Assalamulaikum bu..
Jangan bosan membaca suratku ya bu, karena ini yang bisa aku lakukan untuk tetap berbicara pada ibu. Ibu, maaf ya, hari ini aku sudah keramas, aku menyapu, aku bersisir. Aku tidak tahu bu kalau hal2 itu tidak boleh dilakukan. Katanya bisa membuat ibu terjatuh2 jalannya disana. Allah Maha Tahu kan bu. Aku yakin Allah pasti melancarkan jalan ibu menuju surga-Nya. Aku akan terus berdoa buat ibu, buat kebahagiaan ibu disana.
Bu, tadi teman2ku banyak yang kesini. Alhamdulillah, banyak yang peduli pada kita bu. Ibu tenang ya disana, aku, bapak, adek baik2 saja disini. Adek masih menangis bu. Dia merasa sangat kehilangan ibu, sekali. Aku juga, sampai nyerinya masih terasa disini. Di hati.
Ibu, perutku tadi tiba2 sakit. Aku bandel bu, maaf ya. Besok aku pasti mam dengan teratur. Kata adek, wajahku pucat, aku kan putih seperti ibu, bukan pucat. Kepalaku rasanya sudah mulai berat bu. Pusing. Mbah, sudah bobo, adek masih nonton tivi, bapak sudah bobo.
Bu, besok tiga hari ibu meninggal. Setelah itu, rumah pasti sangat sepi. Aku harus bagaimana bu. Semua tentang ibu pasti bermunculan di mataku. Aku takut tidak bisa bertahan bu. Adek juga pasti tidak kuat, bagaimana kalo setelah ini bapak tidak usah bekerja bu. Bapak di rumah saja. Kasihan adek jika ditinggal sendirian. Aku tidak mau terjadi apa2 dengannya.
Ibu baik disana? Ibu kangen ga sama kita? Aku kangen ibu. Aku sudah tidak bisa salim, cium pipi ibu, kening ibu, hidung ibu, telapak ibu. Ibu, jangan bersedih melihatku menangis ya. Aku tidak apa2 sungguh. Air matanya bandel tidak bisa berhenti. Mungkin sebaiknya aku tidur saja. Besok pasti sibuk sekali.
Ibu, terima kasih sudah berbuat baik kesetiap orang yang ibu kenal. Aku yang merasakan balasannya. Mereka semua membantu keluarga kita disini bu. Terima kasih juga sudah mengirimkan bapak Beni untuk mendampingi aku dan adek. Terima kasih untuk semuanya. Aku belum sempat mengucapkan ini ke ibu. Tapi ibu pasti baca kan suratku. Terima kasih bu. I luv u.
Wassalamualaikum..
No comments:
Post a Comment