Monday, August 11, 2014

LeTTer to MaRshanDa

Halo Chacha. Begitu kan kamu biasa dipanggil? Kamu pasti tidak mengenal saya, tapi saya mengenalmu, bukan perkenalan seperti teman, tapi saya mengenalmu hanya sebatas karena kamu adalah seorang public figure yang sering muncul di televisi. Memang terlalu lancang jika saya yang tidak pernah bertatap muka denganmu kemudian menilaimu ini itu. Maaf, saya tidak ingin menilaimu, karena bukan hak saya untuk memberimu sebuah nilai. Jika tidak keberatan, bolehkan jika saya berbagi cerita kepadamu.
Saya tidak begitu mempermasalahkan keputusanmu untuk melepas kembali hijabmu, itu hak mu, untuk memilih apa yang pantas dan yang tidak pantas untuk dilakukan seorang public figure. Tapi jujur, kamu terlihat lebih hebat ketika mengenakan hijabmu. Walaupun saya belum berhijab, tapi saya sempat kagum, ketika melihatmu memutuskan memakai hijab. Dan ketika melihat pemberitaan di televisi kamu melepas hijabmu, saya sedikit menyayangkan, kamu seorang motivator, saya hanya berpikir, mungkin kadang seorang motivator yang bisa memotivator orang lain pun belum tentu bisa memotivator dirinya sendiri. Kemudian saya melupakan pemberitaan tentangmu. Tetapi kemudian muncul pemberitaan tentang kamu menggugat ibu kandungmu, saya hanya berpikir sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan. Saya memang tidak tahu seberat apa dan serumit apa permasalahanmu dengan ibumu, tapi percayalah pada saya, saya dan setiap anak perempuan lainnya pasti pernah mempunyai konflik dengan ibu, ya, dengan ibu yang rela mempertaruhkan nyawanya untuk melahirkan kita ke dunia. Tidak peduli besar kecilnya konflik itu. Dulu saya bahkan sempat berkata dalam hati, lebih baik ibu mati saja, dan setelah itu saya menangis semalaman menyesali perkataan saya itu. Saya menangis pada Tuhan agar Dia mengabaikan perkataan saya, karena kata adalah doa, saya takut jika kata saya menjadi doa untuk ibu saya. Kamu seharusnya bersyukur karena kamu masih mempunyai ibu, yang rela memgantarkan kue ulang tahun ke apartemenmu, apapun motifnya, setidaknya kamu masih bisa memandang wajahnya, percayalah, semuak apapun kamu pada ibumu, suatu saat kamu pasti akan merindukannya. Saat Tuhan sudah menginginkan ibumu untuk pulang, dan kamu bahkan tidak bisa melihat wajahnya. Karena saya begitu, ibu saya sudah meninggal Januari yang lalu, dan saat itu, saya bahkan rela membagi jatah usia saya agar ibu saya hidup kembali. Saya berdoa saya rela menukarkan apapun yang saya punya, kebahagiaan saya, keberuntungan saya, semuanya, agar ibu saya kembali hidup. Saya menyesal, karena pernah menjadi anak yang durhaka. Dan penyesalan rasanya amat menyakitkan. Saya bukan mengguruimu, saya hanya berbagi pengalaman saya padamu, agar kamu tidak menjadi seorang anak durhaka yang penuh sesal ketika ibumu sudah pulang kepada-Nya. Bicaralah dengan ibumu, sekejam2nya seorang ibu, dia pasti punya belas kasih untuk anaknya. Bukankah kamu sudah menjadi ibu untuk putri kecilmu. Cobalah bayangkan jika kamu ada di posisi ibumu sedangkan putri kecilmu yang kamu kasihi berlaku sepertimu. Kamu bisa bayangkan kan sakitnya seperti apa?
Salaam..
Semoga selalu diberkahilah kita semua..

Tuesday, July 29, 2014

LoVe LikE CoffEe

Ada yang bilang kalo cinta itu seperti kopi. Pahit dan manis. Apa ga ada perumpaman lainnya. Kenapa harus kopi. Masalahnya gue ga bisa dan ga tahan minum kopi. Dan kalo dipaksa pasti muntah dan berantakan rasanya. Makanya gue agak anti sama kopi. Kalopun ditawarin, paling juga sedikit, abis itu udah, dan siap2 dengan segala rasa berantakan yang akan menyerang.
Kalo cinta seperti kopi dihidup gue, berarti gue ga tahan sama yang namanya cinta dong. Berarti kalopun gue paksa, hidup gue dong yang berantakan. Apa ga ada perumpamaan yang lebih baik daripada kopi. Gue suka kopi, baunya, rasanya, cuma gue juga harus bisa nahan keinginan gue buat minum kopi. Masa iya gue juga harus nahan cinta gue. Seperti gue mesti nahan ga minum kopi.
Sebenernya postingan gue ga jelas banget ya. Yasudahlahyah, emang gue lagi ga jelas sekarang.
Pertanyaannya..
1. Semakin cinta, sampai2 takut kehilangan
2. Perlahan ingin melepaskan, kamuflase
Ga nyambung banget sama judul postingannya. Hedeh.. Harap makkum lah yaah.

Saturday, July 26, 2014

Just..

Aku selalu memimpikan akan selamanya bersama ibu. Walaupun mungkin pada kenyataannya waktuku lebih banyak kuhabiskan untuk bekerja, berkumpul bersama teman-temanku, untuk menyendiri di kamar bersama tumpukan bukuku. Aku sudah membuat ibu kesepian. Aku seringkali membuatnya menghabiskan sisa waktunya sendirian. Aku suka bercerita pada ibu, menceritakan semua kisahku di sela-sela kebersamaanku dengan ibu. Menumpahkan kekesalanku, menceritakan berbunga-bunganya hatiku, mengisahkan semua mimpiku, kemudian kami bermimpi dan berandai-andai bersama. Dan sekarang aku sangat merindukan waktu itu. Tapi sayangnya semua itu sudah tidak mungkin terjadi. Penyesalan memang selalu datang terlambat. Dan aku sangat menyesal tidak mengahabiskan waktuku lebih banyak bersama ibuku. Aku terlalu yakin Tuhan mendengar doaku agar ibu selalu bersamaku. Dan ternyata, Tuhan memanggil ibu lebih cepat dari keinginanku. Lalu aku bisa apa untuk menghilangkan penyesalanku? Memohon sampai menangis darahpun tidak akan mengembalikan ibuku. Aku selalu berandai2 ibu akan terus menjagaku, selalu disampingku dalam segala suasana. Aku bermimpi ibu akan membantu mengurus pernikahanku, kemudian berfoto bersama, kemudian menemaniku saat aku mengandung, yang mengajariku berbagai hal agar kandunganku baik-baik saja, yang akan disampingku ketika aku melahirkan nanti, yang akan membantuku merawat anak-anakku, yang akan menenangkanku saat aku dalam emosi yang tidak terkendali, yang bersedia menangis bersamaku ketika hatiku terluka. Aku selalu berdoa agar Tuhan memberikan umur yang panjang untuk ibuku. Tapi pada akhirnya Tuhan memanggilnya secepatnya ini. Aku bisa apa tanpa ibu? Sampai sekarang aku memastikan semuanya terlihat baik-baik saja. Tapi kenapa aku merasa aku tidak akan pernah baik-baik saja? Dimana letak kesalahan itu? Lalu aku harus yang bagaimana?
Rasanya menyesakkan sekali  melihat anak-anak lain masih bersma orang tua yang lengkap. Sedangkan aku? Aku sudah menjadi menjadi yatim piatu. Dosakah aku jika aku membandingkan hidupku? Apakah rasa syukurku sudah berkurang? Banyak anak-anak lain yang mungkin lebih durhaka pada orang tuanya, tapi Tuhan masih mengijinkan mereka untuk tetap bersama orang tua mereka, apakah aku lebih durhaka daripada mereka sehingga Tuhan pun tidak mengijinkan aku lebih lama bersama mereka? Apa aku selalu menyakiti mereka hingga akhirnya Tuhan memutuskan untuk membahagiakan orang tuaku daripada mereka harus bersamaku?
Aku bersyukur masih ada Bapak yang mau merawatku, mandhung yang mau menjagaku, lalu bisa apa aku jika Tuhan mengambil mereka dari sisiku. Lalu aku bisa apa? Lalu aku akan menjadi manusia hancur seperti yang bagaimana lagi? Aku terus merapalkan doa agar Tuhan tetap mengijinkan mereka disisiku, bersmaku, tapi bagaimana jika rapalan doaku tidak bisa juga membuat Tuhan memberikan waktu yang lebih lama dari keinginanku.
Mungkin aku terlalu berburuk sangka pada Tuhanku. Semoga Dia selalu memberikan pengampunan-Nya padaku, selalu memberi pengertian-Nya padaku bahwa rencana-Nya senantiasa indah dan baik untukku. Semoga Tuhan selalu menenangkan hatiku bahwa semua kesakitan, kehilangan, dan kesedihanku adalah cara-Nya untuk membuatku lebih kuat. Dan benar-benar kuat. Karena tanpa bantuan-Nya aku bisa apa, semoga Dia mengokohkan hatiku untuk tidak mudah rapuh, karena sekarang aku merasa aku bukanlah wanita yang tegar dan kuat, aku hanya wanita rapuh dan pesakitan yang berkedok wanita ceria dan baik-baik saja.
Banyak yang pergi, aku berharap banyak juga yang datang. Aku kehilangan bapak, dan Tuhan , mengirimkan bapak yang bgitu baik padaku. Aku kehilangan ibuku, dan suatu saat aku berharap, aku mempunyai ibu yang baik seperti ibuku. Walaupun ibu mertua, tapi aku berharap beliau bisa menjadi layaknya ibu, hingga kata mertua tidak akan tersebut disana, hanya ibu, ya ibu, yang mau mengasihiku seperti beliau mengasihi putrinya sendiri, yang mau menganggapku menjadi bagian darinya, bukan hanya sebagai menantu, yang mau menggengam tanganku ketika aku terpuruk, yang mau memelukku dan mengatakan semua pasti akan baik-baik saja seperti yang selalu ibuku lakukan. Aku berdoa, bahkan sangat memohon pada Tuhan agar aku mempunyai ibu yang seperti itu. Ibu yang perhatian padaku, yang tidak membandingkan aku dengan putrinya yang lain karena sudah jelas kami berbeda dan tidak akan pernah sama, yang mau menerimaku apa adanya dan dengan tangan terbuka. Ibu yang mau melewatkan waktunya bersamaku tanpa ada batas antara kita sebagai orang lain, karena akupun tahu diri akan posisiku yang sebagai anaknya dan akan selalu menghormatinya. Dan semoga Tuhan berkenan dengan doaku. Aamiin..

Thursday, July 3, 2014

I Love Heena

I love body painting, especially Heena. Heena make my body look artistic. Because it's impossible for me to make a tattoo. Its so scared to me, when i see a needle drawn my skin and blood over my body. But, i like Heena . Its a kind of temporary tattoo. Heena didnt use a needle, so it can't hurt my skin. Beside that, if we want to change a pattern,its so easy to erease that. That's my new heena on those pict. I make this three days
 ago when i visiting a traditional event on my town. Now, i'm still looking for a brand new pattern to change that, so, it's always look different in every week.

Supported by Miella Heena Art
Talent : Ariyani Satria
Make-up : Ariyani Satria
Taken by : Ninot Artria
Outfit : Ricky Satria's




