Friday, January 31, 2014

DiaRy IbU

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hari ini entah kenapa aku ingin membuang barang2 yang tidak penting. Seperti yang selalu ibu lakukan. Maaf ya bu, dulu aku selalu ngambek jika ibu membuang kertas2 hasil madingku, barang2ku yang sudah usang. Aku mau seperti ibu yang selalu meninggalkan masa lalu dan melangkah ke depan. Semua kenangan2 yang ada, cukup disimpan diingatan kita. Tuhan kan memberi otak kita kemampuan untuk mengingat berbagai hal. Yasudah, gunakanlah. Iya kan bu?
Ibu, aku tadi menemukan diary ibu. Memang. Bukan ditulis dibuku. Hanya di kertas2. Maaf aku lancang membaca bu. Tapi dengan begitu, aku lebih tahu tentang ibu. Tentang hati ibu. Ibu tahu tidak, ternyata aku mirip ibu. Aku juga suka menulis di kertas2, kita sama bu. Apapun bisa kita tuliskan, tentang perasaan kita, tentang cerita kita, tentang mimpi kita.
Ibu, kita sama bu. Kita sama dalam berbagai hal. Tapi boleh kan kalau aku berusaha untuk lebih baik daripada ibu, belajar dari kesalahan ibu, dan kalaupun aku tetap mengulang sedikit kesalahan seperti yang pernah ibu lakukan, aku tetap anak ibu kan? Ibu tetap bangga padaku kan?
Ibu, aku tahu, kita sama2 pernah terluka, kita pernah menderita, dan kita pernah merasa terpojokkan. Aku memaafkan ibu. Dan akan selalu memaafkan ibu. Seperti ibu yang selalu memaafkan aku, menjaga perasaan dan hatiku, yang selalu membuka tangan untuk memelukku, sebagaimana bersalahnya aku pada ibu. Ibu, kita sama2 terluka. Dan aku yakin, sekarang luka ibu sudah sembuh, Allah teramat sayang pada ibu, sehingga Dia menginginkan ibu dekat dengan-Nya. Sekarang aku juga ingin menyembuhkan lukaku bu. Agar hidupku ringan, tanpa seandainya dan penyesalan.
Aku janji tidak akan menyesal dengan semua yang terjadi bu. Mau diapakan lagi, toh, semenyesal apapun juga semenit yang lalu waktu tidak akan bisa diulang.
Ibu, terima kasih untuk semuanya. Aku sayang ibu. Dan Demi Allah aku selalu sayang ibu. Aku memang tidak pernah mengucapkan sayang, maaf, dan terima kasih pada ibu. Ibu tahu kan, aku tidak pintar berkata-kata seperti itu di depan orang yang benar2 aku sayangi. Mengucapkan selamat hari ibu saja, aku tidak   dengan rangkaian kata yang manis seperti di blog. Hanya, ibu, selamat hari ibu, salim, cium pipi ibu, dengan mata berkaca2, kemudian langsung cepat2 ke kamar, kemudian menangis, merapal semua doa untuk ibu. Ibupun juga sama sepertiku, ibu tidak pernah berkata ibu sayang padaku, tapi aku tahu, ibu sangat menyayangiku. Bukankah semuanya tidak harus dijelaskan kata2, bukankah ada saat tertentu dimana, hati yang menilai sebesar apa rasa sayang itu. Dan aku tahu, sayang ibu kepadaku sangatlah besar. Walaupun tidak sebesar sayang ibu padaku, tapi aku sayang ibu. Ibu tau kan, ibu merasakan kan, kalau aku sayang ibu. 
Ibu, aku bangga sekali menjadi putri ibu, seperti ibu yang selalu bangga padaku walaupun pada kenyataannya aku bukan anak yang membanggakan, tapi tetap saja ibu selalu membanggakanku. Aku juga bangga pada ibu. Dan aku tidak tahu apakah aku bisa seperti ini jika ibuku bukan ibu melainkan ibu yang lain. Aku tidak mau. Ibuku kan tetap ibu. Sampai kapanpun aku kan tetap anak ibu, darah ibu kan mengalir di tubuhku.
Ibu, terima kasih sudah mengajarkan aku tentang sayang yang dari hati. Terima kasih sudah mengajarkan aku tentang bertahan, tentang berpasarah diri, tentanlg rasa sakit karena jatuh, tentang memahami. Semua orang punya cara tersendiri untuk membahagiakan orang2 yang disayangi. Ibu dengan cara ibu. Aku dengan caraku. Intinya kita sama, kita ingin selalu membahagiakan. Kita ingin selau terlihat bahagia dan baik2 saja. Sesakit apapun hati kita, kita selalu tersenyum dan mengatakan aku baik2 saja. Ibu, aku merasa hebat saat itu.  Hehehe..
Ibu, semua ibu ingin selalu berkumpul dengan anak2nya. Hanya saja kadang keadaan yang membuatnya tidak seindah itu. Tapi aku yakin, mbah uti merasakan seperti yang ibu rasakan. Mbah juga sayang sekali pada ibu. Kalau mbah punya kekuatan juga mbah pasti akan mengambil ibu dari mbah yayi.  Aku tahu, ibu pasti sudah memgerti. Ibu, kita akan berkumpul di surga nanti. Ibu tunggu saja ya. Aku memang tidak tahu bagaimana rasanya mati, dan hidup di alam yang membayangkannya saja otakku tidak mampu. Tapi aku percaya, ibu bahagia disana, berkumpul bersama mba a'ung, bapak, dan peri kecil ibu, Inel. Sampaikan cium sayangku untuk Inel ya bu. Aku sayang ibu. Selalu sayang ibu. Dalam setiap doaku, aku selalu memohon agar Allah memberikan surga yang indah untuk ibu, untuk bapak. Aku juga sayang bapak. Ibu tolong sampaikan pada bapak ya. Ibu, kita bertiga sama bu. Sama2 suka menyimpan rahasia untuk membuat semuanya baik2 saja. Hihi..
I luv u ibu. I luv u ibu. I luv u ibu.
Wassalamualaikum..

