Ayie lagi. Mudah-mudahan sih gue bisa jadi kek Bu Ari. FYI, kenalan gue ada yang namanya Bu Ari, baik banget orangnya, udah kaya, ga sombong, care banget sama gue, cantik, dan pokoknya keren banget deh, ya kali aja gitu gue juga bisa jadi kek Bu Ari, secara nama kan udah sama. Haha.. Aamiin..

Monday, February 23, 2015

I'm Back

Rasanya uda lama banget gue ga ngeblog. Uda berapa taun ya. Aduh, kangen banget gue sama temen2 blogger laennya yang suka kepoin gue. Tapi kontak mah tetep walopun lewat fesbuk. Kangen foto narsis, kangen curhat leboy, kangen apa yah, aduh banyak.
Rasanya banyak banget kisah hidup gue yang belom gue ceritain disini. Astaga, padahal dari awal gue buat blog, gue pengennya semua kisah hidup gue saban hari gue ceritain disini. Tapi sayang banget, mimpi gue kagak tercapai. Yasudahlahyah, mungkin next time, gue bakal lebih rajin ngurusin blog gue. Kalo masalah curhat2an mah tetep. Tapi di fesbuk. Aje gile wall gue jadi panjang gitu sampe yang baca pada pusing dah. Bodo. Ya lagian buka blog lewat hape kan pake quota, dan lagi kemana2 pakenya hape, boros. Wakaka.. Kondisi belom stabil kawan. Wakaaka..
Ga pada tau kan cerita idup gue yang aduhai. Dari mulai buka cateringan, jualan Mie Dragon, Mie Ayam Dekil, sampe sekarang gue jadi pengajar alias bahasa kerennya guru. Duh Gusti, amazing banget kisah idup gue. Gue mau belajar bahasa Inggris lagi ah sama si Pipih. Biar ntar gue ngeblognya pake English. Kan biar gue gaya gituh. Wakakaka.. Ya kemajuan dong ah. Masa pake English bisa diitung jari. Xixixi.. Tapi gue tetep bangga kok pake bahasa Indonesia. Udah ah. Kapan2 lanjut lagi. Gue mau ngerjain tugas dari Om Alex.
Salaam..

Monday, August 11, 2014

LeTTer to MaRshanDa

Halo Chacha. Begitu kan kamu biasa dipanggil? Kamu pasti tidak mengenal saya, tapi saya mengenalmu, bukan perkenalan seperti teman, tapi saya mengenalmu hanya sebatas karena kamu adalah seorang public figure yang sering muncul di televisi. Memang terlalu lancang jika saya yang tidak pernah bertatap muka denganmu kemudian menilaimu ini itu. Maaf, saya tidak ingin menilaimu, karena bukan hak saya untuk memberimu sebuah nilai. Jika tidak keberatan, bolehkan jika saya berbagi cerita kepadamu.
Saya tidak begitu mempermasalahkan keputusanmu untuk melepas kembali hijabmu, itu hak mu, untuk memilih apa yang pantas dan yang tidak pantas untuk dilakukan seorang public figure. Tapi jujur, kamu terlihat lebih hebat ketika mengenakan hijabmu. Walaupun saya belum berhijab, tapi saya sempat kagum, ketika melihatmu memutuskan memakai hijab. Dan ketika melihat pemberitaan di televisi kamu melepas hijabmu, saya sedikit menyayangkan, kamu seorang motivator, saya hanya berpikir, mungkin kadang seorang motivator yang bisa memotivator orang lain pun belum tentu bisa memotivator dirinya sendiri. Kemudian saya melupakan pemberitaan tentangmu. Tetapi kemudian muncul pemberitaan tentang kamu menggugat ibu kandungmu, saya hanya berpikir sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan. Saya memang tidak tahu seberat apa dan serumit apa permasalahanmu dengan ibumu, tapi percayalah pada saya, saya dan setiap anak perempuan lainnya pasti pernah mempunyai konflik dengan ibu, ya, dengan ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita ke dunia. Tidak peduli besar kecilnya konflik itu. Dulu saya bahkan sempat berkata dalam hati, lebih baik ibu mati saja, dan setelah itu saya menangis semalaman menyesali perkataan saya itu. Saya menangis pada Tuhan agar Dia mengabaikan perkataan saya, karena kata adalah doa, saya takut jika kata saya menjadi doa untuk ibu saya. Kamu seharusnya bersyukur karena kamu masih mempunyai ibu, yang rela memgantarkan kue ulang tahun ke apartemenmu, apapun motifnya, setidaknya kamu masih bisa memandang wajahnya, percayalah, semuak apapun kamu pada ibumu, suatu saat kamu pasti akan merindukannya. Saat Tuhan sudah menginginkan ibumu untuk pulang, dan kamu bahkan tidak bisa melihat wajahnya. Karena saya begitu, ibu saya sudah meninggal Januari yang lalu, dan saat itu, saya bahkan rela membagi jatah usia saya agar ibu saya hidup kembali. Saya berdoa saya rela menukarkan apapun yang saya punya, kebahagiaan saya, keberuntungan saya, semuanya, agar ibu saya kembali hidup. Saya menyesal, karena pernah menjadi anak yang durhaka. Dan penyesalan rasanya amat menyakitkan. Saya bukan mengguruimu, saya hanya berbagi pengalaman saya padamu, agar kamu tidak menjadi seorang anak durhaka yang penuh sesal ketika ibumu sudah pulang kepada-Nya. Bicaralah dengan ibumu, sekejam2nya seorang ibu, dia pasti punya belas kasih untuk anaknya. Bukankah kamu sudah menjadi ibu untuk putri kecilmu. Cobalah bayangkan jika kamu ada di posisi ibumu sedangkan putri kecilmu yang kamu kasihi berlaku sepertimu. Kamu bisa bayangkan kan sakitnya seperti apa?
Salaam..
Semoga selalu diberkahilah kita semua..