Thursday, June 19, 2014

It's AboUt mE


Jadi setelah sekian lama gue ga eksis di dunia perblogan, gue mencoba peruntungan gue biarisa eksis plus narsis disini. Hoho.. Ceritanya nih ya, gue lagi demen gambar2 geje gitu di aplikasi hape gue, namanya si Ninot. Kek di atas gt deh. Seru banget. Apalagi buat manusia yang tangannya usil kek gue dan ga bisa diem.
Itu koleksi sepatu gue. Uda berkali-kali deh kayaknya gue ngomong kalo gue sukaaaaaaa banget sama yang namanya sepatu, apalagi pumps, heels. Astagaaa, mimpi gue pengen punya ber-rak-rak sepatu. Tapi pusing juga. Masalahnya siapa yang bersihin. Gue ga pinter bersih2in begituan. Dulu jaman ibu masih ada, ibu yang suka bersihin sepatu2 gue. Kalo ga salah sih, dilap pake kain basah, terus dilap lagi pake yang kering. Aduh, gue mana sabar. Jadinya langsung aja tu sepatu2 gue rendem di aer sabun cuci. Gue sikat dah. Saking hebohnya sampe pada lecet itu sepatu. Dan parahnya lagi. Ada bintik2 itemnya. Ampuun deh. Bintik disini lucu, tapi disepatuku engga.#sayangiklan Yaah, seenganya gue masih ada usaha lah yah, yang penting gue uda ada niat bersihin.
Lanjut ya, itu salah satu buku gue. Hadiah dari Utin. Bagus banget ceritanya. Seenganya gue bisa bayangin oh tempat2 di luar negri begini ya. Secara ye bo, gue beyum pernah kesono. Wkwkwk.. Maonya sih buat mini perpus, cuma kalo ga kesampean yasudahlahyah. Moga2 aja anak cucu gue ada yang bisa. Aamiin. Buat bapak2 calon presiden. Pak Jojo ato  Pak Pra. Tolong dong pak, siapapun yang jadi presiden diantara kalian, tolong buat taman bacaan gitu di tiap kota. Budayakan membaca. Karena dengan membaca berarti kita udah membuka jendela dunia. Aamiin. Moga salah satu atau semuanya deh baca postingan gue ini.
Yang dekil itu sepatu gue. Keknya tak terganti deh. Walopun uda ga jelas begitu, uda dekilnya ampun2an, kemana2 gue selalu pake. Sampe ibu kadang kekeuh ga mau pergi daripada ngeliat gue ga mau ganti sama sepatu yang lebih layak. Dan sekarang, si mimo jadi penerusnya. Bawel banget dia kalo gue pake tu sepatu. Parahnya lagi mo diumpetin gitu biar gue ga bisa pake. Hedeeh. Ya gimana dong. Namanya juga suka, dekil begitu juga masih gue pake kemana2. Pada ilfil kali yang ngeliat. Wkwk..
Kalo warna, gue sukanya pink, ungu, sama tosca. Apalagi pink. Bisa sukaa bnget. Mimo aja sampe pusing klo ngeliat gue pake baju pink, jam tangan pink, sepatu pink, kondom hape pink, dompet pink. Cuma bisa geleng2 dia.
Abis itu, gue suka sama pelangi. Dulu cita-citanya pengen kasih nama ke anak gue Pelangi. Cuma gue uda nemu nama yang lebih cucok dari itu. Jadi ya ga jadi. Xixixi.. Pelangi tuh lambang keindahan dan kebahagiaan kalo menurut gue. Bayangin aja. Abis ujan, gelap, eh, ada pelangi. Ga suram lagi deh.
Teruuus, gue suka kupu2. Jaman masih kecil demen banget gue berburu kupu2. Gue tangkep tuh pake plastik yang ditali diujung ranting pohon. Begitu dapet, gue masukin ke kantong plastik yang uda dilobangin. Eh ampun deh, dimaem miong dong. Hedeh ibu gue ngomel deh.  Terus gue pinteran dikit, biar ga kecolongan lagi, gue masukin tuh kupu2 hasil tangkepan gue ke tempat pensil. Eh malah kupunya pada semapot ato mati ya. Ah, tau deh. Ujungnya gue hibahin juga ke si miong. Kalo sekarang mah uda insyaf. Uda ga berburu kupu lagi. Cuma menikmati dari kejauhan aja. Lagian rela banget panas2an nyari kupu. Lha mending gue bobomania. Wkwkw..
Wedew... Uda panjang nih ceritanya. Udah aah. Besok gue samboooong lagi. Tenang. Salaam.

Tuesday, June 10, 2014

I'm BacK aGaiN

Halooo.. Gue nongol lagi. Setelah postingan terakhir yang gue buat di hari ultah gue. Astaga udah 4 bulanan ya gue ga ngutak ngutik blog gue. Waktu terlama dan gue ga mau nambahin jadi semakin lama. Dimana lagi coba gue mo curhat selaen disini. Hahaha.. Kemaren2 mah curhatnya di fb. Sekarang, aku kembaliiiii..
4 bulan ini banyak banget cerita yang mungkin kalo gue tulis disini 7 hari 7 malem ga akan kelar kali ya. Wew.. Yaudah, kita mulai dari awal lagi. Cerita yang kemaren biar kesimpen di otak gue aja. Syukur kalo gue masih inget, kalo engga yaudah, seenganya gue udah pernah mengalaminya. Semangaaat ngeblog lagiii. Hore.. Mmm kayaknya segini aja dulu deh. Rasanya kagok juga setelah sekian lamaaaa ga begini. Terima kasih blog ku karena sudah menerimaku kembali padamu. Hahaha..
Salaam..

Thursday, February 27, 2014

I'm 25 yo..

Hari ini, genap seperempat abad saya menikmati indahnya dunia ini. Banyak sekali ucapan dan doa yang diberikan untuk saya. Saya terharu sekali. Tuhan menyiapkan orang-orang yang begitu perhatian kepada saya. Mungkin banyak yang berpikir, memberi ucapan adahal hal yang sangat sepele, tapi itu jelas sangat berarti untuk saya. Setidaknya saya masih mempunyai tempat di hati mereka, saya masih melekat dalam pikiran mereka. Saya bahagia. Terima kasih..
Pagi tadi, bapak orang pertama yang saya temui. Beliau langsung memeluk dan mencium pipi saya, kemudian memberi ucapan selamat kepada saya. Selamat ulang tahun nona, bapak selalu berdoa untuk kebaikan nona, maaf bapak tidak bisa memberi kado apa-apa. Adakah yang lebih bahagia daripada doa seorang bapak? Terima kasih kepada bapak saya, Benny Holle, yang selalu mendampingi saya, disaat-saat tersulit saya. Saya sangat bersyukur Tuhan mengirimkan bapak untuk menjadi malaikat pelindung saya.
Kemudian, adik saya, Ardiansyah memberi ucapan kepada saya. Selamat ulang tahun mba. Mba minta kado apa? Saya hanya bisa berkata, saya tidak mengharapkan kado apa-apa. Tapi dalam hati, saya berdoa kepada Tuhan. Tuhanku, hari ini saya berulang tahun, bolehkah saya meminta kado pada-Mu? Saya mohon jagalah, sayangilah, dan berkahilah adik dan bapak saya, lebih berkali lipat dari apa yang telah Kau lakukan padaku. Tolong kabulkan Tuhan. Itu akan menjadi kado yang paling indah untuk saya.
Ini adalah ulang tahun pertama saya tanpa ibu. Tidak ada pelukan, ciuman, ucapan, dan masakan lezat hari ini. Tapi sekilas, saya seperti melihat ibu tersenyum pada saya. Saya tahu, itu hanyalah sebuah ilusi. Saya bahagia, setidaknya ilusi itu datang di hari ulang tahun saya. Terima kasih ibu, sudah melahirkan aku ke dunia ini. Terima kasih sudah membesarkan dan merawat saya dengan sepenuh hati hingga saya menjadi seperti sekarang.
Banyak kisah dalam hidup saya. Yang lalu biarlah menjadi sebuah buku, yang bisa dibuka kapan saja, baik buruknya kisah didalamnya, semoga tidak membuat saya berputus asa, berkecil hati, menyesal, dan terpuruk. Semoga saya bisa menjadi manusia yang lebih baik lagi daripada sekarang. Semoga semua yng pernah saya lalui bisa menjadi sebuah pengalaman dan pengajaran yang baik untuk kelanjutan hidup saya. Aamiin..
Salaam..

Tuesday, February 25, 2014

CompLicatEd

Kita tidak pernah menduga apa yang Tuhan rencanakan untuk kita. Menerka, apa yang akan terjadi 5 menit kemudian saja, sepertinya kita juga tidak akan mampu, kecuali Tuhan memang mengizinkannya, dan saya rasa tidak sembarang orang mendapatkan kepercayaan seperti itu.
Tanggal 24 kemarin, seseorang menyatakan keseriusannya pada saya. Namanya Ricky. Sebetulnya kami belum lama berteman. Saya dihubungkan dengan dia karena kami mempunyai kegemaran yang sama, main di terminal, melihat bus dari berbagai PO, gemar touring. Saya juga tidak tahu apa yang Tuhan rencanakan dengan mengirimkan dia ke dalam hidup saya. Karena waktu yang teramat singkat ini justru membuatnya menyatakan keseriusannya. Dan itu tidak hanya pada saya, tapi juga pada Bapak.
Saya tidak tahu perasaan apa yang ada di dalam hati saya. Jujur semuanya masih tumpang tindih. Saya tidak tahu apakah saya bahagia, sedih, bimbang, khawatir, takut, bingung atau apalah itu namanya. Semuanya terlalu tiba-tiba untuk saya. Semuanya. Seharusnya hati saya sudah harus terbiasa dengan sesuatu yang tiba-tiba, tapi sayangnya hati saya justru semakin lemah menyatakan kesiapannya.
Saya senang dan terharu karena dia begitu bernyali untuk langsung meminta izin pada Bapak. Dan dalam hidup saya, jujur, baru dia yang berani seperti itu. Tapi rasanya terlalu aneh untuk dijelaskan. Dan dia juga tidak bisa memberikan alasannya, mengapa dia merasa yakin pada pilihannya, yaitu saya. Banyak hal yang mungkin tidak harus disertai alasan dan penjelasan. Baiklah..
Saya tidak menyangka dia akan seserius itu pada saya. Saya sudah mengungkapkan apa yang menjadi ganjalan hati saya, saya terbuka padanya, tentang diri saya, tentang keluarga saya, saya tidak mau ada yang ditutupi, karena saya ingin membangun hubungan yang serius dengan alas keterbukaan. Saya berharap dia berpikir ulang tentang keinginannya. Karena saya merasa, menjalani hubungan dengan saya dalam kondisi seperti ini hanya akan membuatnya terbebani. Tapi dia tetap pada tekadnya. Dia sudah siap dengan semua resikonya. Yasudah, mau bagaimana lagi. Dia juga sudah berani menghadap Bapak.
Sulit rasanya untuk membuka hati setelah sekian lama hati saya tertutup pada satu nama. Hanya saja, saya berpikir, mau sampai kapan seperti itu. Saya juga berhak mendapatkan cinta, kasih sayang, dan perhatian dari seorang pria.
Belum ada debaran dalam hati saya. Rasanya biasa saja. Saya tidak berkeringat dingin ketika dia menyatakan keseriusannya, saya tidak salah tingkah, jantung saya juga masih berdetak dengan normal, saya tidak bersikap seperti orang yang linglung, dan saya belum merasakan adanya desiran dalam hati saya.
Jujur, saya belum jatuh cinta kepadanya. Saya hanya sebatas suka. Sudah, itu saja. Mungkin dia akan sedikit terluka ketika membaca postingan saya ini. Saya minta maaf. Memang begitu adanya.
Saya juga minta maaf pada pria-pria hebat yang mau menyelipkan nama saya dihati kalian. Maafkan saya. Tetaplah menjadi orang-orang yang berarti dalam hidup saya. Saya menyayangi kalian dalam kadar yang berbeda dan semestinya. Kalian tetap menjadi bagian dari hati dan hidup saya. Terima kasih sudah menyediakan hati kalian untuk saya. Terima kasih.
Saya selalu mencoba untuk menjaga hati orang-orang di sekeliling saya. Saya hanya bisa minta maaf, jika mungkin apa yang saya lakukan justru menambah sakit hati, kekecewaan, atau kesedihan. Saya juga ingin menjaga hati saya sendiri. Karena rasanya hati saya ini begitu rapuh, dan bisa langsung hancur hanya dengan sekali sentuhan kecil.
Saya hanya menjalani apa yang memang disediakan di depan saya. Anggap saja saya sudah malas untuk mengejar apa yang menjadi keinginan saya. Sekarang saya hanya bisa menerima apa saja yang Tuhan sediakan untuk saya. Ricky sudah menyatakan keseriusannya. Bapak juga tidak masalah. Yasudah. Mau yang bagaimana lagi? Kesannya terlalu pasrah memang. Tapi itu juga pilihan saya. Saya mau mencoba menjalani hubungan ini dengan dia. Bagaimana ke depannya, saya tidak berani menduga. Saya hanya bisa berharap dan berdoa agar semuanya tetap dan selalu baik-baik saja. Bukan hanya untuk saya,  atau untuk kami, tapi juga untuk orang-orang di kehidupan kami.
Mungkin akan ada hati yang bertanya-tanya, saya juga sudah disediakan Tuhan untukmu, tapi kamu tidak memilih saya? Saya tetap memilih kalian, juga sebagai seseorang yang berarti dalam hidup saya. Hati saya sudah memantapkan posisi kalian dalam hati saya. Sebagai kakak, sebagai adik, sebagai saudara. Dan selamanya mungkin akan tetap seperti itu. Maafkan saya jika tidak sesuai dengan apa yang mungkin kalian harapkan lebih.
Salaam..

Friday, February 21, 2014

CLeaR anD CLeaN

Mungkin anda akan menduga jika postingan saya akan membahas salah satu produk facial foam. Hehehe.. Sayangnya tidak, saya hanya menjiplak judulnya, karena dilihat dari artinya, sesuai dengan apa yang akan saya postingkan kali ini.
Dalam setiap doa, saya selalu memohon pada Tuhan, agar Dia secepatnya menyelesaikan semua urusan saya. Itu mau saya. Tapi Tuhan sangat tahu kapan waktu yang tepat untuk membuat semuanya clear and clean. Dan saya yakin, Dia tidak akan pernah terlambat ataupun tergesa-gesa.
Hari ini, saya memohon kepada Tuhan untuk menyelesaikan dengan tuntas masalah saya. Rasanya sudah terlalu lelah dan sesak untuk menghadapi masalah yang sepertinya kian rumit dan melebar. Saya hanya bisa pasrah, yasudahlah, mau diapakan lagi. Toh, semuanya juga sudah terjadi. Sudah terlanjur basah. Yasudah.. Mau mengeringkan secepatnya juga saya rasa sudah sangat sulit. Jadi, tidak ada salahnya kan berbasah-basahan. Semoga saja setelah ini Tuhan mengirimkan matahari untuk mengeringkan dan menghangatkan saya.
Semuanya harus clear and clean hari ini. Agar tidak ada lagi ganjalan yang ada di hati. Toh semuanya bisa dibicarakan baik-baik. Semoga saja kali ini Tuhan melembutkan hati saya, dan hati semuanya, agar tidak ada lagi hati yang keras dan dangkal. Agar semuanya mau mengerti dan memaklumi. Agar semuanya bisa saling memaafkan dan berterimakasih dengan setulus hati. Tidak adakah yang lebih indah daripada itu??
Apapun yang terjadi hari ini, itulah yang harus saya terima. Yang harus saya pertanggungjawabkan. Jujur, sudah tidak ada rasa takut lagi dalam diri saya. Saya sudah benar-benar memasrahkan hati saya, diri saya pada Tuhan. Saya hanya menjalaninya. Saya akan benar-benar mengikuti apa yang sudah Dia siapkan untuk saya. Saya tahu, apapun itu, pastilah itu yang terbaik untuk saya, untuk kehidupan saya. Yang tetap saya mohon pada Tuhan, semuanya harus clear and clear hari ini juga. Saya yakin, banyak hati yang sudah lelah menghadapi semua ini. Terima kasih atas kesediannya memberikan hatinya untuk masalah ini. Saya mohon maaf jika hanya lelah yang tercipta. Semoga setelah ini kita sama-sama mempunyai hati yang lega dan damai.
Saya tidak mempermasalahkan apa yang sedang terjadi. Saya juga tidak akan menarik perkataan yang memang pernah saya katakan. Untuk apa? Tidak ada gunanya untuk saya berbelit-belit seperti itu. Justru tidak akan ada clear and clean nantinya. Semoga saja semuanya berjalan lancar seperti harapan saya, harapan semua hati yang sudah lelah dengan semua ini. Aamiin..
"Saya tidak sebaik yang kau lihat, tapi saya juga tidak seburuk yang terlintas dihatimu."
Salaam..