Thursday, January 30, 2014

JuSt a DReam

Assalamualaikum ibu..
Ibu, tadi aku mimpi aneh sekali bu. Aku mimpi ada pria yang mengajakku menikah. Dia melamarku bu. Tapi ternyata, cincinnya palsu, beda sekali jika dibandingkan dengan cincin pemberian Rama dulu. Padahal besoknya aku menikah, tapi rumah sepi sekali bu, seperti tidak ada apa2. Aku langsung berkata pada bapak agar pernikahanku dibatalkan saja. Ibu, ibu masih ingat tidak, aku pernah bercerita pada ibu kalau aku pernah bermimpi menikah. Aku sudah dirias, dan yang membetulkan letak kerudung pengantinku adalah ibu. Ibu dulu bilang, itu berarti jodohku sudah dekat, tapi ternyata, ibu malah yang cepat dipanggil Allah. Aku memang seringkali bermimpi aneh. Mimpi diberi mawar merah dan bunga warna ungu oleh alm. Bapak, mimpi diberi daun sirih oleh alm. Mbah Masir, mimpi melihat Ka'bah, dan banyak sekali mimpi2 yang selalu aku ceritakan kepada ibu. Ibu, putri ibu ini mungkin terlalu tinggi khayalannya.
Ibu, sepertinya, aku menemui jalan sempit untuk masalahku. Tapi tenang ibu, semuanya pasti baik2 saja. Semuanya pasti ada jalan keluar. Aku yakin Allah sedang menguji sampai dimana tingkat kesabaran, kepasrahan, dan semangatku.
O, iya bu, tadi Kevin disini seharian. Hari Selasa juga dia disini. Badannya kurusan bu. Tapi dia tambah tinggi. Setiap kesini pasti dia bertanya ibu dimana. Aku sampai bingung menjawabnya. Ibu di surga. Tapi anak sekecil itu mana mengerti. Dan mamnya banyak bu kalau disini, selalu minta tambah. Siang saja 3 botol susu. Tambah pintar dia bu. Pintar ngomong.
Ibu, sebentar lagi kami berulang tahun. Adek, Kevin, aku. Dan itu tanpa ibu. Apa akan tetap ada perayaan seperti ketika ibu masih ada? Jawabannya mungkin tidak ada.
Ibu, malam ini aku sudah semangat ikut pengajian. Aku sudah dandan rapi bu, eh, ternyata diundur hari Minggu. Mamak lupa memberitahuku bu. Yasudahlah, aku ngeblog ini juga masih dengan pakaian yang rapi. Aku seperti biasa, meminjam baju2 ibu. Hehe..
Sudah dulu ya bu. Aku mau mencari inspirasi besok akan memasak apa. Aku hebat bu. Sekarang aku sudah pintar memasak. Ibu juga hebat, apalagi Allah, Dia Maha Hebat, karena Allah mengambil ibu di waktu yang sangat tepat. Sekarang aku bukan anak manja lagi bu. Walaupun masih anak angkuh, tapi aku akan belajar mengikis keangkuhanku bu. I love u ibu.
Wassalamualaikum..

Sunday, January 26, 2014

WhateveR wiLL be, wiLL be

I never imagine everything happened so fast in my life. It's like a dream. But when i opened my eyes, everything is real. I want to closed my eyes again, hope it's just some pieces of my dreams. But it's real. It's so real.
A month ago, my mom still be with me. We laugh, we spend our time together, talk about our dreams, our hope. A month ago, everything seems okay. But now, i had lost my mom, i had lost someone that since five years ago always be with be, i have lost my job, i have lost my house, and i have lost my friends ( maybe ), just an ordinary friends, not truly friends. Is it going to hurt me? To destroy me? Yes, it is. But i never lose Allah in my heart, Bapak and Mandhung, they are always beside me. Why am i so afraid?
I believe Allah will make me strong, hold my hand and say that everything is gonna be okay, and still okay. It's easy to passed.
I don't know what Allah planned for my life. But i always hope, everything that Allah has planned is something best for me, for my family, and for people around me.
There isn't doubtless in my heart. I'm sure, this is the way that i have to go through, to be a better person, see a better future, through a better life, and having a better love.
It's a wonderful life. Full of surprises. Sometimes it's make you smile, wondering a beautidul things, and to be afraid of something. But it's make you near to Allah, never lose your hope, and keep dreaming.
Okaaaaay.. Whatever will be, will be.

God, PLeaSe..

Tuhan..
Sebelumnya, tolong ampuni permintaanku yang kekanak-kanakan ini
Aku mohon Tuhan, jangan Kau ambil bapak dan adekku dari sisiku, aku sangat takut
Aku tahu aku tidak akan pernah sendirian, ada Kau, tapi aku mohon aku sangat membutuhkan mereka, disini
Aku lemah Tuhan, aku rapuh, jadi dengan sangat aku mohon, tolong biarkan mereka tetap disisiku, aku mohon tetap jadikan mereka malaikat tanpa sayapku
Tuhan, aku mohon..
Berilah kesehatan, keselamatan, kebahagiaan, dan kesejahteraan untuk bapak dan adekku
Aku mohon, tolong sayangi mereka lebih berkali-kali lipat daripada Kau menyayangi aku
Tuhanku..
Tolong berikanlah tempat yang terindah untuk orang-orang yang kusayangi disana
Tolong jaga mereka, dan tolong sampaikan pada mereka aku sangat menyayangi mereka
Tuhan..
Lancarkan dan mudahkanlah semua urusanku
Bebaskan aku dari semua belenggu yang membuatku kesakitan, tidak nyaman, dan terbuang
Tolong ukirkan masa depan yang indah untukku
Tolong tuntunlah aku dalam menetapi takdirku
Tuhan, aku mohon..
Jauhkanlah aku dari segala macam prasangka
Kepada-Mu, kepada semua yang masih dalam jangkauan mataku
Aku terlalu lelah untuk menduga Tuhan, semua itu hanya akan membuatku hidupku tak akan tenang
Tuhan, aku mohon..
Hilangkanlah semua kekhawatiranku, semua pikiran bodohku
Aku tidak mau, keimanan dan keyakinanku akan terkikis karena semua itu
Tuhan..
Jagalah hatiku yang lemah dan rapuh ini
Kuatkanlah aku
Damaikanlah aku
Tuntunlah aku
Aku menyerahkan semuanya pada-Mu Tuhan
Semuanya..
Bentuklah aku seperti yang Kau mau
Seperti yang telah Kau gariskan jauh sebelum aku masih di rahim ibuku
Tuhanku, aku mohon..
Dekaplah tidurku malam ini dengan kasih-Mu
Agar ketika aku bangun nanti
Semuanya terasa ringan dan indah di depanku..
Aamiin..

