Friday, January 31, 2014

DiaRy IbU

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hari ini entah kenapa aku ingin membuang barang2 yang tidak penting. Seperti yang selalu ibu lakukan. Maaf ya bu, dulu aku selalu ngambek jika ibu membuang kertas2 hasil madingku, barang2ku yang sudah usang. Aku mau seperti ibu yang selalu meninggalkan masa lalu dan melangkah ke depan. Semua kenangan2 yang ada, cukup disimpan diingatan kita. Tuhan kan memberi otak kita kemampuan untuk mengingat berbagai hal. Yasudah, gunakanlah. Iya kan bu?
Ibu, aku tadi menemukan diary ibu. Memang. Bukan ditulis dibuku. Hanya di kertas2. Maaf aku lancang membaca bu. Tapi dengan begitu, aku lebih tahu tentang ibu. Tentang hati ibu. Ibu tahu tidak, ternyata aku mirip ibu. Aku juga suka menulis di kertas2, kita sama bu. Apapun bisa kita tuliskan, tentang perasaan kita, tentang cerita kita, tentang mimpi kita.
Ibu, kita sama bu. Kita sama dalam berbagai hal. Tapi boleh kan kalau aku berusaha untuk lebih baik daripada ibu, belajar dari kesalahan ibu, dan kalaupun aku tetap mengulang sedikit kesalahan seperti yang pernah ibu lakukan, aku tetap anak ibu kan? Ibu tetap bangga padaku kan?
Ibu, aku tahu, kita sama2 pernah terluka, kita pernah menderita, dan kita pernah merasa terpojokkan. Aku memaafkan ibu. Dan akan selalu memaafkan ibu. Seperti ibu yang selalu memaafkan aku, menjaga perasaan dan hatiku, yang selalu membuka tangan untuk memelukku, sebagaimana bersalahnya aku pada ibu. Ibu, kita sama2 terluka. Dan aku yakin, sekarang luka ibu sudah sembuh, Allah teramat sayang pada ibu, sehingga Dia menginginkan ibu dekat dengan-Nya. Sekarang aku juga ingin menyembuhkan lukaku bu. Agar hidupku ringan, tanpa seandainya dan penyesalan.
Aku janji tidak akan menyesal dengan semua yang terjadi bu. Mau diapakan lagi, toh, semenyesal apapun juga semenit yang lalu waktu tidak akan bisa diulang.
Ibu, terima kasih untuk semuanya. Aku sayang ibu. Dan Demi Allah aku selalu sayang ibu. Aku memang tidak pernah mengucapkan sayang, maaf, dan terima kasih pada ibu. Ibu tahu kan, aku tidak pintar berkata-kata seperti itu di depan orang yang benar2 aku sayangi. Mengucapkan selamat hari ibu saja, aku tidak   dengan rangkaian kata yang manis seperti di blog. Hanya, ibu, selamat hari ibu, salim, cium pipi ibu, dengan mata berkaca2, kemudian langsung cepat2 ke kamar, kemudian menangis, merapal semua doa untuk ibu. Ibupun juga sama sepertiku, ibu tidak pernah berkata ibu sayang padaku, tapi aku tahu, ibu sangat menyayangiku. Bukankah semuanya tidak harus dijelaskan kata2, bukankah ada saat tertentu dimana, hati yang menilai sebesar apa rasa sayang itu. Dan aku tahu, sayang ibu kepadaku sangatlah besar. Walaupun tidak sebesar sayang ibu padaku, tapi aku sayang ibu. Ibu tau kan, ibu merasakan kan, kalau aku sayang ibu. 
Ibu, aku bangga sekali menjadi putri ibu, seperti ibu yang selalu bangga padaku walaupun pada kenyataannya aku bukan anak yang membanggakan, tapi tetap saja ibu selalu membanggakanku. Aku juga bangga pada ibu. Dan aku tidak tahu apakah aku bisa seperti ini jika ibuku bukan ibu melainkan ibu yang lain. Aku tidak mau. Ibuku kan tetap ibu. Sampai kapanpun aku kan tetap anak ibu, darah ibu kan mengalir di tubuhku.
Ibu, terima kasih sudah mengajarkan aku tentang sayang yang dari hati. Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang bertahan, tentang berpasarah diri, tentanlg rasa sakit karena jatuh, tentang memahami. Semua orang punya cara tersendiri untuk membahagiakan orang2 yang disayangi. Ibu dengan cara ibu. Aku dengan caraku. Intinya kita sama, kita ingin selalu membahagiakan. Kita ingin selau terlihat bahagia dan baik2 saja. Sesakit apapun hati kita, kita selalu tersenyum dan mengatakan aku baik2 saja. Ibu, aku merasa hebat saat itu.  Hehehe..
Ibu, semua ibu ingin selalu berkumpul dengan anak2nya. Hanya saja kadang keadaan yang membuatnya tidak seindah itu. Tapi aku yakin, mbah uti merasakan seperti yang ibu rasakan. Mbah juga sayang sekali pada ibu. Kalau mbah punya kekuatan juga mbah pasti akan mengambil ibu dari mbah yayi.  Aku tahu, ibu pasti sudah memgerti. Ibu, kita akan berkumpul di surga nanti. Ibu tunggu saja ya. Aku memang tidak tahu bagaimana rasanya mati, dan hidup di alam yang membayangkannya saja otakku tidak mampu. Tapi aku percaya, ibu bahagia disana, berkumpul bersama mba a'ung, bapak, dan peri kecil ibu, Inel. Sampaikan cium sayangku untuk Inel ya bu. Aku sayang ibu. Selalu sayang ibu. Dalam setiap doaku, aku selalu memohon agar Allah memberikan surga yang indah untuk ibu, untuk bapak. Aku juga sayang bapak. Ibu tolong sampaikan pada bapak ya. Ibu, kita bertiga sama bu. Sama2 suka menyimpan rahasia untuk membuat semuanya baik2 saja. Hihi..
I luv u ibu. I luv u ibu. I luv u ibu.
Wassalamualaikum..

No comments:

Post a Comment