Wednesday, February 19, 2014

I'm ( ReaLLy?? ) FinE

Tidak selamanya yang terlihat baik-baik saja memang begitu adanya. Kadang itu adalah salah satu cara untuk menutupi ketidak-baikan yang terjadi sesungguhnya. Sungguh berat rasanya ketika tersenyum ceria, dan mengatakan pada dunia bahwa saya baik-baik saja. Tapi sesungguhnya, saya tidak sedang dalam keadaan baik-baik saja, saya hanya mencoba untuk membuat semuanya baik-baik saja. Hati saya tetap sakit, karena mungkin hati saya belum dalam untuk bisa memancarkan apa itu yang disebut mata air kebahagiaan.
Katanya, dengan membagi kesedihan, kesedihan itu akan berkurang. Benarkah begitu? Mungkin kita akan sedikit lega, tapi bagaimana jika malah menambah kesedihan orang yang kita bagi? Bukankah itu terlalu egois? Kita mau mengurangi kesedihan kita, tapi menambahkannya pada orang lain.
Karena itulah saya lebih senang menyimpan semua kesedihan di hati saya. Sampai rasanya sesak, dan nyeri sekali. Saya hanya membagi kesedihan saya, beban saya dengan orang-orang terdekat saya. Itu saja saya berpikir seratus kali untuk membaginya atau tetap menyimpan di hati saya.
Saya baik-baik saja. Sungguh saya baik-baik saja. Bukankah itu seperti sugesti untuk kita. Seperti menyemangati diri sendiri bahwa semuanya pasti bisa dan akan menjadi baik.
Saya tahu Tuhan akan senantiasa menjaga saya dengan semua kebaikan-Nya. Saya yakin Dia akan menjaga kebaikan yang ada diri saya. Walaupun saya tidak tahu, apakah saya punya kebaikan atau tidak, tapi saya yakin, saya orang yang baik, entah itu hanya ada satu kebaikan di dalam diri saya. Setidaknya saya masih punya kebaikan.
Saya baik-baik saja, dan selamanya akan baik-baik saja. Tuhan sudah senantiasa melatih hati saya untuk tetap bersikap baik di tengah ketidakbaikan. Dan semoga latihan saya itu bisa benar-benar saya terapkan di kehidupan saya. 
Saya baik-baik saja. Apapun yang terjadi saya akan tetap baik-baik saja. Dan selamat datang kebaikan. Silakan singgah ke kehidupan saya. Selamat datang juga ketidakbaikan, saya juga membutuhkanmu untuk menciptakan kebaikan.
Salaam..

Monday, February 17, 2014

HaPPineSs

Definisi kebahagiaan setiap orang berbeda-beda. Ada yang punya Lamborgini, merasa bahagia, ada yang sudah bisa ke tanah suci merasa bahagia, ada yang bisa makan 3x sehari sudah bahagia. Bermacam-macam Tuhan menciptakan kebahagiaan untuk umat-Nya.
Apa yang menjadi kebahagiaan saya, belum tentu sama dengan adik saya, bapak saya, ibu saya, walaupun kami satu keluarga, jauh berbeda pula dengan sahabat-sahabat saya. Tapi jujur sampai sekarang, saya masih bertanya-tanya, apa itu bahagia? Apa saya sudah bahagia? Kebahagiaan yang bagaimana yang saya cari.
Saya pernah membaca sebuah cerita, yang intinya bahwa kebahagiaan itu dasarnya dari dalam hati. Jika hati kita lapang dan dalam, maka kebahagiaan akan mengalir dengan sendirinya. Kadang kita senang mendapatkan hadiah, senang mendapatkan keberuntungan, menerima pujian, lantas kemudian kita merasa sedih dan terpuruk jika kita mendapat berita buruk, kehilangan semua yang kita miliki. Tapi semua itu adalah rasa yang datangnya dari luar. Ketika  kita bersedih, kemudian ada sahabat yang menghibur kita, kita akan menjadi bahagia. Ketika kita bahagia mendapat hadiah mobil dari ayah kita, kemudian tanpa sengaja kita membuatnya rusak, kita akan marah, kesal, dan sedih. Bukankah hati yang berperan mengatur semua rasa itu. Senang, sedih, iri, dengki, kesal, ikhlas. Tapi semakin dalam dan lapang hati kita. Semua kesedihan kita, kesusahan kita, akan menguap seperti embun.
Saya kadang merasa, naif sekali jika saya berkata seperti itu. Seolah-olah saya yang baru anak kemarin sore, sok tahu, sok pintar tentang apa itu hakikat kebahagiaan. Tentang apa itu hidup. Tapi bukankah hati yang dalam dan lapang bukan milik mereka yang sudah berumur saja. Saya tahu, semua itu membutuhkan proses yang amat sangat panjang, sangat berliku, sarat dengan kesederhanaan, penerimaan yang ikhlas, dan mungkin pengorbanan yang tiada terkira. Dan saya sadar, untuk mencapai ke arah sana butuh perjalanan yang amat jauh dan panjang. Hanya saja, bukan berarti saya tidak bisa kan?
Sekarang saya hanya ingin mencoba melapangkan dan mendalamkan hati saya. Menerima semua nasehat dari bapak dan adik saya dengan suka cita tanpa harus merasa tersinggung, tertekan, dan terhakimi. Saya mencoba melebur semua dendam saya, rasa benci saya, marah saya agar setidaknya hati saya sedikit ringan dan memaklumi bahwa semua manusia pernah melakukan sebuah kesalahan. Saya ingin melenyapkan semua rasa iri, dengki saya, dan mencoba menerima, belum saatnya saya seperti mereka. Saya harus berusaha lebih keras lagi, saya harus berdoa lebih khusyuk lagi, sampai Tuhan menganggap saya layak untuk mendapatkan apa yang menjadi cita-cita saya.
Dan terima kasih untuk Tere Liye dan Agung Webe yang sudah menciptakan karya yang sungguh sangat luar biasa. Karena dengan membaca, hati saya menjadi kaya. Dan semoga saja, pelajaran yang ada dalam karya tersebut dapat saya terapkan dalam kehidupan saya. Terima kasih juga untuk mba Fanny di toko buku onlinenya. Dari sanalah saya mendapatkan buku-buku yang hebat dengan harga yang bersahabat.
Apa yang menjadi kebahagiaan saya? Untuk sekarang, kebahagiaan saya adalah ketika melihat adik dan bapak saya bahagia, saya bahagia ketika melihat orang-orang disekitar saya bahagia dengan keberadaan saya. Semoga kebahagiaan selalu menyertai hati kita, tanpa peduli bagaimanapun keadaannya.
Salaam..

Thursday, February 13, 2014

Be a GentLe

Semua orang pasti pernah melakukan kesalahan. Sebesar atau sekecil apapun itu tetap saja sebuah kesalahan. Tidak selamanya kok orang yang pernah salah akan tetap salah. Hanya saja, budaya masyarakat kebanyakan, sekali salah, ya selamanya akan tetap dipersalahkan, tidak peduli ada berapa kebaikan yang mungkin sudah dilakukan. Wajar. Sekarang kita belajar untuk mewajarkan dan memaklumi hal-hal seperti itu. Karena kembali lagi, pemahaman dan kepekaan hati setiap manusia berbeda-beda. Itulah yang mungkin membuat seimbang alam semesta ini. Karena manusia diciptakan seperti kedua sisi mata uang. Berbeda,  tetapi tetap satu.
Be a gentle. Akuilah jika memang berbuat salah. Bukan melempar kesalahan pada orang lain, atau membuat seakan-akan orang lain yang salah. Ada Tuhan Yang Tidak Pernah Tidur teman. Ada Tuhan Yang Maha Mengetahui apapun yang kau sembunyikan di dalam hatimu.
Ada saat kita untuk mengakui, ada saat kita untuk membela diri, ada saat kita untuk diam, mendengarkan semua hujataan dan prasangka. Satu kalimat dari Umi Pipik Dian Irawati, kurang lebihnya saya mohon maaf, "Saya tidak takut nama saya menjadi jelek, toh itu adalah ciptaan manusia."  Kemudian saya berpikir, benar juga, dan ciptaan manusia tidak ada yang kekal. Saya yakin, Tuhan Maha Pengampun asal kita benar-benar melakukan pertobatan, dan saya yakin, Tuhan yang lebih kekal dalam menjaga nama kita asal kitapun juga menjaga-Nya dalam hati kita.
Belajarlah menerima kesalahan. Sebesar apapun itu. Toh mengakui kesalahan tidak membuat kita rendah. Ada sebuah cerita yang bisa kita ambil hikmahnya bersama.
Beberapa hari yang lalu, saya mendapat telpon dari salah seorang pelanggan saya. Kebetulan dia kakak mantan saya.  Saya sudah menganggapnya seperti kakak saya. Masalah buking tiket. Saya masih dengan senang hati membantu. Karena saya pikir, apa salahnya masih melayani pelanggan saya. Toh, saya juga tidak bekerja di tempat lain. Dia mengatakan sudah telpon ke agen, dan sudah diberi nomor seat. Hanya saja, dia merasa sedikit janggal, dia minta seat armada dimana seat double itu B dan C. Tapi dia malah diberi seat double, A dan B. Tidak seperti yang diinginkan. Sebetulnya dia meminta single seat. Tapi agen mengatakan penuh. Lalu saya meminta bantuan teman baik saya untuk mengecek bukingan tersebut, dan saya sempat kaget ketika teman saya mengatakan bahwa pada tanggal tersebut, armada yang dimaksud masih dalam keadaan kosong. Padahal tadi kakak saya bilang, dari pihak agen mengatakan sudah penuh seat yang single. Oke, saya cukup tau saja. Kemudian saya buking single seat sesuai permintaan kakak saya. Ketika saya hendak membatalkan bukingan tiket yang semula dipesan kakak saya, bukingan itu ternyata tidak ada, dan salah masuk ke tanggal lainnya. Oke. Baiklah. Saya kemudian menjelaskan kepada kakak saya, bahwa ada salah pengertian antara kakak saya, dan pihak agen. Win-win solution, tidak ada yang merasa dipersalahkan di pihak manapun.
Salah pengertian juga terjadi tadi malam. Adik saya, bukan adik kandung, tapi saya sudah menganggapnya adik, memesan tiket untuk dua orang. Saya meminta tolong teman baik saya untuk membukingkan lagi. Hot seat no. 3 dan 4. Ternyata, pada hari Sabtu, teman adik saya itu sudah membatalkan ke pihak agen. Kemudian, pesan seat lagi, dan diberi no. 6. Tapi karena sesuatu hal, bukingan itu mungkin lupa dibatalkan oleh pihak agen. Dan pagi hari sebelum malam keberangkatan, adik saya juga sudah konfirmasi pembatalan tiket ke pihak agen. Tetapi, pada malam keberangkatan, seat no. 4 masih tercantum di daftar penumpang. Oke. Baiklah. Saya tetap akan membayar bukingan tiket saya tersebut. Bukan saya merasa sok kaya. Tapi itu adalah bentuk tanggung jawab saya. Hanya saja, kemudian semua itu menjadi sebuah masalah. Pihak agen tidak berkenan kalau saya masih ikut campur dalam hal buking tiket dan kemudian mungkin sedikit marah pada teman baik saya yang selalu membantu saya. Saya hanya bisa tersenyum. Astagaa, apalagi ini.:-) 
Baik, saya salah, mungkin tidak seharusnya saya masih memberi pelayanan ke semua pelanggan saya. Karena masih ada pihak agen, mereka lebih berwenang. Saya salah, karena bukingan tiket tersebut langsung saya konfirm pada teman saya. Dan mungkin sekarang, saya harus benar-benar tidak ikut campur dalam hal pembukingan tiket seperti sedia kala. Karena pertama, saya bukan karyawan lagi, kedua, ada agen yang lebih berwenang. Saya tidak mau ada prasangka, saya menyerobot pekerjaan mereka, toh saya juga tidak dibayar untuk itu, saya dengan senang hati melakukannya. Cuma jika apa yang saya lakukan tidak berkenan, yasudah, toh saya juga tidak rugi jika tidak memberi pelayanan yang baik pada pelanggan saya.
Hanya saja, jika saya boleh diijinkan membela diri saya. Saya tidak merugikan perusahaan, saya hanya ingin menjaga hubungan yang baik antara saya, pelanggan, dan perusahaan. Saya hanya ingin tetap memberi kenyamaan pada para pelanggan saya. Sudah itu saja. Saya hanya ingin melayani sebisa saya. Toh saya juga mau bertanggung jawab jika ada kesalahan seperti yang saya ceritakan diatas. Hanya saja, yang saya harapkan, semoga dari pihak agen juga mau memperbaiki apa yang mungkin menjadi kesalahan. Setidaknya meminimalisir kesalahan yang ada. Saya tahu bagaimana sistem kerja disana, saya memaklumi. Hanya saja bukanlah semuanya bisa diminimalisir. Saya berharap semoga pelayanan kedepannya akan menjadi lebih baik. Bersikaplah fair terhadap semua pelanggan. Jika memang seat depan masih tersisa, tawarkanlah, layanilah dengan suka cita, tanpa peduli pelanggan tersebut menyebalkan, tidak menyenangkan, atau apalah. Mood memang sangat berpengaruh dalam pekerjaan. Hanya saja, mari kita sama-sama belajar menetralisir  keadaan. Agar setidaknya kesalahan yang tidak perlu tidak terulang lagi. Teman adik saya dan adik saya sendiri sudah konfirmasi pembatalan tiket,  2 orang sudah konfirmasi pembatalan tiket, tapi tetap saja daftarnya masih tercantum. Padahal itu tiket LGS atau bayar langsung. Dan sudah jelas itu double buking. Posisi armada juga tidak penuh. Mungkin peraturan perusahaan sudah berbeda sehingga tidak yang sudah dikonfirm tidak bisa dibatalkan. Baiklah, kita harus mengikuti aturan yang berlaku sekarang. Saya tidak bermaksud untuk menggurui, menyalahkan, atau sok merasa pintar. Saya hanya ingin berbagi pengalaman. Berbagi kesalahan, agar semua yang pernah membaca postingan saya ini tidak melakukan kesalahan yang sama dengan apa yang saya lakukan. Bukalah hati dan pikiran ketika menerima kritikan. Selama kritikan itu membangun, dan tidak menjatuhkan kenapa tidak. Tapi jika apa yang saya bicarakan mungkin menyakiti hati atau tidak begitu penting untuk diresapi,  saya mohon maaf, dan silakan abaikanlah. Persaingan semakin ketat teman, banyak perusahan berlomba-lomba memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya.
Jangan merasa rendah diri karena pernah berbuat salah. Salah itu penting juga agar kita belajar menjadi pemberani untuk mengakui, pemaaf untuk diri sendiri, dan belajar untuk bangkit lebih baik lagi.
Salaam..