Friday, January 24, 2014

IbU

Assalamualaikum ibu..
Ibu, aku memasang photo ibu dan Kevin di BBM ku. Rasanya ibu masih ada. Ya memang ibu masih ada, di hatiku, Mandhung, dan bapak pastinya. Ibu, aku selalu merasa ibu sedang pergi dan besok akan pulang lagi kesini. Tapi ibu sudah benar-benar pulang ya. Justru aku nantinya yang pasti akan menyusul ibu pulang. Tunggu aku ibu.
Ibu, semalam bapak bermimpi tentang ibu. Ibu tidak mengajak bapak untuk pulang kan bu? Maaf aku mempertanyakan ini pada ibu. Aku hanya takut bu, aku takut kehilangan lagi, karena aku memang sudah kehilangan banyak hal ibu. Tapi aku bersyukur, aku masih punya Allah, aku masih punya keimanan, aku masih punya harapan, aku masih punya bapak dan Mandhung.
Ibu, ibu senang kan tadi aku dan bapak ke tempat ibu. Sebenarnya, kemarin sore kami hendak mengunjungi ibu, tapi hujan deras sekali bu. Jadi pagi tadi, kami menerjang banjir untuk bisa datang ke tempat ibu. Semoga saja ibu suka dengan bunga yang aku bawa. Aku memintanya dari mbah depan rumah bu.
Ibu, pergelangan tangan aku sakit. Rasanya nyeri sekali, tapi bapak sudah memijit dan mengoleskan balsem, belum sembuh bu, cuma sedikit mengurangi sakitnya. Tadi tangan aku juga kena paku yang mencuat di pintu belakang bu. Kalau aku berdarah sedikit saja, ibu pasti langsung panik dan bertanya sakit tidak? Ibu selalu mengkhawatirkan aku yang tidak tahan sakit ini. Terima kasih ibu. Terima kasih untuk semuanya. Ibu ingat tidak saat ibu mencabut triplek yang menancap di kukuku. Aku menangis, ibu berdzikir sambil mencabut triplek itu dan kita menangis bersama. Ibu, sayang ibu begitu besar kepadaku. Tapi apa balasanku untuk ibu. Ibu, Demi Allah, aku menyayangi ibu. Aku mungkin selalu menyusahkan ibu, membuat ibu marah, sakit hati atau kecewa, tapi aku sayang ibu..
Ibu, bisa tidak ibu kembali kesini sebentar saja. Aku cuma mau meminta maaf dan berterimaksih pada ibu. Detik-detik terakhir ibu akan pergi, aku malah sibuk menelepon kesana kemari mencari ruang ICU untuk ibu. Maafkan aku ibu, aku tidak bermaksud meninggalkan ibu. Aku cuma berusaha agar ibu bisa sembuh. Maaf ibu, aku tidak menemani ibu, aku tidak bisa berbuat banyak untuk ibu. Ibu maaf.
Ibu, Ibu, sudah dulu ya. Ada yang terasa nyeri disini. Aku mau shalat dulu bu. Aku akan berdoa untuk ibu. Karena dengan itu aku bisa terus terhubung dengan ibu. Kata pak ustadz, doa anak solekah akan sampai kepada orang tuanya di akhirat. Ibu, aku mungkin bukan anak yang baik atau solekah, tapi aku yakin, Allah akan menyampaikan setiap doaku untuk ibu, untuk bapak. Semoga kalian bahagia di surga sana. Aamiin. I luv u ibu, i luv u bapak.
Wassalamulaikum..

CheF AyiE in AcTion

Seharian di rumah membuat saya mempunyai banyak sekali waktu luang. Semua pekerjaan rumah sudah saya lakukan mulai dari membersihkan kamar, menyapu, mengepel, mencuci piring, dan akhirnya memasak. Saya ingin seperti ibu saya yang setiap hari  aktif menjadi ibu rumah tangga. Yang selalu memastikan kondisi rumahnya nyaman, yang selalu memasak makanan yang bergizi untuk keluarganya.
Sebetulnya, hari ini saya ingin membuat tahu jeletot, jajanan khas Bandung yang pedasnya selalu membuat ketagihan. Hanya saja, kendala terjadi ketika saya sudah berkeliling, masuk dari warung ke warung dan ternyata bahan-bahan yang saya butuhkan tidak tersedia. Wow, banjir yang hebat. Mulai dari BBM yang langka, kemudian gas yang semakin sulit ditemukan, harga-harga bahan makanan yang kian melambung dengan hebat, dan yang terakhir pada kenyataannya semua itu tidak tersedia di pasaran. Lumpuhnya akses keluar masuk kota Kudus membuat distribusi barang2 tersebut menjadi tersendat. Bahkan, untuk buah dan sayuran, berdasarkan info yang saya lihat di tv, semuanya membusuk sehingga mengakibatkan kerugian yang mencapai angka wooow..
Di kulkas saya hanya mendapati timun, wortel, kacang panjang, seledri, daun bawang, tahu, telur, bawang putih, bawang merah, beberapa gelintir cabe merah. Bapak saya kemudian menyarankan untuk membuat acar. Baiklah.. Marilah kita mencoba.
Bahan:
- Timun
- Kacang panjang
- Wortel
- Cabe merah diiris tipis
- Bawang merah diiris tipis
- Laos keprek
- Serai
- Lada bubuk dan penyedap rasa secukupnya
- Minyak goreng dan air secukupnya
- Cuka
Bumbu yang dihaluskan : 
- Bawang putih
- Kemiri
- Kunir
- Garam
- Gula
Cara membuat :
Bersihkan wortel, timun, dan kacang panjang. Potong sesuai selera. Tumis semua bumbu yang sudah dihaluskan, masukkan bawang merah dan cabe yang sudah diiris, tambahkan keprekan laos dan serai, tumis sampai harum, jangan terlalu gosong karena akan terasa pahit. Setelah itu, tambahkan air, setelah mendidih, masukkan cuka, aduk-aduk. Tambahkan lada bubuk dan penyedap rasa secukupnya. Masukkan wortel. Biarkan sebentar, kemudian masukkan kacang panjang, setelah hampir matang, masukkan timun, jangan terlalu lama agar tidak terlalu lembek. Biarkan sampai air menyusut. Dan, Acar ala Chef Ayie siap dihidangkan.
Untuk pelengkap, saya membuat mendoan tahu. Dengan nasi yang hangat, masakan saya pasti akan bertambah nikmat. Alhamdulillah, bapak dan adek mengatakan bahwa masakan saya enak. Saya senang sekali. Setidaknya langkah menuju ibu yang pintar memasak sudah semakin mendekat.
Saya akan terus belajar memasak, belajar bagaimana menjadi ibu yang baik di rumah. Walaupun saya belum menjadi seorang ibu, tapi jika memang Tuhan menghendaki, saya kelak pasti akan menjadi ibu.  Banyak yang bilang menjadi ibu tidak membutuhkan pembelajaran, itu naluri setiap wanita, tapi bukankah akan lebih baik jika semua itu dipersiapkan mulai sekarang, hingga ketika tiba saatnya, kita, wanita, akan menjadi ibu yang baik untuk anak-anak kita.
Salaam..