Tuesday, July 29, 2014

LoVe LikE CoffEe

Ada yang bilang kalo cinta itu seperti kopi. Pahit dan manis. Apa ga ada perumpaman lainnya. Kenapa harus kopi. Masalahnya gue ga bisa dan ga tahan minum kopi. Dan kalo dipaksa pasti muntah dan berantakan rasanya. Makanya gue agak anti sama kopi. Kalopun ditawarin, paling juga sedikit, abis itu udah, dan siap2 dengan segala rasa berantakan yang akan menyerang.
Kalo cinta seperti kopi dihidup gue, berarti gue ga tahan sama yang namanya cinta dong. Berarti kalopun gue paksa, hidup gue dong yang berantakan. Apa ga ada perumpamaan yang lebih baik daripada kopi. Gue suka kopi, baunya, rasanya, cuma gue juga harus bisa nahan keinginan gue buat minum kopi. Masa iya gue juga harus nahan cinta gue. Seperti gue mesti nahan ga minum kopi.
Sebenernya postingan gue ga jelas banget ya. Yasudahlahyah, emang gue lagi ga jelas sekarang.
Pertanyaannya..
1. Semakin cinta, sampai2 takut kehilangan
2. Perlahan ingin melepaskan, kamuflase
Ga nyambung banget sama judul postingannya. Hedeh.. Harap makkum lah yaah.

Saturday, July 26, 2014

Just..