Tuesday, February 11, 2014

ThE ChoiCe

Hidup itu penuh dengan pilihan. Dan banggalah menjadi orang yang bisa memilih apa yang menjadi pilihan hati anda. Karena, masih banyak orang di luar sana yang tidak berani untuk memilih, mereka hanya mengikuti alur yang sudah disediakan. Mereka tidak salah. Itu hak mereka. Hanya saja saya lebih suka pada orang-orang yang berani memilih. Apapun pilihannya, apapun hasilnya. Buat saya itu tidak penting. Point paling pentingnya, dengan memilih, kita sudah menjadi seorang yang pemberani, berani mengambil resiko, berani bertanggung jawab atas hasilnya, dan berani keluar jadi zona nyaman kita.
Dan sekarang saya mencoba memilih untuk hidup saya. Saya tahu, mungkin banyak orang yang meragukan keputusan saya, yang heran, yang bertanya-tanya. Tapi itu akan tetap menjadi pilihan saya. Dan saya memilih menjadi ibu rumah tangga yang keren. Seperti cita-cita saya. Dan ternyata Tuhan mengabulkan 100x lebih cepat dari yang saya bayangkan. Saya belum siap. Tapi saya tidak menyesal. Dan tidak akan pernah menyesal. Dengan apa yang sudah terjadi pada hidup saya, pada pilihan yang saya buat. Saya tidak akan menyesal. Karena saya pikir menyesal hanya milik orang-orang yang berputus asa. Dan saya, tidak akan menjadi bagian dari mereka.
Mungkin banyak yang menduga, saya memilih ini karena memang saya tidak punya pilihan lain. Sebegitu menyedihkannyakah hidup saya sehingga Tuhan pun tidak memberi pilihan pada saya? Tentu saja Tuhan memberi banyak pilihan pada saya. Hanya saja, saya lebih memilih seperti ini. Dan biarlah pilihan ini menjadi jalan hidup saya dan tanggung jawab saya.
Saya bukan menghakimi wanita-wanita yang lebih memilih berkarir daripada yang hanya mengenakan celemek di rumah, bukan seperti itu. Saya sangat memuji mereka. Dalam kondisi fisik yang lelah akibat bekerja, mereka masih menunaikan kewajibannya sebagai seorang ibu di rumah. Dan jujur, saya tidak mampu seperti itu, saya hanya mampu seperti sekarang ini. Saya juga tidak merendahkan wanita-wanita yang hanya memakai celemek di rumah. Haloo, saya juga bagian dari mereka. Dan saya yakin, dari tangan wanita bercelemek ini, bisa membuat senyum anggota keluarga mereka, dan apakah ada yang lebih bahagia selain melihat kebahagiaan orang-orang yang kita sayangi?
Ibu rumah tangga adalah pekerjaan yang mulia. Walaupun tangan saya harus lecet karena mencuci, saya bahagia melihat bapak dan adik saya memakai baju yang bersih dan wangi. Walaupun punggung saya rasanya pegal karena menjadi cleaning service di rumah, tapi saya bahagia melihat rumah saya yang sangat sederhana ini bersih, dan nyaman. Walaupun saya harus berkali-kali kepentok sikat WC, tapi saya bahagia melihat lantai kamar mandi bersih, tidak licin, sehingga tidak membahayakan orang-orang terkasih saya. Walaupun saya harus bangun lebih pagi untuk memasak, saya bahagia melihat bapak dan adek saya mengatakan masakan saya enak. Dan saya bahagia, sangat bahagia menjalani rutinitas saya. Saya bahagia bisa mengobrol dengan ibu-ibu lain. Saya bahagia bisa pengajian bersama, kondangan bersama, takziah bersama. Dan saya tidak pernah merasakan perasaan yang seperti ini sebelumnya. Karena saya hanya bisa bekerja. Pulang, sebentar bercengkerama dengan keluarga saya, masuk kamar, istirahat, bangun pagi, dan seperti itu seterusnya.
Semoga saja ke depannya, saya bisa menjadi ibu yang benar-benar keren. Saya ingin berguna untuk sekitar saya, membantu dengan apa yang bisa saya lakukan. Suatu saat saya ingin membuka lapangan pekerjaan di rumah. Bukankah niat baik selalu didengar Tuhan. Dan saya sangat berharap Tuhan memberi rizki yang berlimpah pada keluarga saya, sehingga saya mempunyai sedikit modal untuk menciptakan apa yang menurut saya keren itu. Semoga. Aamiin..
Untuk sementara ini saya sangat menikmati pilihan saya ini. Dan saya harus  terus membuatnya terasa nikmat. Saya tidak tahu apa yang Tuhan pilihkan untuk masa depan saya. Saya hanya menetapi takdir saya dengan pilihan yang saya rasa itu juga bagian dari takdir saya. Saya hanya berdoa, bagaimanapun Tuhan membentuk saya, saya akan tetap bertanggung jawab atas sesuatu yang pernah saya pilih ini.
Dahulu seseorang pernah bertanya kepada saya, hidup itu penuh dengan kesempatan atau pilihan? Dan saya jawab pilihan. Kesempatan hanya datang satu kali, selebihnya adalah keberuntungan. Sedangkan pilihan, kita bernafas itu juga sebuah pilihan. Bisa dibayangkan kan betapa banyaknya pilihan itu disekitar kita.
Salaam..

Wednesday, February 5, 2014

ReaL EyeS, ReaLizE

Setiap orang pasti mempunyai kebaikan di mata orang lain. Seburuk apapun dia. Karena penglihatan manusia berbeda-beda. Tuhan begitu senang menciptakan perbedaan. Mungkin kalau saya boleh menebak, perbedaan itulah yang membuat seimbang alam semesta ini.
Sungguh bahagia sekali ketika seorang sahabat saya mengatakan saya menginspirasi dia untuk membuat tulisan di blog. Ini alamat blognya, bernachubby.blogspot.com. Sehebat itukah saya? Tentu saja saya hebat. Saya wanita yang hebat. Dilihat darimanakah kebehebatan saya? Buktinya saya bisa menginspirasi orang lain untuk menciptakan sebuah karya. Bukankah itu suatu kehebatan? Mungkin hal tersebut sangatlah sepele. Tapi sadarkah anda jika hal yang sepele adalah awal dari hal yang besar. Dan itu sangat berarti besar. Untuk saya tentunya. Karena berarti saya masih mempunyai penilaian yang baik dimata sahabat saya.
Mungkin banyak orang yang menilai saya ini itu, begini begitu, seperti ini seperti itu. Dan itu adalah hak asasi manusia untuk memberikan penilaian kepada orang lain. Bukankah kita hidup di negara yang membebaskan warga negaranya untuk mengeluarkan pendapat, dan memberikan penilaian menurut saya juga termasuk kedalam mengeluarkan pendapat. Dan anda bebas memberi penilaian, entah itu baik, buruk, biasa saja. Saya pun begitu, saya juga bebas untuk menilai anda. Mungkin baik, mungkin buruk. Karena kita mempunyai hak yang sama untuk menilai sesuatu.
Beberapa orang hadir memberikan inspirasi untuk kita. Tidak hanya datang dari orang yang baik menurut kita, tapi tak jarang juga datang dari seseorang yang buruk menurut kita. Karena sekali lagi, setiap mata memberikan penilaian yang berbeda.
Cara orang menyayangi kita pun berbeda. Berlaku buruk pada kita pun, menurut saya, itu salah satu cara menyayangi. Hanya saja orang seperti itu mungkin harus banyak mendapatkan kasih sayang karena dia tidak tahu cara menyayangi yang tidak menyakiti. Dan mereka tidak harus dibenci, tapi harus dikasihi.
Saya juga sama seperti mereka. Kadang berlaku buruk, selalu menyakiti hati, membuat kecewa, dan mungkin banyak yang benci kepada saya. Yasudah, saya terima, toh mereka juga tidak mengharuskan saya untuk menyayangi mereka atau membenci mereka. Toh dengan segala perlakuan buruk yang ada tidak membuat saya terpuruk. Justru saya sangat berterimakasih kepada orang-orang seperti itu, setidaknya mereka memantapkan saya untuk membuat sebuah penilaian menurut mata saya.:-)
Mata memang kadang salah menilai. Yang terlihat baik, belum tentu baik pada kenyataannya. Begitu juga sebaiknya. Dan hanya orang-orang yang bijak yang mampu baik dalam memberikan penilaian. Siapapun bisa menjadi orang yang bijak, saya, anda, bahkan orang-orang yang mungkin jauh usianya dibawah anda. Karena kebijakan ada pada orang yang mau membuka hati, pikiran, telinga, dan matanya. Karena kebijakan selalu mengikuti orang-orang yang benar-benar dewasa dalam setiap langkahnya. Dan dewasa adalah mereka yang selalu berpikiran positive, yang mengesampingkan egonya demi orang lain, yang memberikan solusi dalam setiap masalah, dan yang pasti yang mau merangkul sesamanya tanpa melihat seperti apa masa lalu mereka. Karena masa lalu tidak bisa dirubah, sedangkan masa depan bisa. Sangat bisa. Itu menurut saya. Bagaimana dengan anda?:-)
Salaam..