Thursday, January 23, 2014

EnjoY tHis RaiN

Hujan masih saja mengguyur kota Kudus. Saya langsung teringat kondisi mereka yang masih terjebak banjir di jalan. Mereka sama parahnya dengan para pengungsi yang sekarang berada di tempat-tempat sudah disediakan. Tadi malam bapak sudah memesan nasi, sehingga pagi ini bisa langsung diberikan kepada para pengungsi yang kebetulan ditempatkan di balai desa daerah saya. Biasanya ibu selalu memasak sendiri jika kami diminta menyumbang makanan seperti itu. Dan untuk memasak seperti itu saya tidak mampu, pertama karena saya malas, kedua karena masakan saya belum teruji kelayakannya di lidah orang lain, selain bapak dan Mandhung tentunya, karena setidak enak apapun, mereka tetap memakannya. Saya berpikir, bagaimana kalau kita memberi nasi bungkusan ke para pengguna jalan yang terjebak. Tapi kemudian saya sadar diri, saya belum mampu untuk melakukan tindakan seperti itu. Jujur saya tidak punya biaya, dan rasanya tidak adil juga jika hanya sedikit yang diberi sedang yang lain tidak. Jadi maaf, saya memang tidak bisa berbuat terlalu banyak. Semoga saja, banyak yang membaca tulisan saya ini dan tergerak hatinya untuk memperhatikan nasib pengguna jalan yang masih terlantar di sepanjang jalan khususnya di jalan lingkar, karena disana minim fasilitas.
Setelah sarapan bersama, Mandhung berangkat ke tempat kerjanya. Semoga saja semuanya lancar, Mandhung bisa mendapatkan bensin yang semakin langka disini. Saya tidak pernah membayangkan Kudus akan menjadi seperti ini. Dahulu, saya hanya melihat kondisi seperti ini di televisi, dan ternyata, saya mengalaminya sendiri. Subhanallah. 
Saya dan bapak memutuskan untuk melihat keadaan sekitar tempat tinggal kami. Dibawah guyuran hujan, kami menyusuri sepanjang jalan kampung. Air semakin tinggi, sebetis orang dewasa. Hanya saja, tidak sampai masuk ke dalam rumah penduduk, karena memang rumah disini dibangun agak tinggi dari jalan. Saya bersyukur, setidaknya kami beruntung dibanding saudara kita yang sampai mengungsi karena rumahnya terendam banjir. Dan dapat disimpulkan bahwa daerah Getas Pejaten, aman. Alhamdulillah..
Hujan belum juga berhenti. Saya khawatir kondisi seperti ini akan memperparah keadaan. Karena akses keluar dan masuk kota Kudus benar-benar lumpuh total. Kami benar-benar merasa terisolir. Pasokan bahan bakar sudah mulai langka, dan mungkin jika terus seperti ini, pasokan bahan makanan juga bisa menjadi sulit. Semoga hal itu hanya ada di bayangan saya dan tidak menjadi kenyataan.
Setiap kejadian pasti menyimpan berkah. Hujan seperti itu, bisa juga menjadi berkah untuk mereka yang suka memancing, untuk para penjual makanan atau minuman di sepanjang jalan lingkar, menjadi berkah untuk penjual gantungan baju. Dibalik semua ini, semoga Tuhan menyediakan sesuatu yang indah untuk kita semua. Aamiin.
Saalaam.

Wednesday, January 22, 2014

I MisS YoU sO BadLy

Assalamualaikum ibu..
Ibu, maaf ya aku baru menulis surat untuk ibu sekarang. O, iya bu, tadi aku lihat banjir bu sendirian. Kalau ada ibu, pasti ibu melarangku ya. Sekarang justru adek yang bawel kepadaku bu. Harusnya kan aku ya, kenapa jadi kebalik seperti ini. Yasudahlah, itu berarti, adek sangat sayang padaku. Iya kan bu? Ibu juga sayang kan padaku?
Ibu, tadi budhe Lies BBMan sama aku. Budhe bercerita banyak tentang ibu. Ibu, maaf ya bu, selama ibu masih disampingku aku tidak pernah membahagiakan ibu, aku belum bisa membuat ibu bangga padaku. Padahal itu doaku setiap waktu bu, agar ibu berumur panjang, agar ibu sehat, agar ibu bahagia. Apa menurut Allah aku tidak bisa membahagiakan ibu ya? Tapi, semenyesal apapun juga, ibu sudah pergi kan. Aku juga sudah janji untuk memaafkan diriku sendiri. Ibu, walaupun di dunia ibu tidak bahagia, sekarang ibu bahagia kan di surga? Aku akan selalu berdoa untuk kebahagiaan ibu disana. Ibu, rumah kita akan segera dijual. Makasih ya bu, ibu selalu membantuku mengatasi semua masalahku. Terima kasih ibu. Entah dengan cara apa aku berterima kasih pada ibu. Aku harap ibu mendengar ucapan terima kasihku untuk ibu.
O, iya, tadi Kevin kesini bu. Dia masih mencari ibu. Aku bilang saja ibu sedang melihat banjir di tempat yang jauh. Dari tempat ibu kan bisa juga melihat banjir. Berarti aku kan tidak berbohong ya bu.
Ibu, aku sudah tidak bisa melihat ibu lagi. Aku juga sudah tidak bisa menyentuh ibu lagi. Lalu aku harus bagaimana ibu?
Dari tadi aku sudah berdoa untuk ibu, tapi tetap saja itu tidak bisa meringankan sakitku bu. Ibu, ibu benar-benar bahagia kan disana. Ibu baik-baik saja kan disana. Setiap waktu akan terus memohon pada Allah agar Dia memberikan tempat yang paling baik untuk ibu di surga, untuk bapak juga. 
Ibu, pemadaman listrik bergilir akan dilakukan. Ibu, aku takut gelap. Dan setiap mati lampu, aku kan selalu memanggil nama ibu, kemudian ibu akan datang ke tempatku. Sekarang, kalau mati lampu, apa masih boleh aku mmemanggil ibu? Apa ibu juga akan datang memegang tanganku? Ibu, aku bisa apa bu, tanpa ibu, aku bisa apa?
Semakin banyak pertanyaanku, semakin banyak pula jawaban yang tidak bisa aku dapatkan. Selalu bersamaku ya bu. Aku sayang ibu. Sayang sekali. Semoga ibu tau. I luv u ibu.
Wassalamualaikum..