Aku selalu memimpikan akan selamanya bersama ibu. Walaupun mungkin pada kenyataannya waktuku lebih banyak kuhabiskan untuk bekerja, berkumpul bersama teman-temanku, untuk menyendiri di kamar bersama tumpukan bukuku. Aku sudah membuat ibu kesepian. Aku seringkali membuatnya menghabiskan sisa waktunya sendirian. Aku suka bercerita pada ibu, menceritakan semua kisahku di sela-sela kebersamaanku dengan ibu. Menumpahkan kekesalanku, menceritakan berbunga-bunganya hatiku, mengisahkan semua mimpiku, kemudian kami bermimpi dan berandai-andai bersama. Dan sekarang aku sangat merindukan waktu itu. Tapi sayangnya semua itu sudah tidak mungkin terjadi. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Dan aku sangat menyesal tidak mengahabiskan waktuku lebih banyak bersama ibuku. Aku terlalu yakin Tuhan mendengar doaku agar ibu selalu bersamaku. Dan ternyata, Tuhan memanggil ibu lebih cepat dari keinginanku. Lalu aku bisa apa untuk menghilangkan penyesalanku? Memohon sampai menangis darahpun tidak akan mengembalikan ibuku. Aku selalu berandai2 ibu akan terus menjagaku, selalu disampingku dalam segala suasana. Aku bermimpi ibu akan membantu mengurus pernikahanku, kemudian berfoto bersama, kemudian menemaniku saat aku mengandung, yang mengajariku berbagai hal agar kandunganku baik-baik saja, yang akan disampingku ketika aku melahirkan nanti, yang akan membantuku merawat anak-anakku, yang akan menenangkanku saat aku dalam emosi yang tidak terkendali, yang bersedia menangis bersamaku ketika hatiku terluka. Aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan umur yang panjang untuk ibuku. Tapi pada akhirnya Tuhan memanggilnya secepatnya ini. Aku bisa apa tanpa ibu? Sampai sekarang aku memastikan semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi kenapa aku merasa aku tidak akan pernah baik-baik saja? Dimana letak kesalahan itu? Lalu aku harus yang bagaimana?
Rasanya menyesakkan sekali  melihat anak-anak lain masih bersma orang tua yang lengkap. Sedangkan aku? Aku sudah menjadi menjadi yatim piatu. Dosakah aku jika aku membandingkan hidupku? Apakah rasa syukurku sudah berkurang? Banyak anak-anak lain yang mungkin lebih durhaka pada orang tuanya, tapi Tuhan masih mengijinkan mereka untuk tetap bersama orang tua mereka, apakah aku lebih durhaka daripada mereka sehingga Tuhan pun tidak mengijinkan aku lebih lama bersama mereka? Apa aku selalu menyakiti mereka hingga akhirnya Tuhan memutuskan untuk membahagiakan orang tuaku daripada mereka harus bersamaku?
Aku bersyukur masih ada Bapak yang mau merawatku, mandhung yang mau menjagaku, lalu bisa apa aku jika Tuhan mengambil mereka dari sisiku. Lalu aku bisa apa? Lalu aku akan menjadi manusia hancur seperti yang bagaimana lagi? Aku terus merapalkan doa agar Tuhan tetap mengijinkan mereka disisiku, bersmaku, tapi bagaimana jika rapalan doaku tidak bisa juga membuat Tuhan memberikan waktu yang lebih lama dari keinginanku.
Mungkin aku terlalu berburuk sangka pada Tuhanku. Semoga Dia selalu memberikan pengampunan-Nya padaku, selalu memberi pengertian-Nya padaku bahwa rencana-Nya senantiasa indah dan baik untukku. Semoga Tuhan selalu menenangkan hatiku bahwa semua kesakitan, kehilangan, dan kesedihanku adalah cara-Nya untuk membuatku lebih kuat. Dan benar-benar kuat. Karena tanpa bantuan-Nya aku bisa apa, semoga Dia mengokohkan hatiku untuk tidak mudah rapuh, karena sekarang aku merasa aku bukanlah wanita yang tegar dan kuat, aku hanya wanita rapuh dan pesakitan yang berkedok wanita ceria dan baik-baik saja.
Banyak yang pergi, aku berharap banyak juga yang datang. Aku kehilangan bapak, dan Tuhan , mengirimkan bapak yang bgitu baik padaku. Aku kehilangan ibuku, dan suatu saat aku berharap, aku mempunyai ibu yang baik seperti ibuku. Walaupun ibu mertua, tapi aku berharap beliau bisa menjadi layaknya ibu, hingga kata mertua tidak akan tersebut disana, hanya ibu, ya ibu, yang mau mengasihiku seperti beliau mengasihi putrinya sendiri, yang mau menganggapku menjadi bagian darinya, bukan hanya sebagai menantu, yang mau menggengam tanganku ketika aku terpuruk, yang mau memelukku dan mengatakan semua pasti akan baik-baik saja seperti yang selalu ibuku lakukan. Aku berdoa, bahkan sangat memohon pada Tuhan agar aku mempunyai ibu yang seperti itu. Ibu yang perhatian padaku, yang tidak membandingkan aku dengan putrinya yang lain karena sudah jelas kami berbeda dan tidak akan pernah sama, yang mau menerimaku apa adanya dan dengan tangan terbuka. Ibu yang mau melewatkan waktunya bersamaku tanpa ada batas antara kita sebagai orang lain, karena akupun tahu diri akan posisiku yang sebagai anaknya dan akan selalu menghormatinya. Dan semoga Tuhan berkenan dengan doaku. Aamiin..

Thursday, July 3, 2014

I Love Heena

I love body painting, especially Heena. Heena make my body look artistic. Because it's impossible for me to make a tattoo. Its so scared to me, when i see a needle drawn my skin and blood over my body. But, i like Heena . Its a kind of temporary tattoo. Heena didnt use a needle, so it can't hurt my skin. Beside that, if we want to change a pattern,its so easy to erease that. That's my new heena on those pict. I make this three days
 ago when i visiting a traditional event on my town. Now, i'm still looking for a brand new pattern to change that, so, it's always look different in every week.

