Jam sudah menunjukkan setengah 4 pagi, tapi ibu tetap saja kesakitan menahan sakitnya. Semalam, sekitar jam 8 malam, aku, bapak, dan Mandhung mengantar ibu ke rumah sakit. Maag nya kambuh, dan mungkin ini adalah kambuh yang paling fatal dan parah. Pagi tadi semua baik2 saja, ibu tetap saja melakukan aktivitasnya. Mencuci, memasak, dsb. Semuanya masih biasa saja, sampai aku berangkat kantor jam 8 pagi. Rahasia dan rencana Tuhan memang manusia tidak ada yang bisa menerka, semenit yang lalu kita sehat, semenit kemudian, belom tentu Tuhan mengijinkan kita untuk menikmati kesehatan itu.
Jam 2 siang, bapak meneleponku mengabarkan bahwa ibu sakit perutnya. Memang ibu sering kambuh maagnya, aku masih biasa saja, aku bahkan sempat sedikit sebal kepada bapak, kenapa harus aku yang ditelpon, maksudnya, disitu kan ada Mandhung yang bisa dimintai tolong membeli obat. Aku tetap sibuk dengan pekerjaanku. Jam 5 sore, bapak kembali meneleponku, katanya ibu masih saja sakit, aku belom mempunyai pikiran apa2. Mungkin ibu seperti dulu. Setelah aku pijit mudah2an sakitnya reda. Sampai rumah, aku melihat ibu begitu kesakitan. Pertama yang ada dipikiranku, Tuhan, maafkan aku, maafkan atas ketidakpedulianku. Aku takut, bagaimana jika itu adalah kesempatan terakhir aku bertemu ibu, apa aku tidak akan menyesal, seumur hidupku?
Ibu masih saja kesakitan. Kata suster disini, lambung ibu terluka. Aku tidak tahu bagaimana parahnya. Tapi yang pasti, itu sangat menyakitkan. Aku hanya bisa menangis melihat ibuku kesakitan, aku harus bagaimana agar ibu sembuh dari sakitnya. Aku menyesal, siang tadi tidak segera pulang, aku menyesal telah membuat ibu kesakitan, dan kalau boleh meminta, aku ingin berbagi sakit dengan ibu. Berbagai pikiran buruk menghantuiku. Aku hanya bisa menangis di sepanjang malamku menunggu ibu, hingga kuputuskan untuk menulis semua ini.
Tuhanku Yang Maha Besar, aku mohon pada-Mu. Tolong berbaik hatilah padaku, pada ibuku, aku mohon Tuhan, sembuhkanlah penyakit ibuku, angkatlah semua kesakitannya, berilah umur yang panjang, kesehatan, dan kebahagiaan untuk ibuku Tuhan. Tolong dengarkanlah doa anak durhaka ini. Ibu selalu mengatakan tidak kuat tidak kuat, Tuhan, aku takut sekali mendengar itu. Rasanya aku ingin bangun, dan kembali melihat ibuku yang ceria. Tapi ternyata ini bukan mimpi, ini kenyataan. Tuhanku, tolong berilah waktu lebih lama lagi untukku, untuk memperbaiki semua salahku pada ibuku, aku janji aku akan jadi anak baik, aku janji aku tidak akan membantah semua yang dikatakannya, aku janji Tuhan. Aku mohon, tolong aku, aku takut. Aku takut sekali. Aku tidak mau kehilangan ibuku Tuhanku. Tolong, berilah aku kekuatan yang lebih daripada ini. Untuk mendampingi ibuku, untuk selalu menjaganya. Aku mohon Tuhanku. Tolong sembuhkan ibuku. Tolong berilah kabar yang menggembirakan untukku, ibuku akan segera sembuh, segera pulang ke rumah. Tolong Tuhan. Tolong jangan hancurkan hatiku. Aku mohon dengan sepenuh hatiku. Aku mohon. Aamiin.
No comments:
Post a Comment