PRay foR KudUs

Tahun ini adalah banjir terparah di Kudus menurut saya. Dan hari ini saya memang sengaja menyempatkan diri untuk berkeliling melihat dengan nyata bagaimana kondisi sebenarnya. Dari rumah saya melaju menuju daerah Tanjung. Hari ini matahari mulai menampakkan dirinya. Sepanjang perjalanan, hanya ada sisa-sisa air yang tergenang. Jalan bisa dilewati, hanya saja begitu sampai jalan lingkar, jalan menuju arah Undaan sudah ditutup, air masih setinggi lutut orang dewasa. Dan disepanjang jalan di daerah Tanjung itu, rumah-rumah di sisi kanan dan kiri jalan masih terendam air. Ada yang cuma sebetis, ada juga yang sampai lutut orang dewasa. Semoga langit masih bersahabat dan tidak menumpahkan airnya. Banyak orang yang melihat disepanjang jalan. Sama seperti saya, saya juga heran sebenarnya apa yang ada di otak kami sehingga menjadikan bencana sebagai tontonan, bahkan banyak juga yang mengabadikan lewat kamera. Kita ambil positive nya saja, kami ingin melihat kondisi saudara-saudara kami, kami ingin mempublikasikan kondisi mereka, mungkin ada malaikat tanpa sayap yang mau mendermakan sedikit hartanya untuk mereka.
Saya tidak mungkin menerobos genangan air yang masih tinggi itu, saya langsung memutar arah hendak menuju terminal Kudus. Sepanjang perjalanan kesana, kendaraan yang didominasi oleh truk, kemudian bus, lalu mobil pribadi dengan berbagai plat nomer mengular sampai depan gedung haji Kudus (JHK ), astaga, sudah separah ini. Saya tetap melanjutkan perjalanan saya. Sampai depan SMP 2 Jati, jalan sudah ditutup. Kendaraan banyak yang terendam banjir. Dan akses penyebarangan dari Kudus ke Karang Anyar memang lumpuh total. Saya mencoba bertanya kepada bapak yang ada disitu, bagaimana caranya saya bisa sampai di pool Nusantara yang letaknya beberapa ratus meter setelah jembatan. Bapak itu menyarankan agar saya kembali saja karena tinggi air disana seperut orang dewasa. Jalan satu-satunya ditempuh dengan jalan kaki atau naek gerobak ojek. Setelah berterima kasih, saya langsung putar balik menuju rumah salah satu teman saya di daerah Damaran. Saya mengambil rute melewati jembatan Ploso. Ternyata, jembatan tersebut ditutup karena ambrol di tepinya. Saya kemudian memutar lagi mencoba melewati jembatan Gedung Paso. Jembatan bisa dilalui hanya saja macet yang begitu panjang membuat saya memutar arah lagi. Kudus tiba-tiba berubah seperti kota metropolitan dengan kemacetannya. Saya mengambil arah melewati jembatan Kali Gelis dekat Menara Kudus. Frekuensi kendaraan didaerah situ tidak sepadat daerah sebelumnya, mungkin karena jalan yang lebih lebar. Akhirnya saya sampai di tumah teman saya Titik. Dia bercerita bahwa semalam warga harus membuat tanggul untuk mencegah banjir masuk ke daerah tersebut. Syukurlah, mereka aman dari banjir. Setelah istirahat, saya melanjutkan perjalan saya ke daerah Gebog. Tidak terlalu jauh, sebelum pertigaan arah Jurang saya sudah putar balik. Jalan utama tidak ada genangan air. Sejauh mata saya melihat hanya sawah yang masih tergenang. Situasi aman. Saya melewati daerah Panjang. Aman. Hanya saja begitu saya melewati jembatan Niagara ( saya menyebutnya seperti itu ) arus airnya deras sekali, saya tidak bisa membayangkan bagaimana kalau sampai meluap. Semoga hujan tidak turun lagi. Saya terus melaju melewati UMK, Dersalam, dan terus sampai SMA 1 Bae, saya memutar arah melewati Megawon kemudian menuju Mejobo. Jalan-jalan sudah kering, syukurlah. Sampai di kantor sekretariat partai Hanura Mejobo, saya memutar arah karena genangan air setinggi betis orang dewasa ada di depan saya. Banyak kendaraan yang putar balik, kecuali mungkin warga yang memang berdomisili disitu, mereka tetap menerjang banjir. Saya memutar menuju jalan lingkar. Dan sepanjang jalan lingkar hampir sebagian besar didominasi truk-truk besar berdiam diri disana. Kanan kiri jalan seperti danau buatan. Rumah penduduk masih tergenang air. Dan sepertinya, hampir semuanya sudah diungsikan karena ketinggian air yang mungkin satu meter. 
Di tengah perjalanan saya berpikir. Bagaiman nasib mereka yang terjebak di jalan. Saya yakin para pengungsi sudah berada di tempat yang aman, saya juga yakin pemerintah pasti mengusahakan bantuan untuk mereka, dan saya juga yakin banyak para dermawan yang mengulurkan tangannya untuk mereka. Tapi bagaimana nasib mereka yang terjebak. Sopir truk, kernet, sopir bus, penumpang bus, mobil pribadi. Tidak ada mini market disana, warungpun hanya beberapa. Dan kebanyakan tutup. Kalaupun ada asongan yang jual, mungkin harganya sedikit lebih mahal. Iya kalau persedian uang mereka cukup, kalau tidak? Sedangkan mereka tidak tahu sampai kapan berada di tempat seperti itu. Mungkin bukan hal yang baru lagi untuk mereka berada di dalam kondisi seperti ini, tapi mereka juga butuh bantuan kan. Dan sayangnya saya tidak mampu membantu mereka. Saya hanya bisa berdoa, semoga semuanya kembali normal dan lancar. Saya berdoa semoga ada dermawan baik hati yang juga memikirkan kondisi mereka. Karena mereka juga perlu bantuan. Mungkin hanya sekedar kopi atau air minum atau sebungkus roti, saya rasa itu berarti buat mereka. Dan semoga apa yang terjadi menjadi suatu instropeksi untuk kita atas apa yang memang selayaknya harus dibenahi. Saya yakin Tuhan memberikan sesuatu yang indah dibalik semua ini. Aamiin..
Salaam..