Supported by Miella Heena Art
Talent : Ariyani Satria
Make-up : Ariyani Satria
Taken by : Ninot Artria
Outfit : Ricky Satria's




Thursday, June 19, 2014

It's AboUt mE


Jadi setelah sekian lama gue ga eksis di dunia perblogan, gue mencoba peruntungan gue biarisa eksis plus narsis disini. Hoho.. Ceritanya nih ya, gue lagi demen gambar2 geje gitu di aplikasi hape gue, namanya si Ninot. Kek di atas gt deh. Seru banget. Apalagi buat manusia yang tangannya usil kek gue dan ga bisa diem.
Itu koleksi sepatu gue. Uda berkali-kali deh kayaknya gue ngomong kalo gue sukaaaaaaa banget sama yang namanya sepatu, apalagi pumps, heels. Astagaaa, mimpi gue pengen punya ber-rak-rak sepatu. Tapi pusing juga. Masalahnya siapa yang bersihin. Gue ga pinter bersih2in begituan. Dulu jaman ibu masih ada, ibu yang suka bersihin sepatu2 gue. Kalo ga salah sih, dilap pake kain basah, terus dilap lagi pake yang kering. Aduh, gue mana sabar. Jadinya langsung aja tu sepatu2 gue rendem di aer sabun cuci. Gue sikat dah. Saking hebohnya sampe pada lecet itu sepatu. Dan parahnya lagi. Ada bintik2 itemnya. Ampuun deh. Bintik disini lucu, tapi disepatuku engga.#sayangiklan Yaah, seenganya gue masih ada usaha lah yah, yang penting gue uda ada niat bersihin.
Lanjut ya, itu salah satu buku gue. Hadiah dari Utin. Bagus banget ceritanya. Seenganya gue bisa bayangin oh tempat2 di luar negri begini ya. Secara ye bo, gue beyum pernah kesono. Wkwkwk.. Maonya sih buat mini perpus, cuma kalo ga kesampean yasudahlahyah. Moga2 aja anak cucu gue ada yang bisa. Aamiin. Buat bapak2 calon presiden. Pak Jojo ato  Pak Pra. Tolong dong pak, siapapun yang jadi presiden diantara kalian, tolong buat taman bacaan gitu di tiap kota. Budayakan membaca. Karena dengan membaca berarti kita udah membuka jendela dunia. Aamiin. Moga salah satu atau semuanya deh baca postingan gue ini.
Yang dekil itu sepatu gue. Keknya tak terganti deh. Walopun uda ga jelas begitu, uda dekilnya ampun2an, kemana2 gue selalu pake. Sampe ibu kadang kekeuh ga mau pergi daripada ngeliat gue ga mau ganti sama sepatu yang lebih layak. Dan sekarang, si mimo jadi penerusnya. Bawel banget dia kalo gue pake tu sepatu. Parahnya lagi mo diumpetin gitu biar gue ga bisa pake. Hedeeh. Ya gimana dong. Namanya juga suka, dekil begitu juga masih gue pake kemana2. Pada ilfil kali yang ngeliat. Wkwk..
Kalo warna, gue sukanya pink, ungu, sama tosca. Apalagi pink. Bisa sukaa bnget. Mimo aja sampe pusing klo ngeliat gue pake baju pink, jam tangan pink, sepatu pink, kondom hape pink, dompet pink. Cuma bisa geleng2 dia.
Abis itu, gue suka sama pelangi. Dulu cita-citanya pengen kasih nama ke anak gue Pelangi. Cuma gue uda nemu nama yang lebih cucok dari itu. Jadi ya ga jadi. Xixixi.. Pelangi tuh lambang keindahan dan kebahagiaan kalo menurut gue. Bayangin aja. Abis ujan, gelap, eh, ada pelangi. Ga suram lagi deh.
Teruuus, gue suka kupu2. Jaman masih kecil demen banget gue berburu kupu2. Gue tangkep tuh pake plastik yang ditali diujung ranting pohon. Begitu dapet, gue masukin ke kantong plastik yang uda dilobangin. Eh ampun deh, dimaem miong dong. Hedeh ibu gue ngomel deh.  Terus gue pinteran dikit, biar ga kecolongan lagi, gue masukin tuh kupu2 hasil tangkepan gue ke tempat pensil. Eh malah kupunya pada semapot ato mati ya. Ah, tau deh. Ujungnya gue hibahin juga ke si miong. Kalo sekarang mah uda insyaf. Uda ga berburu kupu lagi. Cuma menikmati dari kejauhan aja. Lagian rela banget panas2an nyari kupu. Lha mending gue bobomania. Wkwkw..
Wedew... Uda panjang nih ceritanya. Udah aah. Besok gue samboooong lagi. Tenang. Salaam.