Friday, January 31, 2014

DiaRy IbU

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hari ini entah kenapa aku ingin membuang barang2 yang tidak penting. Seperti yang selalu ibu lakukan. Maaf ya bu, dulu aku selalu ngambek jika ibu membuang kertas2 hasil madingku, barang2ku yang sudah usang. Aku mau seperti ibu yang selalu meninggalkan masa lalu dan melangkah ke depan. Semua kenangan2 yang ada, cukup disimpan diingatan kita. Tuhan kan memberi otak kita kemampuan untuk mengingat berbagai hal. Yasudah, gunakanlah. Iya kan bu?
Ibu, aku tadi menemukan diary ibu. Memang. Bukan ditulis dibuku. Hanya di kertas2. Maaf aku lancang membaca bu. Tapi dengan begitu, aku lebih tahu tentang ibu. Tentang hati ibu. Ibu tahu tidak, ternyata aku mirip ibu. Aku juga suka menulis di kertas2, kita sama bu. Apapun bisa kita tuliskan, tentang perasaan kita, tentang cerita kita, tentang mimpi kita.
Ibu, kita sama bu. Kita sama dalam berbagai hal. Tapi boleh kan kalau aku berusaha untuk lebih baik daripada ibu, belajar dari kesalahan ibu, dan kalaupun aku tetap mengulang sedikit kesalahan seperti yang pernah ibu lakukan, aku tetap anak ibu kan? Ibu tetap bangga padaku kan?
Ibu, aku tahu, kita sama2 pernah terluka, kita pernah menderita, dan kita pernah merasa terpojokkan. Aku memaafkan ibu. Dan akan selalu memaafkan ibu. Seperti ibu yang selalu memaafkan aku, menjaga perasaan dan hatiku, yang selalu membuka tangan untuk memelukku, sebagaimana bersalahnya aku pada ibu. Ibu, kita sama2 terluka. Dan aku yakin, sekarang luka ibu sudah sembuh, Allah teramat sayang pada ibu, sehingga Dia menginginkan ibu dekat dengan-Nya. Sekarang aku juga ingin menyembuhkan lukaku bu. Agar hidupku ringan, tanpa seandainya dan penyesalan.
Aku janji tidak akan menyesal dengan semua yang terjadi bu. Mau diapakan lagi, toh, semenyesal apapun juga semenit yang lalu waktu tidak akan bisa diulang.
Ibu, terima kasih untuk semuanya. Aku sayang ibu. Dan Demi Allah aku selalu sayang ibu. Aku memang tidak pernah mengucapkan sayang, maaf, dan terima kasih pada ibu. Ibu tahu kan, aku tidak pintar berkata-kata seperti itu di depan orang yang benar2 aku sayangi. Mengucapkan selamat hari ibu saja, aku tidak   dengan rangkaian kata yang manis seperti di blog. Hanya, ibu, selamat hari ibu, salim, cium pipi ibu, dengan mata berkaca2, kemudian langsung cepat2 ke kamar, kemudian menangis, merapal semua doa untuk ibu. Ibupun juga sama sepertiku, ibu tidak pernah berkata ibu sayang padaku, tapi aku tahu, ibu sangat menyayangiku. Bukankah semuanya tidak harus dijelaskan kata2, bukankah ada saat tertentu dimana, hati yang menilai sebesar apa rasa sayang itu. Dan aku tahu, sayang ibu kepadaku sangatlah besar. Walaupun tidak sebesar sayang ibu padaku, tapi aku sayang ibu. Ibu tau kan, ibu merasakan kan, kalau aku sayang ibu. 
Ibu, aku bangga sekali menjadi putri ibu, seperti ibu yang selalu bangga padaku walaupun pada kenyataannya aku bukan anak yang membanggakan, tapi tetap saja ibu selalu membanggakanku. Aku juga bangga pada ibu. Dan aku tidak tahu apakah aku bisa seperti ini jika ibuku bukan ibu melainkan ibu yang lain. Aku tidak mau. Ibuku kan tetap ibu. Sampai kapanpun aku kan tetap anak ibu, darah ibu kan mengalir di tubuhku.
Ibu, terima kasih sudah mengajarkan aku tentang sayang yang dari hati. Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang bertahan, tentang berpasarah diri, tentanlg rasa sakit karena jatuh, tentang memahami. Semua orang punya cara tersendiri untuk membahagiakan orang2 yang disayangi. Ibu dengan cara ibu. Aku dengan caraku. Intinya kita sama, kita ingin selalu membahagiakan. Kita ingin selau terlihat bahagia dan baik2 saja. Sesakit apapun hati kita, kita selalu tersenyum dan mengatakan aku baik2 saja. Ibu, aku merasa hebat saat itu.  Hehehe..
Ibu, semua ibu ingin selalu berkumpul dengan anak2nya. Hanya saja kadang keadaan yang membuatnya tidak seindah itu. Tapi aku yakin, mbah uti merasakan seperti yang ibu rasakan. Mbah juga sayang sekali pada ibu. Kalau mbah punya kekuatan juga mbah pasti akan mengambil ibu dari mbah yayi.  Aku tahu, ibu pasti sudah memgerti. Ibu, kita akan berkumpul di surga nanti. Ibu tunggu saja ya. Aku memang tidak tahu bagaimana rasanya mati, dan hidup di alam yang membayangkannya saja otakku tidak mampu. Tapi aku percaya, ibu bahagia disana, berkumpul bersama mba a'ung, bapak, dan peri kecil ibu, Inel. Sampaikan cium sayangku untuk Inel ya bu. Aku sayang ibu. Selalu sayang ibu. Dalam setiap doaku, aku selalu memohon agar Allah memberikan surga yang indah untuk ibu, untuk bapak. Aku juga sayang bapak. Ibu tolong sampaikan pada bapak ya. Ibu, kita bertiga sama bu. Sama2 suka menyimpan rahasia untuk membuat semuanya baik2 saja. Hihi..
I luv u ibu. I luv u ibu. I luv u ibu.
Wassalamualaikum..

Thursday, January 30, 2014

JuSt a DReam

Assalamualaikum ibu..
Ibu, tadi aku mimpi aneh sekali bu. Aku mimpi ada pria yang mengajakku menikah. Dia melamarku bu. Tapi ternyata, cincinnya palsu, beda sekali jika dibandingkan dengan cincin pemberian Rama dulu. Padahal besoknya aku menikah, tapi rumah sepi sekali bu, seperti tidak ada apa2. Aku langsung berkata pada bapak agar pernikahanku dibatalkan saja. Ibu, ibu masih ingat tidak, aku pernah bercerita pada ibu kalau aku pernah bermimpi menikah. Aku sudah dirias, dan yang membetulkan letak kerudung pengantinku adalah ibu. Ibu dulu bilang, itu berarti jodohku sudah dekat, tapi ternyata, ibu malah yang cepat dipanggil Allah. Aku memang seringkali bermimpi aneh. Mimpi diberi mawar merah dan bunga warna ungu oleh alm. Bapak, mimpi diberi daun sirih oleh alm. Mbah Masir, mimpi melihat Ka'bah, dan banyak sekali mimpi2 yang selalu aku ceritakan kepada ibu. Ibu, putri ibu ini mungkin terlalu tinggi khayalannya.
Ibu, sepertinya, aku menemui jalan sempit untuk masalahku. Tapi tenang ibu, semuanya pasti baik2 saja. Semuanya pasti ada jalan keluar. Aku yakin Allah sedang menguji sampai dimana tingkat kesabaran, kepasrahan, dan semangatku.
O, iya bu, tadi Kevin disini seharian. Hari Selasa juga dia disini. Badannya kurusan bu. Tapi dia tambah tinggi. Setiap kesini pasti dia bertanya ibu dimana. Aku sampai bingung menjawabnya. Ibu di surga. Tapi anak sekecil itu mana mengerti. Dan mamnya banyak bu kalau disini, selalu minta tambah. Siang saja 3 botol susu. Tambah pintar dia bu. Pintar ngomong.
Ibu, sebentar lagi kami berulang tahun. Adek, Kevin, aku. Dan itu tanpa ibu. Apa akan tetap ada perayaan seperti ketika ibu masih ada? Jawabannya mungkin tidak ada.
Ibu, malam ini aku sudah semangat ikut pengajian. Aku sudah dandan rapi bu, eh, ternyata diundur hari Minggu. Mamak lupa memberitahuku bu. Yasudahlah, aku ngeblog ini juga masih dengan pakaian yang rapi. Aku seperti biasa, meminjam baju2 ibu. Hehe..
Sudah dulu ya bu. Aku mau mencari inspirasi besok akan memasak apa. Aku hebat bu. Sekarang aku sudah pintar memasak. Ibu juga hebat, apalagi Allah, Dia Maha Hebat, karena Allah mengambil ibu di waktu yang sangat tepat. Sekarang aku bukan anak manja lagi bu. Walaupun masih anak angkuh, tapi aku akan belajar mengikis keangkuhanku bu. I love u ibu.
Wassalamualaikum..

Sunday, January 26, 2014

WhateveR wiLL be, wiLL be

I never imagine everything happened so fast in my life. It's like a dream. But when i opened my eyes, everything is real. I want to closed my eyes again, hope it's just some pieces of my dreams. But it's real. It's so real.
A month ago, my mom still be with me. We laugh, we spend our time together, talk about our dreams, our hope. A month ago, everything seems okay. But now, i had lost my mom, i had lost someone that since five years ago always be with be, i have lost my job, i have lost my house, and i have lost my friends ( maybe ), just an ordinary friends, not truly friends. Is it going to hurt me? To destroy me? Yes, it is. But i never lose Allah in my heart, Bapak and Mandhung, they are always beside me. Why am i so afraid?
I believe Allah will make me strong, hold my hand and say that everything is gonna be okay, and still okay. It's easy to passed.
I don't know what Allah planned for my life. But i always hope, everything that Allah has planned is something best for me, for my family, and for people around me.
There isn't doubtless in my heart. I'm sure, this is the way that i have to go through, to be a better person, see a better future, through a better life, and having a better love.
It's a wonderful life. Full of surprises. Sometimes it's make you smile, wondering a beautidul things, and to be afraid of something. But it's make you near to Allah, never lose your hope, and keep dreaming.
Okaaaaay.. Whatever will be, will be.

God, PLeaSe..

Tuhan..
Sebelumnya, tolong ampuni permintaanku yang kekanak-kanakan ini
Aku mohon Tuhan, jangan Kau ambil bapak dan adekku dari sisiku, aku sangat takut
Aku tahu aku tidak akan pernah sendirian, ada Kau, tapi aku mohon aku sangat membutuhkan mereka, disini
Aku lemah Tuhan, aku rapuh, jadi dengan sangat aku mohon, tolong biarkan mereka tetap disisiku, aku mohon tetap jadikan mereka malaikat tanpa sayapku
Tuhan, aku mohon..
Berilah kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan untuk bapak dan adekku
Aku mohon, tolong sayangi mereka lebih berkali-kali lipat daripada Kau menyayangi aku
Tuhanku..
Tolong berikanlah tempat yang terindah untuk orang-orang yang kusayangi disana
Tolong jaga mereka, dan tolong sampaikan pada mereka aku sangat menyayangi mereka
Tuhan..
Lancarkan dan mudahkanlah semua urusanku
Bebaskan aku dari semua belenggu yang membuatku kesakitan, tidak nyaman, dan terbuang
Tolong ukirkan masa depan yang indah untukku
Tolong tuntunlah aku dalam menetapi takdirku
Tuhan, aku mohon..
Jauhkanlah aku dari segala macam prasangka
Kepada-Mu, kepada semua yang masih dalam jangkauan mataku
Aku terlalu lelah untuk menduga Tuhan, semua itu hanya akan membuatku hidupku tak akan tenang
Tuhan, aku mohon..
Hilangkanlah semua kekhawatiranku, semua pikiran bodohku
Aku tidak mau, keimanan dan keyakinanku akan terkikis karena semua itu
Tuhan..
Jagalah hatiku yang lemah dan rapuh ini
Kuatkanlah aku
Damaikanlah aku
Tuntunlah aku
Aku menyerahkan semuanya pada-Mu Tuhan
Semuanya..
Bentuklah aku seperti yang Kau mau
Seperti yang telah Kau gariskan jauh sebelum aku masih di rahim ibuku
Tuhanku, aku mohon..
Dekaplah tidurku malam ini dengan kasih-Mu
Agar ketika aku bangun nanti
Semuanya terasa ringan dan indah di depanku..
Aamiin..

Friday, January 24, 2014

IbU

Assalamualaikum ibu..
Ibu, aku memasang photo ibu dan Kevin di BBM ku. Rasanya ibu masih ada. Ya memang ibu masih ada, di hatiku, Mandhung, dan bapak pastinya. Ibu, aku selalu merasa ibu sedang pergi dan besok akan pulang lagi kesini. Tapi ibu sudah benar-benar pulang ya. Justru aku nantinya yang pasti akan menyusul ibu pulang. Tunggu aku ibu.
Ibu, semalam bapak bermimpi tentang ibu. Ibu tidak mengajak bapak untuk pulang kan bu? Maaf aku mempertanyakan ini pada ibu. Aku hanya takut bu, aku takut kehilangan lagi, karena aku memang sudah kehilangan banyak hal ibu. Tapi aku bersyukur, aku masih punya Allah, aku masih punya keimanan, aku masih punya harapan, aku masih punya bapak dan Mandhung.
Ibu, ibu senang kan tadi aku dan bapak ke tempat ibu. Sebenarnya, kemarin sore kami hendak mengunjungi ibu, tapi hujan deras sekali bu. Jadi pagi tadi, kami menerjang banjir untuk bisa datang ke tempat ibu. Semoga saja ibu suka dengan bunga yang aku bawa. Aku memintanya dari mbah depan rumah bu.
Ibu, pergelangan tangan aku sakit. Rasanya nyeri sekali, tapi bapak sudah memijit dan mengoleskan balsem, belum sembuh bu, cuma sedikit mengurangi sakitnya. Tadi tangan aku juga kena paku yang mencuat di pintu belakang bu. Kalau aku berdarah sedikit saja, ibu pasti langsung panik dan bertanya sakit tidak? Ibu selalu mengkhawatirkan aku yang tidak tahan sakit ini. Terima kasih ibu. Terima kasih untuk semuanya. Ibu ingat tidak saat ibu mencabut triplek yang menancap di kukuku. Aku menangis, ibu berdzikir sambil mencabut triplek itu dan kita menangis bersama. Ibu, sayang ibu begitu besar kepadaku. Tapi apa balasanku untuk ibu. Ibu, Demi Allah, aku menyayangi ibu. Aku mungkin selalu menyusahkan ibu, membuat ibu marah, sakit hati atau kecewa, tapi aku sayang ibu..
Ibu, bisa tidak ibu kembali kesini sebentar saja. Aku cuma mau meminta maaf dan berterimaksih pada ibu. Detik-detik terakhir ibu akan pergi, aku malah sibuk menelepon kesana kemari mencari ruang ICU untuk ibu. Maafkan aku ibu, aku tidak bermaksud meninggalkan ibu. Aku cuma berusaha agar ibu bisa sembuh. Maaf ibu, aku tidak menemani ibu, aku tidak bisa berbuat banyak untuk ibu. Ibu maaf.
Ibu, Ibu, sudah dulu ya. Ada yang terasa nyeri disini. Aku mau shalat dulu bu. Aku akan berdoa untuk ibu. Karena dengan itu aku bisa terus terhubung dengan ibu. Kata pak ustadz, doa anak solekah akan sampai kepada orang tuanya di akhirat. Ibu, aku mungkin bukan anak yang baik atau solekah, tapi aku yakin, Allah akan menyampaikan setiap doaku untuk ibu, untuk bapak. Semoga kalian bahagia di surga sana. Aamiin. I luv u ibu, i luv u bapak.
Wassalamulaikum..