Tuesday, January 21, 2014

DiFfeRenT

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hujan masih saja terus mengguyur kota Kudus. Banjir dimana-mana. Alhamdulillah, daerah rumah kita tidak terkena banjir. Terima kasih ya bu, karena selalu memilih tempat yang nyaman untuk kami. Ibu, semalam aku dan bapak melihat banjir di terminal. Kurang kerjaan ya bu. Ya memang. Hehehee.. Sekalian kami membeli nasi goreng di Ismail untuk makan malam. Sekarang dia pindah tempat bu, bukan di dekat biliard, tapi di depan ruko Agus Salim. Untung aku lihat bu, kalau tidak, bapak sudah mengajakku membeli di tempat lain. Lidahku kan sudah cocok dengan nasgor Ismail.
Ibu, entah mengapa, semenjak kepergian ibu, rumah terasa suram. Maaf ya bu. Aku belum bisa menjadi seperti ibu. Aku belum bisa menjadi serapi, serajin, sebaik ibu. Aku menjadi anak malas seperti biasanya bu. Kamarku berantakan. Rumah yang tadinya rapi, menjadi berantakan. Ibu, justru adek yang lebih rajin daripada aku bu. Sekarang ganti dia yang ngomel padaku kalau aku tidak meletakkan barang sesuai tempatnya. Kalau sudah seperti itu, dia mirip sekali dengan ibu. Aku juga heran bu, kenapa sifat kita berkebalikan. Aku kan perempuan, harusnya aku yang lebih rapi, tapi malah kalah sama adek. Sepatuku tidak aku taruh di rak, baju-bajuku tergantung di kamar, buku-bukuku berserakan di lantai kamar, di meja rias, alat-alat make-up ku bertebaran tidak rapi. Astaga ibu, apa ada yang salah dengan otakku.
Sekarang bapak sedang memasak bu. Aku tidak membantu, rasanya malas bu. Aku juga belum mencuci. Paling nanti bapak lagi yang mencuci. Kakiku kan sakit bu. Aku kan tidak tahan dengan air. Perih semua bu. Sampai rasanya susah kalau berjalan. Seperti biasa, itu alasan utama yang menjadi senjataku lolos dari pekerjaan rumah.
Ibu, aku kan bukan ibu. Jadi ibu maklum ya, kalau aku belum bisa sesempurna ibu. Tapi aku akan belajar bu. Untuk menjadi seorang ibu yang baik. Ibu tenang saja, semuanya pasti aman terkendali dan baik-baik saja.
Ibu, hari ini tidak ada kegiatan yang berarti untukku bu. Mungkin seharian ini aku akan membaca, berbicara dengan ibu lewat blog, atau beres-beres rumah. Untuk yang terakhir aku kok tidak yakin ya bu. Hehehe.. Yasudah bu, aku membantu bapak dulu ya. I luv u bu.
Wassalamualaikum..

Monday, January 20, 2014

BesT of thE bEst

Hari ini saya kembali ke kantor. Semuanya tampak sama, seperti biasa, banyak tawa, banyak canda. Hanya satu yang berbeda. Saya. Mungkin hanya perasaan saya, tapi saya merasa kalau bukan disini lagi tempat saya. Saya sudah bukan menjadi salah satu dari mereka. Tapi mungkin juga itu cuma perasaan saya. Sesuatu yang manusiawi, setelah beberapa lamanya saya tidak menginjakkan kaki di tempat ini.
Saya berharap, agar semuanya baik-baik saja. Semuanya bisa diselesaikan dengan jalan yang benar-benar terbaik dari semua jalan yang baik. Agar tidak ada yang merasa dirugikan ataupun disakiti. Agar semuanya bisa tersenyum melihat saya, tanpa ada rasa apapun yang mungkin menjadi jurang pemisah antara kita selama ini. Saya tetap menjaga mereka semua dalam hati saya. Semua kebaikan mereka, semua canda dan tawa yang pernah kita lewati bersama. Selamanya tetap menjadi suatu kebaikan bagi saya, mereka tetap baik dimata saya, tanpa harus mengingat rasa apapun yang memang sudah saya lepaskan dan tidak akan saya ingat, karena percuma menyimpan sesuatu yang membusukkan hati saya.
Sekarang saya sedang duduk disini. Di tempat menunggu kedatangan armada. Sayangnya saya bukan menunggu armada yang datang menjemput saya dan mengantarkan saya ke tempat tujuan saya. Saya duduk disini menunggu keputusan yang terbaik untuk saya. Yang saya harapkan, bisa membawa saya ke tujuan dan arah yang lebih baik.
Saya tidak takut, saya tidak resah. Karena semalam saya merasa alm bapak dan ibu memeluk saya. Dan itu nyata. Saya benar-benar percaya mereka memeluk saya, mencium pipi saya. Saya bahagia. Mereka tetap menjaga saya. Itulah kekuatan saya. Tuhanlah yang mengirim mereka untuk menguatkan saya. Dan saya memang kuat. Saya tidak ingin tampak kuat. Saya ingin benar-benar kuat. Karena saya lelah memakai topeng kuat.
Pagi tadi, bapak dan adek juga menguatkan saya, mereka memegang tangan saya. Mereka berkata semuanya akan baik-baik saja. Dan saya sangat percaya apapun perkataan mereka. Dan rasanya, ada sesuatu yang lapang disini. Di hati ini. Sesuatu yang entah apa itu namanya saya tidak bisa menjelaskannya.
Saya sangat bersyukur, dan hari inipun rasa syukur saya bertambah kepada Tuhan. Atas semua kebaikan yang Dia berikan. Atas malaikat tanpa sayap yang Dia sediakan. Saya bersyukur atas semuanya. Saya berterima kasih. Dan pujian untuk-Nya saya rapalkan. Saya berharap Dia semakin menguatkan saya. Subhanallah walhamdulillah walaailaahaillallah wallahuakbar.
Saya masih menunggu. Saya memang harus menunggu, mencoba bersabar, karena setiap kesabaran, pasti akan berbuah kebaikan. Karena Tuhan pasti selalu menyediakan kebahagiaan untuk setiap lelah yang digunakan untuk sebuah kesabaran.
Saalaam..

No oNe of uS is WitHouT SiN

Kesalahan masa lalu, biarkan berlalu.. Lepaskan dan maafkan.. ( Kabut Telah Berlalu karya Fanny Fredlina )

Setiap manusia pasti pernah bersalah. Saya, anda, kita. Tidak ada manusia yang tanpa cela dan dosa. Itulah point yang harus kita tanamkan di hati kita. Bukan untuk menggampangkan suatu dosa, tapi itu merupakan salah satu cara diri kita untuk memaklumi, memanusiawikan, kemudian memaafkan diri kita sendiri atas dosa yang pernah kita lakukan.
Saya bukan seorang penceramah, bukan juga seseorang yang bijaksana, atau mungkin seseorang yang mempunyai ribuan kata bijak atau nasehat yang bisa saya bagikan disini. Bukan. Saya hanya seseorang yang penuh dosa, yang ingin bangkit dari keterpurukan saya dengan kekuatan yang Tuhan berikan kepada saya. Saya hanya ingin berbagi kisah, berbagi pengalaman, agar siapapun yang membaca tulisan saya ini, menjadi lebih kuat. Kita sama-sama menguatkan. Kita sama-sama berpegangan tangan untuk bangkit.
Saya sama seperti anda, berdosa. Tapi saya yakin, setiap dosa, Tuhan pasti selalu menyediakan pengampunan-Nya untuk kita. Dia Maha Pengampun, Maha Pemaaf, Maha Bijaksana. Dan tidak ada satupun di dunia ini yang mampu menyamai-Nya. Karena itulah sesuatu yang wajar jika manusia sulit sekali memaafkan sesamanya. Saya juga pernah seperti itu. Menyimpan dendam sampai membusuk dihati saya. Manusiawi. Karena saya bukan seorang Tuhan yang pemaaf, saya juga bukan seorang nabi, saya hanya manusia biasa. Tapi kemudia Tuhan mengetuk hati saya, ketika saya meminta ampun kepada-Nya, ketika ternyata Tuhan semakin memperpuruk saya, saya berpikir, apakah pengakuan dosa saya, pertobatan saya tidak diterima Tuhan? Bukankah Tuhan Maha Pengampun? Tapi mengapa Dia tetap menghukum saya? Tiba-tiba saya merasa sebagai seseorang yang tidak diampuni. Ternyata, rasanya seperti ini, rasanya tidak terampuni. Ternyata sakitnya seperti ini ketika permintaan maaf kita tidak diterima. Mungkin inilah yang dirasakan mereka yang masih menyisakan dendam di hati saya. Baiklah. Saya memaafkan mereka semua. Saya mengampuni mereka. Semoga mereka juga memaafkan dan mengampuni saya. Setelah itu hati saya menjadi ringan.
Seorang pembohong, seorang pencuri, seorang pembunuh, seorang pendendam, seorang munafik, seorang pembuat masalah seperti saya, saya yakin Tuhan menyediakan pengampunan-Nya. Dia tidak akan pernah meninggalkan kita walaupun terkadang kitalah yang menjauh pergi dari-Nya. Sebesar apapun masalah kita, Tuhan selalu menyediakan jalan keluar. Entah itu mungkin buruk menurut kita, percayalah, bahwa Dia selalu memberikan yang terbaik untuk umat yang amat dikasihi-Nya.
Ketika semua orang mungkin beranjak pergi dari hidup anda karena kesalahan anda, maklumilah mereka, andapun juga pasti sama jika ada diposisi mereka. Anda pasti akan menjaga zona aman dan nyaman anda. Manusiawi. Lupakanlah. Tuhan selalu mengirimkan malaikat tanpa sayap untuk menjaga anda, untuk membantu anda berdiri kembali. Dan malaikat itu adalah keluarga anda. Tidak ada keluarga yang akan meninggalkan anggota keluarganya sehina apapun mereka. Keluarga bukan tempat untuk menghakimi, bukan tempat untuk menjatuhkan. Keluarga tempat untuk menguatkan, membimbing dan menunjukkan ke arah yang benar. Dan saya sangat berterima kasih kepada keluarga saya, terutama untuk bapak saya, Beni Hole, dan adik saya Ardiansyah, yang senantiasa memeluk dan menggenggam tangan saya. Kalian berdua malaikat tanpa sayap yang Tuhan berikan di hidup saya. Terima kasih.
Dan setiap kali rasa sakit menyerang hati saya, hingga saya merasa saya tidak kuat, saya bukan manusia yang hebat, saya lemah, saya tidak mampu, Tuhan selalu membimbing saya untuk mengucapkan kata permohonan ampunan Astaghfirullahaladzim. Dan itu saya ulang sebanyak saya mampu. Kemudian saya memuji nama-Nya. Karena pernah saya membaca sebuat kalimat, pujilah Tuhan-Mu disaat kamu di dalam kesulitan. Ajaibnya, hati saya merasa utuh, saya merasa kuat. Subhanallah, bukti kekuasaan Allah.
Setiap manusia mempunyai masa lalu, entah itu kelam, hitam, buruk, baik, indah. Semuanya mungkin patut untuk kita syukuri. Setidaknya kita masih punya masa lalu, karena berarti Tuhan masih mengijinkan kita untuk merasakan masa depan. Masa lalu yang buruk belum tentu berujung pada masa depan yang buruk. Biarkan saja manusia meramalkan seucap kata mereka. Pada dasarkan, manusia cuma berbicara, tapi Tuhan yang menentukan. Tuhan yang menetapkan. Anggap saja apapun perkataan adalah doa, yang baik ataupun yang buruk. Tuhan sangat jeli untuk menyaring setiap doa. Jika kemudian hal buruk menimpa kita, terima sajalah, yang buruk diawal belum tentu.buruk juga diakhir, pun belum tentu baik diakhir, itulah rahasia Tuhan, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada kita semenit kedepan. Yang penting, maafkanlah semua yang telah berlalu, berjalanlah maju, percayalah Tuhan selalu mengatur jalan hidupmu dengan sebaik-baiknya pengaturan-Nya.
Sekarang, tersenyumlah. Angkatlah kepala anda. Jangan terlalu tinggi, jangan terlalu menunduk, bagaimana anda bisa berjalan dengan kondisi seperti itu. Dunia begitu indah. Lihatlah. Nikmatilah. Jangan pernah malu karena pernah berbuat salah. Justru yang seharusnya malu adalah orang yang merasa selalu paling benar tanpa mau tahu dimana letak kesalahannya. Dan itu mungkin juga terjadi pada saya, anda, ataupun kita. Orang bijak pernah berkata memang kadang perlu suatu kesalahan agar manusia belajar untuk menjadi baik dan benar. Semoga Tuhan cepat menyadarkan kita dari kesalahan dan membimbing menuju jalan yang benar. Aamiin.
Salaam..