CheF AyiE in AcTion

Seharian di rumah membuat saya mempunyai banyak sekali waktu luang. Semua pekerjaan rumah sudah saya lakukan mulai dari membersihkan kamar, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan akhirnya memasak. Saya ingin seperti ibu saya yang setiap hari  aktif menjadi ibu rumah tangga. Yang selalu memastikan kondisi rumahnya nyaman, yang selalu memasak makanan yang bergizi untuk keluarganya.
Sebetulnya, hari ini saya ingin membuat tahu jeletot, jajanan khas Bandung yang pedasnya selalu membuat ketagihan. Hanya saja, kendala terjadi ketika saya sudah berkeliling, masuk dari warung ke warung dan ternyata bahan-bahan yang saya butuhkan tidak tersedia. Wow, banjir yang hebat. Mulai dari BBM yang langka, kemudian gas yang semakin sulit ditemukan, harga-harga bahan makanan yang kian melambung dengan hebat, dan yang terakhir pada kenyataannya semua itu tidak tersedia di pasaran. Lumpuhnya akses keluar masuk kota Kudus membuat distribusi barang2 tersebut menjadi tersendat. Bahkan, untuk buah dan sayuran, berdasarkan info yang saya lihat di tv, semuanya membusuk sehingga mengakibatkan kerugian yang mencapai angka wooow..
Di kulkas saya hanya mendapati timun, wortel, kacang panjang, seledri, daun bawang, tahu, telur, bawang putih, bawang merah, beberapa gelintir cabe merah. Bapak saya kemudian menyarankan untuk membuat acar. Baiklah.. Marilah kita mencoba.
Bahan:
- Timun
- Kacang panjang
- Wortel
- Cabe merah diiris tipis
- Bawang merah diiris tipis
- Laos keprek
- Serai
- Lada bubuk dan penyedap rasa secukupnya
- Minyak goreng dan air secukupnya
- Cuka
Bumbu yang dihaluskan : 
- Bawang putih
- Kemiri
- Kunir
- Garam
- Gula
Cara membuat :
Bersihkan wortel, timun, dan kacang panjang. Potong sesuai selera. Tumis semua bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan bawang merah dan cabe yang sudah diiris, tambahkan keprekan laos dan serai, tumis sampai harum, jangan terlalu gosong karena akan terasa pahit. Setelah itu, tambahkan air, setelah mendidih, masukkan cuka, aduk-aduk. Tambahkan lada bubuk dan penyedap rasa secukupnya. Masukkan wortel. Biarkan sebentar, kemudian masukkan kacang panjang, setelah hampir matang, masukkan timun, jangan terlalu lama agar tidak terlalu lembek. Biarkan sampai air menyusut. Dan, Acar ala Chef Ayie siap dihidangkan.
Untuk pelengkap, saya membuat mendoan tahu. Dengan nasi yang hangat, masakan saya pasti akan bertambah nikmat. Alhamdulillah, bapak dan adek mengatakan bahwa masakan saya enak. Saya senang sekali. Setidaknya langkah menuju ibu yang pintar memasak sudah semakin mendekat.
Saya akan terus belajar memasak, belajar bagaimana menjadi ibu yang baik di rumah. Walaupun saya belum menjadi seorang ibu, tapi jika memang Tuhan menghendaki, saya kelak pasti akan menjadi ibu.  Banyak yang bilang menjadi ibu tidak membutuhkan pembelajaran, itu naluri setiap wanita, tapi bukankah akan lebih baik jika semua itu dipersiapkan mulai sekarang, hingga ketika tiba saatnya, kita, wanita, akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita.
Salaam..

Thursday, January 23, 2014

EnjoY tHis RaiN

Hujan masih saja mengguyur kota Kudus. Saya langsung teringat kondisi mereka yang masih terjebak banjir di jalan. Mereka sama parahnya dengan para pengungsi yang sekarang berada di tempat-tempat sudah disediakan. Tadi malam bapak sudah memesan nasi, sehingga pagi ini bisa langsung diberikan kepada para pengungsi yang kebetulan ditempatkan di balai desa daerah saya. Biasanya ibu selalu memasak sendiri jika kami diminta menyumbang makanan seperti itu. Dan untuk memasak seperti itu saya tidak mampu, pertama karena saya malas, kedua karena masakan saya belum teruji kelayakannya di lidah orang lain, selain bapak dan Mandhung tentunya, karena setidak enak apapun, mereka tetap memakannya. Saya berpikir, bagaimana kalau kita memberi nasi bungkusan ke para pengguna jalan yang terjebak. Tapi kemudian saya sadar diri, saya belum mampu untuk melakukan tindakan seperti itu. Jujur saya tidak punya biaya, dan rasanya tidak adil juga jika hanya sedikit yang diberi sedang yang lain tidak. Jadi maaf, saya memang tidak bisa berbuat terlalu banyak. Semoga saja, banyak yang membaca tulisan saya ini dan tergerak hatinya untuk memperhatikan nasib pengguna jalan yang masih terlantar di sepanjang jalan khususnya di jalan lingkar, karena disana minim fasilitas.
Setelah sarapan bersama, Mandhung berangkat ke tempat kerjanya. Semoga saja semuanya lancar, Mandhung bisa mendapatkan bensin yang semakin langka disini. Saya tidak pernah membayangkan Kudus akan menjadi seperti ini. Dahulu, saya hanya melihat kondisi seperti ini di televisi, dan ternyata, saya mengalaminya sendiri. Subhanallah. 
Saya dan bapak memutuskan untuk melihat keadaan sekitar tempat tinggal kami. Dibawah guyuran hujan, kami menyusuri sepanjang jalan kampung. Air semakin tinggi, sebetis orang dewasa. Hanya saja, tidak sampai masuk ke dalam rumah penduduk, karena memang rumah disini dibangun agak tinggi dari jalan. Saya bersyukur, setidaknya kami beruntung dibanding saudara kita yang sampai mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Dan dapat disimpulkan bahwa daerah Getas Pejaten, aman. Alhamdulillah..
Hujan belum juga berhenti. Saya khawatir kondisi seperti ini akan memperparah keadaan. Karena akses keluar dan masuk kota Kudus benar-benar lumpuh total. Kami benar-benar merasa terisolir. Pasokan bahan bakar sudah mulai langka, dan mungkin jika terus seperti ini, pasokan bahan makanan juga bisa menjadi sulit. Semoga hal itu hanya ada di bayangan saya dan tidak menjadi kenyataan.
Setiap kejadian pasti menyimpan berkah. Hujan seperti itu, bisa juga menjadi berkah untuk mereka yang suka memancing, untuk para penjual makanan atau minuman di sepanjang jalan lingkar, menjadi berkah untuk penjual gantungan baju. Dibalik semua ini, semoga Tuhan menyediakan sesuatu yang indah untuk kita semua. Aamiin.
Saalaam.

Wednesday, January 22, 2014

I MisS YoU sO BadLy

Assalamualaikum ibu..
Ibu, maaf ya aku baru menulis surat untuk ibu sekarang. O, iya bu, tadi aku lihat banjir bu sendirian. Kalau ada ibu, pasti ibu melarangku ya. Sekarang justru adek yang bawel kepadaku bu. Harusnya kan aku ya, kenapa jadi kebalik seperti ini. Yasudahlah, itu berarti, adek sangat sayang padaku. Iya kan bu? Ibu juga sayang kan padaku?
Ibu, tadi budhe Lies BBMan sama aku. Budhe bercerita banyak tentang ibu. Ibu, maaf ya bu, selama ibu masih disampingku aku tidak pernah membahagiakan ibu, aku belum bisa membuat ibu bangga padaku. Padahal itu doaku setiap waktu bu, agar ibu berumur panjang, agar ibu sehat, agar ibu bahagia. Apa menurut Allah aku tidak bisa membahagiakan ibu ya? Tapi, semenyesal apapun juga, ibu sudah pergi kan. Aku juga sudah janji untuk memaafkan diriku sendiri. Ibu, walaupun di dunia ibu tidak bahagia, sekarang ibu bahagia kan di surga? Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaan ibu disana. Ibu, rumah kita akan segera dijual. Makasih ya bu, ibu selalu membantuku mengatasi semua masalahku. Terima kasih ibu. Entah dengan cara apa aku berterima kasih pada ibu. Aku harap ibu mendengar ucapan terima kasihku untuk ibu.
O, iya, tadi Kevin kesini bu. Dia masih mencari ibu. Aku bilang saja ibu sedang melihat banjir di tempat yang jauh. Dari tempat ibu kan bisa juga melihat banjir. Berarti aku kan tidak berbohong ya bu.
Ibu, aku sudah tidak bisa melihat ibu lagi. Aku juga sudah tidak bisa menyentuh ibu lagi. Lalu aku harus bagaimana ibu?
Dari tadi aku sudah berdoa untuk ibu, tapi tetap saja itu tidak bisa meringankan sakitku bu. Ibu, ibu benar-benar bahagia kan disana. Ibu baik-baik saja kan disana. Setiap waktu akan terus memohon pada Allah agar Dia memberikan tempat yang paling baik untuk ibu di surga, untuk bapak juga. 
Ibu, pemadaman listrik bergilir akan dilakukan. Ibu, aku takut gelap. Dan setiap mati lampu, aku kan selalu memanggil nama ibu, kemudian ibu akan datang ke tempatku. Sekarang, kalau mati lampu, apa masih boleh aku mmemanggil ibu? Apa ibu juga akan datang memegang tanganku? Ibu, aku bisa apa bu, tanpa ibu, aku bisa apa?
Semakin banyak pertanyaanku, semakin banyak pula jawaban yang tidak bisa aku dapatkan. Selalu bersamaku ya bu. Aku sayang ibu. Sayang sekali. Semoga ibu tau. I luv u ibu.
Wassalamualaikum..

PRay foR KudUs

Tahun ini adalah banjir terparah di Kudus menurut saya. Dan hari ini saya memang sengaja menyempatkan diri untuk berkeliling melihat dengan nyata bagaimana kondisi sebenarnya. Dari rumah saya melaju menuju daerah Tanjung. Hari ini matahari mulai menampakkan dirinya. Sepanjang perjalanan, hanya ada sisa-sisa air yang tergenang. Jalan bisa dilewati, hanya saja begitu sampai jalan lingkar, jalan menuju arah Undaan sudah ditutup, air masih setinggi lutut orang dewasa. Dan disepanjang jalan di daerah Tanjung itu, rumah-rumah di sisi kanan dan kiri jalan masih terendam air. Ada yang cuma sebetis, ada juga yang sampai lutut orang dewasa. Semoga langit masih bersahabat dan tidak menumpahkan airnya. Banyak orang yang melihat disepanjang jalan. Sama seperti saya, saya juga heran sebenarnya apa yang ada di otak kami sehingga menjadikan bencana sebagai tontonan, bahkan banyak juga yang mengabadikan lewat kamera. Kita ambil positive nya saja, kami ingin melihat kondisi saudara-saudara kami, kami ingin mempublikasikan kondisi mereka, mungkin ada malaikat tanpa sayap yang mau mendermakan sedikit hartanya untuk mereka.
Saya tidak mungkin menerobos genangan air yang masih tinggi itu, saya langsung memutar arah hendak menuju terminal Kudus. Sepanjang perjalanan kesana, kendaraan yang didominasi oleh truk, kemudian bus, lalu mobil pribadi dengan berbagai plat nomer mengular sampai depan gedung haji Kudus (JHK ), astaga, sudah separah ini. Saya tetap melanjutkan perjalanan saya. Sampai depan SMP 2 Jati, jalan sudah ditutup. Kendaraan banyak yang terendam banjir. Dan akses penyebarangan dari Kudus ke Karang Anyar memang lumpuh total. Saya mencoba bertanya kepada bapak yang ada disitu, bagaimana caranya saya bisa sampai di pool Nusantara yang letaknya beberapa ratus meter setelah jembatan. Bapak itu menyarankan agar saya kembali saja karena tinggi air disana seperut orang dewasa. Jalan satu-satunya ditempuh dengan jalan kaki atau naek gerobak ojek. Setelah berterima kasih, saya langsung putar balik menuju rumah salah satu teman saya di daerah Damaran. Saya mengambil rute melewati jembatan Ploso. Ternyata, jembatan tersebut ditutup karena ambrol di tepinya. Saya kemudian memutar lagi mencoba melewati jembatan Gedung Paso. Jembatan bisa dilalui hanya saja macet yang begitu panjang membuat saya memutar arah lagi. Kudus tiba-tiba berubah seperti kota metropolitan dengan kemacetannya. Saya mengambil arah melewati jembatan Kali Gelis dekat Menara Kudus. Frekuensi kendaraan didaerah situ tidak sepadat daerah sebelumnya, mungkin karena jalan yang lebih lebar. Akhirnya saya sampai di tumah teman saya Titik. Dia bercerita bahwa semalam warga harus membuat tanggul untuk mencegah banjir masuk ke daerah tersebut. Syukurlah, mereka aman dari banjir. Setelah istirahat, saya melanjutkan perjalan saya ke daerah Gebog. Tidak terlalu jauh, sebelum pertigaan arah Jurang saya sudah putar balik. Jalan utama tidak ada genangan air. Sejauh mata saya melihat hanya sawah yang masih tergenang. Situasi aman. Saya melewati daerah Panjang. Aman. Hanya saja begitu saya melewati jembatan Niagara ( saya menyebutnya seperti itu ) arus airnya deras sekali, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau sampai meluap. Semoga hujan tidak turun lagi. Saya terus melaju melewati UMK, Dersalam, dan terus sampai SMA 1 Bae, saya memutar arah melewati Megawon kemudian menuju Mejobo. Jalan-jalan sudah kering, syukurlah. Sampai di kantor sekretariat partai Hanura Mejobo, saya memutar arah karena genangan air setinggi betis orang dewasa ada di depan saya. Banyak kendaraan yang putar balik, kecuali mungkin warga yang memang berdomisili disitu, mereka tetap menerjang banjir. Saya memutar menuju jalan lingkar. Dan sepanjang jalan lingkar hampir sebagian besar didominasi truk-truk besar berdiam diri disana. Kanan kiri jalan seperti danau buatan. Rumah penduduk masih tergenang air. Dan sepertinya, hampir semuanya sudah diungsikan karena ketinggian air yang mungkin satu meter. 
Di tengah perjalanan saya berpikir. Bagaiman nasib mereka yang terjebak di jalan. Saya yakin para pengungsi sudah berada di tempat yang aman, saya juga yakin pemerintah pasti mengusahakan bantuan untuk mereka, dan saya juga yakin banyak para dermawan yang mengulurkan tangannya untuk mereka. Tapi bagaimana nasib mereka yang terjebak. Sopir truk, kernet, sopir bus, penumpang bus, mobil pribadi. Tidak ada mini market disana, warungpun hanya beberapa. Dan kebanyakan tutup. Kalaupun ada asongan yang jual, mungkin harganya sedikit lebih mahal. Iya kalau persedian uang mereka cukup, kalau tidak? Sedangkan mereka tidak tahu sampai kapan berada di tempat seperti itu. Mungkin bukan hal yang baru lagi untuk mereka berada di dalam kondisi seperti ini, tapi mereka juga butuh bantuan kan. Dan sayangnya saya tidak mampu membantu mereka. Saya hanya bisa berdoa, semoga semuanya kembali normal dan lancar. Saya berdoa semoga ada dermawan baik hati yang juga memikirkan kondisi mereka. Karena mereka juga perlu bantuan. Mungkin hanya sekedar kopi atau air minum atau sebungkus roti, saya rasa itu berarti buat mereka. Dan semoga apa yang terjadi menjadi suatu instropeksi untuk kita atas apa yang memang selayaknya harus dibenahi. Saya yakin Tuhan memberikan sesuatu yang indah dibalik semua ini. Aamiin..
Salaam..

Tuesday, January 21, 2014

DiFfeRenT

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hujan masih saja terus mengguyur kota Kudus. Banjir dimana-mana. Alhamdulillah, daerah rumah kita tidak terkena banjir. Terima kasih ya bu, karena selalu memilih tempat yang nyaman untuk kami. Ibu, semalam aku dan bapak melihat banjir di terminal. Kurang kerjaan ya bu. Ya memang. Hehehee.. Sekalian kami membeli nasi goreng di Ismail untuk makan malam. Sekarang dia pindah tempat bu, bukan di dekat biliard, tapi di depan ruko Agus Salim. Untung aku lihat bu, kalau tidak, bapak sudah mengajakku membeli di tempat lain. Lidahku kan sudah cocok dengan nasgor Ismail.
Ibu, entah mengapa, semenjak kepergian ibu, rumah terasa suram. Maaf ya bu. Aku belum bisa menjadi seperti ibu. Aku belum bisa menjadi serapi, serajin, sebaik ibu. Aku menjadi anak malas seperti biasanya bu. Kamarku berantakan. Rumah yang tadinya rapi, menjadi berantakan. Ibu, justru adek yang lebih rajin daripada aku bu. Sekarang ganti dia yang ngomel padaku kalau aku tidak meletakkan barang sesuai tempatnya. Kalau sudah seperti itu, dia mirip sekali dengan ibu. Aku juga heran bu, kenapa sifat kita berkebalikan. Aku kan perempuan, harusnya aku yang lebih rapi, tapi malah kalah sama adek. Sepatuku tidak aku taruh di rak, baju-bajuku tergantung di kamar, buku-bukuku berserakan di lantai kamar, di meja rias, alat-alat make-up ku bertebaran tidak rapi. Astaga ibu, apa ada yang salah dengan otakku.
Sekarang bapak sedang memasak bu. Aku tidak membantu, rasanya malas bu. Aku juga belum mencuci. Paling nanti bapak lagi yang mencuci. Kakiku kan sakit bu. Aku kan tidak tahan dengan air. Perih semua bu. Sampai rasanya susah kalau berjalan. Seperti biasa, itu alasan utama yang menjadi senjataku lolos dari pekerjaan rumah.
Ibu, aku kan bukan ibu. Jadi ibu maklum ya, kalau aku belum bisa sesempurna ibu. Tapi aku akan belajar bu. Untuk menjadi seorang ibu yang baik. Ibu tenang saja, semuanya pasti aman terkendali dan baik-baik saja.
Ibu, hari ini tidak ada kegiatan yang berarti untukku bu. Mungkin seharian ini aku akan membaca, berbicara dengan ibu lewat blog, atau beres-beres rumah. Untuk yang terakhir aku kok tidak yakin ya bu. Hehehe.. Yasudah bu, aku membantu bapak dulu ya. I luv u bu.
Wassalamualaikum..

Monday, January 20, 2014

BesT of thE bEst

Hari ini saya kembali ke kantor. Semuanya tampak sama, seperti biasa, banyak tawa, banyak canda. Hanya satu yang berbeda. Saya. Mungkin hanya perasaan saya, tapi saya merasa kalau bukan disini lagi tempat saya. Saya sudah bukan menjadi salah satu dari mereka. Tapi mungkin juga itu cuma perasaan saya. Sesuatu yang manusiawi, setelah beberapa lamanya saya tidak menginjakkan kaki di tempat ini.
Saya berharap, agar semuanya baik-baik saja. Semuanya bisa diselesaikan dengan jalan yang benar-benar terbaik dari semua jalan yang baik. Agar tidak ada yang merasa dirugikan ataupun disakiti. Agar semuanya bisa tersenyum melihat saya, tanpa ada rasa apapun yang mungkin menjadi jurang pemisah antara kita selama ini. Saya tetap menjaga mereka semua dalam hati saya. Semua kebaikan mereka, semua canda dan tawa yang pernah kita lewati bersama. Selamanya tetap menjadi suatu kebaikan bagi saya, mereka tetap baik dimata saya, tanpa harus mengingat rasa apapun yang memang sudah saya lepaskan dan tidak akan saya ingat, karena percuma menyimpan sesuatu yang membusukkan hati saya.
Sekarang saya sedang duduk disini. Di tempat menunggu kedatangan armada. Sayangnya saya bukan menunggu armada yang datang menjemput saya dan mengantarkan saya ke tempat tujuan saya. Saya duduk disini menunggu keputusan yang terbaik untuk saya. Yang saya harapkan, bisa membawa saya ke tujuan dan arah yang lebih baik.
Saya tidak takut, saya tidak resah. Karena semalam saya merasa alm bapak dan ibu memeluk saya. Dan itu nyata. Saya benar-benar percaya mereka memeluk saya, mencium pipi saya. Saya bahagia. Mereka tetap menjaga saya. Itulah kekuatan saya. Tuhanlah yang mengirim mereka untuk menguatkan saya. Dan saya memang kuat. Saya tidak ingin tampak kuat. Saya ingin benar-benar kuat. Karena saya lelah memakai topeng kuat.
Pagi tadi, bapak dan adek juga menguatkan saya, mereka memegang tangan saya. Mereka berkata semuanya akan baik-baik saja. Dan saya sangat percaya apapun perkataan mereka. Dan rasanya, ada sesuatu yang lapang disini. Di hati ini. Sesuatu yang entah apa itu namanya saya tidak bisa menjelaskannya.
Saya sangat bersyukur, dan hari inipun rasa syukur saya bertambah kepada Tuhan. Atas semua kebaikan yang Dia berikan. Atas malaikat tanpa sayap yang Dia sediakan. Saya bersyukur atas semuanya. Saya berterima kasih. Dan pujian untuk-Nya saya rapalkan. Saya berharap Dia semakin menguatkan saya. Subhanallah walhamdulillah walaailaahaillallah wallahuakbar.
Saya masih menunggu. Saya memang harus menunggu, mencoba bersabar, karena setiap kesabaran, pasti akan berbuah kebaikan. Karena Tuhan pasti selalu menyediakan kebahagiaan untuk setiap lelah yang digunakan untuk sebuah kesabaran.
Saalaam..

No oNe of uS is WitHouT SiN

Kesalahan masa lalu, biarkan berlalu.. Lepaskan dan maafkan.. ( Kabut Telah Berlalu karya Fanny Fredlina )

Setiap manusia pasti pernah bersalah. Saya, anda, kita. Tidak ada manusia yang tanpa cela dan dosa. Itulah point yang harus kita tanamkan di hati kita. Bukan untuk menggampangkan suatu dosa, tapi itu merupakan salah satu cara diri kita untuk memaklumi, memanusiawikan, kemudian memaafkan diri kita sendiri atas dosa yang pernah kita lakukan.
Saya bukan seorang penceramah, bukan juga seseorang yang bijaksana, atau mungkin seseorang yang mempunyai ribuan kata bijak atau nasehat yang bisa saya bagikan disini. Bukan. Saya hanya seseorang yang penuh dosa, yang ingin bangkit dari keterpurukan saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya. Saya hanya ingin berbagi kisah, berbagi pengalaman, agar siapapun yang membaca tulisan saya ini, menjadi lebih kuat. Kita sama-sama menguatkan. Kita sama-sama berpegangan tangan untuk bangkit.
Saya sama seperti anda, berdosa. Tapi saya yakin, setiap dosa, Tuhan pasti selalu menyediakan pengampunan-Nya untuk kita. Dia Maha Pengampun, Maha Pemaaf, Maha Bijaksana. Dan tidak ada satupun di dunia ini yang mampu menyamai-Nya. Karena itulah sesuatu yang wajar jika manusia sulit sekali memaafkan sesamanya. Saya juga pernah seperti itu. Menyimpan dendam sampai membusuk dihati saya. Manusiawi. Karena saya bukan seorang Tuhan yang pemaaf, saya juga bukan seorang nabi, saya hanya manusia biasa. Tapi kemudia Tuhan mengetuk hati saya, ketika saya meminta ampun kepada-Nya, ketika ternyata Tuhan semakin memperpuruk saya, saya berpikir, apakah pengakuan dosa saya, pertobatan saya tidak diterima Tuhan? Bukankah Tuhan Maha Pengampun? Tapi mengapa Dia tetap menghukum saya? Tiba-tiba saya merasa sebagai seseorang yang tidak diampuni. Ternyata, rasanya seperti ini, rasanya tidak terampuni. Ternyata sakitnya seperti ini ketika permintaan maaf kita tidak diterima. Mungkin inilah yang dirasakan mereka yang masih menyisakan dendam di hati saya. Baiklah. Saya memaafkan mereka semua. Saya mengampuni mereka. Semoga mereka juga memaafkan dan mengampuni saya. Setelah itu hati saya menjadi ringan.
Seorang pembohong, seorang pencuri, seorang pembunuh, seorang pendendam, seorang munafik, seorang pembuat masalah seperti saya, saya yakin Tuhan menyediakan pengampunan-Nya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita walaupun terkadang kitalah yang menjauh pergi dari-Nya. Sebesar apapun masalah kita, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Entah itu mungkin buruk menurut kita, percayalah, bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik untuk umat yang amat dikasihi-Nya.
Ketika semua orang mungkin beranjak pergi dari hidup anda karena kesalahan anda, maklumilah mereka, andapun juga pasti sama jika ada diposisi mereka. Anda pasti akan menjaga zona aman dan nyaman anda. Manusiawi. Lupakanlah. Tuhan selalu mengirimkan malaikat tanpa sayap untuk menjaga anda, untuk membantu anda berdiri kembali. Dan malaikat itu adalah keluarga anda. Tidak ada keluarga yang akan meninggalkan anggota keluarganya sehina apapun mereka. Keluarga bukan tempat untuk menghakimi, bukan tempat untuk menjatuhkan. Keluarga tempat untuk menguatkan, membimbing dan menunjukkan ke arah yang benar. Dan saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya, terutama untuk bapak saya, Beni Hole, dan adik saya Ardiansyah, yang senantiasa memeluk dan menggenggam tangan saya. Kalian berdua malaikat tanpa sayap yang Tuhan berikan di hidup saya. Terima kasih.
Dan setiap kali rasa sakit menyerang hati saya, hingga saya merasa saya tidak kuat, saya bukan manusia yang hebat, saya lemah, saya tidak mampu, Tuhan selalu membimbing saya untuk mengucapkan kata permohonan ampunan Astaghfirullahaladzim. Dan itu saya ulang sebanyak saya mampu. Kemudian saya memuji nama-Nya. Karena pernah saya membaca sebuat kalimat, pujilah Tuhan-Mu disaat kamu di dalam kesulitan. Ajaibnya, hati saya merasa utuh, saya merasa kuat. Subhanallah, bukti kekuasaan Allah.
Setiap manusia mempunyai masa lalu, entah itu kelam, hitam, buruk, baik, indah. Semuanya mungkin patut untuk kita syukuri. Setidaknya kita masih punya masa lalu, karena berarti Tuhan masih mengijinkan kita untuk merasakan masa depan. Masa lalu yang buruk belum tentu berujung pada masa depan yang buruk. Biarkan saja manusia meramalkan seucap kata mereka. Pada dasarkan, manusia cuma berbicara, tapi Tuhan yang menentukan. Tuhan yang menetapkan. Anggap saja apapun perkataan adalah doa, yang baik ataupun yang buruk. Tuhan sangat jeli untuk menyaring setiap doa. Jika kemudian hal buruk menimpa kita, terima sajalah, yang buruk diawal belum tentu.buruk juga diakhir, pun belum tentu baik diakhir, itulah rahasia Tuhan, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita semenit kedepan. Yang penting, maafkanlah semua yang telah berlalu, berjalanlah maju, percayalah Tuhan selalu mengatur jalan hidupmu dengan sebaik-baiknya pengaturan-Nya.
Sekarang, tersenyumlah. Angkatlah kepala anda. Jangan terlalu tinggi, jangan terlalu menunduk, bagaimana anda bisa berjalan dengan kondisi seperti itu. Dunia begitu indah. Lihatlah. Nikmatilah. Jangan pernah malu karena pernah berbuat salah. Justru yang seharusnya malu adalah orang yang merasa selalu paling benar tanpa mau tahu dimana letak kesalahannya. Dan itu mungkin juga terjadi pada saya, anda, ataupun kita. Orang bijak pernah berkata memang kadang perlu suatu kesalahan agar manusia belajar untuk menjadi baik dan benar. Semoga Tuhan cepat menyadarkan kita dari kesalahan dan membimbing menuju jalan yang benar. Aamiin.
Salaam..

Sunday, January 19, 2014

TeRonG BaLaDo

Assalamualaikum ibu..
Ibu, sekarang aku harus belajar memasak. Aku bisa menanak nasi bu, walaupun lewat rice cooker dan masih terlalu lembek, daripada terlalu keras, masih mending kan bu terlalu lembek. Bagus untuk pencernaan. Hihihii.. Itu pembelaan dariku bu.
Nah, aku memasak terong balado bu. Kebetulan, di kulkas banyak sayuran. Ada terong, kol, kacang panjang, tauge, wortel, tomat. Tapi entah kenapa rasanya terong balado seperti buatan ibu enak sekali dibayanganku.
Baiklah, mari kita memasak Terong Balado ala Chef Cece Ayie Kasturi Hole. Hahaha.. Namaku semakin panjang saja bu.^^
Pertama, kita siapkan terlebih bahan-bahan yang akan kita gunakan.
Bahan: 
- terong, sesukanya, banyak juga tidak masalah, sekalian bisa memberi tetangga kanan kiri nanti masakannya.^^
- minyak, secukupnya, untuk menggoreng terong sampai empuk, kemudian untuk menumis.
- air, secukupnya untuk menumis.
- kecap, sesuai selera.
- garam, gula, penyedap rasa, kalau ini tergantung selera, yang penting jangan berlebihan.
- laos, dikeprek, jangan terlalu keras ngepreknya, nanti hancur, astaga, rasanya getar di lidah.
Bumbu yang dihaluskan :
- 5 siung bawang putih
- 5 siung bawang merah
- 1 buah kemiri
- terasi secukupnya
- cabai rawit, cabai merah sesuai selera, kalau suka pedas silakan tambahkan cabai yang banyak, nanti jadinya Balado Terong Setan.^^
Nb : bumbu yang dihaluskan disesuaikan ya dengan terong yang akan dibuat, kemaren aku setengah kilogram terong.^^
Cara membuat :
Kukus semua bumbu yang akan dihaluskan. Sambil menunggu matang, goreng terong sampai empuk. Tiriskan sebentar. Setelah bumbu matang, uleg halus semua bumbu. 
Setelah semua beres. Panaskan sedikit minyak untuk menumis, jangan terlalu banyak, cukup 5 sdm saja.  Setelah itu, tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum, jangan lupa masukkan keprekan laos. Kata bapak, sampai harumnya tercium hidung.^^
Setelah itu, masukkan sedikit air, garam, gula, penyedap rasa. Masak sampai mendidih, setelah itu, masukkan terong yang sudah digoreng tadi. Aduk sampai rata. Jangan lupa dicicipi. Keasinan, tambah gula, hambar, tambah garam. O iya, jangan lupa tambahkan kecap agar warnanya cantik. Masak sampai air berkurang dan bumbu mengental.
Taraaaaa, terong balado siap untuk dihidangkan. Nasi hangat, terong balado, tempe tahu goreng, ayam goreng. Maknyos untuk disantap.
Selamat mencoba.^^
Ibu, aku bisa memasak loh, dan rasa masakanku juga enyaaaaak. Hihihiii.. Walaupun belum seenak ibu, tapi setidaknya aku bisa jadi chef untuk keluarga kita seperti ibu. Besok apa yang aku masak aku ceritakan pada ibu ya. Ibu jangan bosan membaca tulisanku. I love u ibu.
Wassalamualaikum..

I'm BaCk

Assalamualaikum ibu..
Ibu, malam tadi aku sampai di Kudus. Aku dan bapak berangkat jam setengah 4 sore bu. Dan tiba di Kudus jam 10 malam. Ibu, aku kembali, tidak ada yang berubah denganku bu, aku tetap anak ibu yang rapuh dan cengeng. Tapi aku kan sudah berjanji pada ibu untuk tetap kuat dan tegar. Jadi, sebisa mungkin aku akan menepati janji itu.
Ibu, kemaren Dhoni sudah resmi menikah. Aku bahagia bu. Tapi sepanjang prosesi ijab kabul aku menangis. Kata bapak, aku tidak boleh menangis, semua pasti sudah ada jalannya. Aku sedih ibu, bagaimana kalau aku menikah nanti, bapak dan ibu kandungku sudah meninggal, aku tahu, ibu dan bapak pasti selalu melihatku dari sana, tapi rasanya pasti sangat sulit dan sakit bu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya aku nanti, yasudahlah, tidak usah dipikirkan sekarang. Allah teramat sayang padaku, pasti Dia menyiapkan kejutan yang indah untukku nantinya. Ada adek yang menjadi waliku, ada bapak dan budhe Atik yang akan menemaniku berdiri di panggung, ada keluarga besarku yang pasti akan berlapang dada membantu mengurus semua keperluan menikahku. Ibu, aku ingat perbincangan kita tentang pernikahanku nantinya, ibu ingat tidak, ibu kan bilang kalau ibu akan mengurus semuanya, sekarang, ibu tinggal terima beresnya saja ya bu, ibu tinggal menggenggam tanganku saja. Walaupun aku tidak tahu kapan datangnya hari itu atau mungkin hari itu tidak akan datang padaku, tapi aku tetap berharap Allah mengirimkan dia untukku ibu, dia yang bisa menghapus semua kesakitanku, yang mau menerima bukan saja aku, tapi aku dan kelurgaku, dan semua kekurangan kami. Ibu dan bapak disana juga ikut mendoakanku ya. Oh, iya, aku kemaren juga melihat bapak dan ibu tersenyum padaku, jelas sekali, kalian memakai pakaian warna putih. Ibu tahu, itu merupakan kekuatan untukku. Terima kasih ya pak, bu.
Kemaren, hape aku rusak ibu, jadi di pernikahan Dhoni, aku tidak punya satupun photo di hape. Lagipula Mandhung kan tidak ikut bu, mana ada yang memphotoku. Mandhung sedang menunggu panggilan kerja bu, doakan dia ya bu, semoga cepat mendapat pekerjaan. Kata Mandhung, dia mau mengumpulkan hasil kerjanya, dia ingin kuliah dengan uang hasil keringatnya. Maaf bu, sekarang aku tidak bisa membantu, nanti kalau aku sudah bekerja yang mapan, aku pasti mengupayakan yang terbaik buat Mandhung. Dia kan pria bu, nantinya akan jadi kepala keluarga, jadi mulai sekarang, kami harus mengokohkan dia. Agar nantinya, dia akan menjadi kepala keluarga yang kokoh, kuat, dan bertanggung-jawab. Resepsi kemaren di adakan di gedung yang dekat dengan balai kota bu. Aku lupa nama gedungnya. Tapi semuanya berlangsung megah dan meriah. Semuanya tampil cantik. Aku juga cantik bu. Waktu acara seserahan, aku memakai kaftan hitam punya Mbah Yayi, katanya itu asli dari Mekah, yasudahlah, asli dari manapun juga yang penting aku ada baju untuk acara itu. Aku hanya membawa satu baju ibu, niatnya kami akan langsung pulang, tapi ternyata, acaranya Jum'at dan Sabtu, untung baju Mbah muat aku pakai. Aku cantik bu. Sayang, tidak ada photonya. Kata Mbah seperti encik saja. Kan memang kita keturunan Arab ya bu. Tapi luntur. Hihii.. Aku bisa make-up sendiri sekarang bu. Dulu kan aku bisanya me-make-up orang lain, sekarang aku bisa mengaplikasikan pada wajahku sendiri. Aah, ibu, aku menyesal hape aku rusak. Padahal aku kan cantik dengan riasan seperti itu bu. Kata saudara-saudara, aku mirip sekali dengan ibu, ya jelaslah, aku kan anak ibu, kalau tidak mirip ibu mau mirip siapa aku. Hari kedua, aku memakai baju hijau yang terakhir ibu pakai ziarah ke Sunan Demak. Stocking hitam. Pumps kuning. Tas ibu juga aku pakai. Pokoknya semua punya ibu, jadi punyaku ya bu. Aku minta ijin ibu, baju-baju, tas, semuanya, aku pakai ya bu.
Ibu, aku semakin heran dengan orang-orang disekitarku. Why is everybody so serious, acting so damn mysterious. Aku benci dengan orang-orang yang seperti itu ibu. Yang membesar-besarkan masalah, yang selalu menganggap bahwa suatu masalah itu selamanya akan tetap menjadi masalah. Ibu, doakan aku ya, agar aku tidak menjadi manusia sempit dan penuh rasa curiga seperti itu. Ibu, ibu kan pernah bilang, bahwa setidaknya di hati kita jangan selalu dipenuhi rasa curiga, itu akan membuat hati kita tidak tenang, karena selalu dihantui oleh rasa itu. Sekarang, aku akan mencoba menerapkan dalam hatiku ibu. Aku juga capek, kalau harus curiga, berburuk sangka, menduga-duga, banyak hal yang bisa aku lakukan tanpa semua rasa itu kan bu?
Ibu, besok rumah ibu akan dijual, maaf ya bu, gara-gara aku jadi begini, tapi, mungkin ini yang terbaik ibu, jadi, sementara kita mengumpulkan uang yang lebih banyak, kita akan mengontrak dulu bu, lalu sedikit demi sedikit kita akan menabung. Sampai uangnya banyak terkumpul, kita akan membeli rumah lagi, agar ibu senang, agar ibu tidak kepikiran disana. Ibu, kami semua baik-baik saja. Ibu tenang ya. Kami saling menguatkan. Ibu jaga saja kami. Semuanya baik-baik saja ibu. Aku janji, semuanya pasti baik-baik saja. Aku ingin seperti ibu yang selalu memastikan keluarganya baik-baik saja.
Ibu, aku suka sekali menulis, aku tahu, ibu juga suka menulis, aku dulu pernah baca tulisan-tulisan ibu. Aku baru sadar kalau semua yang ada pada ibu menurun padaku. Ibu, kita sama, kita lebih nyaman dengan tulisan daripada dengan berbicara. Tulisan itu lebih jujur untuk kita, iya kan bu. Aku suka menulis, sangat suka menulis bu. Makanya aku memilih blog untuk mencurahkan cerita hidupku. Menuliskan apapun yang aku pikirkan, aku rasakan, aku harapkan, aku impikan. Semua orang punya caranya sendiri kan bu untuk bercerita, lantas kenapa terkadang adanya blog menjadi sebuah masalah. Bukankah Indonesia salah satu negara yang demokratis, yang setiap warga negaranya mempunyai hak untuk bersuara, lantas mengapa kebebasan bersuara seperti itu sepertinya menjadi momok untuk beberapa pihak. Bukankah setidaknya sebuah suara, cerita, dsb harus disikapi dengan bijak. Dengan pikiran yang luas. Dengan mengetahui apa yang memang sedang diceritakan, bukan berpikir yang tidak-tidak. Ibu, kalau aku boleh bilang, manusia yang seperti itulah manusia yang malas berpikir. Mereka kan diberi karunia akal dan pikiran, itulah yang seharusnya digunakan untuk mencerna, bukan menelan mentah-mentah sebuah tulisan atau cerita. Semoga aku bukan salah satu dari mereka ya bu. Ibu, sudah dulu ya. Aku mau bersiap dulu. Tetangga kita ada yang mengkhitankan putranya. Aku dan Mamak sudah janjian untuk datang bersama ke acara tersebut. I love u ibu.
Wassalamualaikum..