Sunday, January 19, 2014

TeRonG BaLaDo

Assalamualaikum ibu..
Ibu, sekarang aku harus belajar memasak. Aku bisa menanak nasi bu, walaupun lewat rice cooker dan masih terlalu lembek, daripada terlalu keras, masih mending kan bu terlalu lembek. Bagus untuk pencernaan. Hihihii.. Itu pembelaan dariku bu.
Nah, aku memasak terong balado bu. Kebetulan, di kulkas banyak sayuran. Ada terong, kol, kacang panjang, tauge, wortel, tomat. Tapi entah kenapa rasanya terong balado seperti buatan ibu enak sekali dibayanganku.
Baiklah, mari kita memasak Terong Balado ala Chef Cece Ayie Kasturi Hole. Hahaha.. Namaku semakin panjang saja bu.^^
Pertama, kita siapkan terlebih bahan-bahan yang akan kita gunakan.
Bahan: 
- terong, sesukanya, banyak juga tidak masalah, sekalian bisa memberi tetangga kanan kiri nanti masakannya.^^
- minyak, secukupnya, untuk menggoreng terong sampai empuk, kemudian untuk menumis.
- air, secukupnya untuk menumis.
- kecap, sesuai selera.
- garam, gula, penyedap rasa, kalau ini tergantung selera, yang penting jangan berlebihan.
- laos, dikeprek, jangan terlalu keras ngepreknya, nanti hancur, astaga, rasanya getar di lidah.
Bumbu yang dihaluskan :
- 5 siung bawang putih
- 5 siung bawang merah
- 1 buah kemiri
- terasi secukupnya
- cabai rawit, cabai merah sesuai selera, kalau suka pedas silakan tambahkan cabai yang banyak, nanti jadinya Balado Terong Setan.^^
Nb : bumbu yang dihaluskan disesuaikan ya dengan terong yang akan dibuat, kemaren aku setengah kilogram terong.^^
Cara membuat :
Kukus semua bumbu yang akan dihaluskan. Sambil menunggu matang, goreng terong sampai empuk. Tiriskan sebentar. Setelah bumbu matang, uleg halus semua bumbu. 
Setelah semua beres. Panaskan sedikit minyak untuk menumis, jangan terlalu banyak, cukup 5 sdm saja.  Setelah itu, tumis bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum, jangan lupa masukkan keprekan laos. Kata bapak, sampai harumnya tercium hidung.^^
Setelah itu, masukkan sedikit air, garam, gula, penyedap rasa. Masak sampai mendidih, setelah itu, masukkan terong yang sudah digoreng tadi. Aduk sampai rata. Jangan lupa dicicipi. Keasinan, tambah gula, hambar, tambah garam. O iya, jangan lupa tambahkan kecap agar warnanya cantik. Masak sampai air berkurang dan bumbu mengental.
Taraaaaa, terong balado siap untuk dihidangkan. Nasi hangat, terong balado, tempe tahu goreng, ayam goreng. Maknyos untuk disantap.
Selamat mencoba.^^
Ibu, aku bisa memasak loh, dan rasa masakanku juga enyaaaaak. Hihihiii.. Walaupun belum seenak ibu, tapi setidaknya aku bisa jadi chef untuk keluarga kita seperti ibu. Besok apa yang aku masak aku ceritakan pada ibu ya. Ibu jangan bosan membaca tulisanku. I love u ibu.
Wassalamualaikum..

I'm BaCk

Assalamualaikum ibu..
Ibu, malam tadi aku sampai di Kudus. Aku dan bapak berangkat jam setengah 4 sore bu. Dan tiba di Kudus jam 10 malam. Ibu, aku kembali, tidak ada yang berubah denganku bu, aku tetap anak ibu yang rapuh dan cengeng. Tapi aku kan sudah berjanji pada ibu untuk tetap kuat dan tegar. Jadi, sebisa mungkin aku akan menepati janji itu.
Ibu, kemaren Dhoni sudah resmi menikah. Aku bahagia bu. Tapi sepanjang prosesi ijab kabul aku menangis. Kata bapak, aku tidak boleh menangis, semua pasti sudah ada jalannya. Aku sedih ibu, bagaimana kalau aku menikah nanti, bapak dan ibu kandungku sudah meninggal, aku tahu, ibu dan bapak pasti selalu melihatku dari sana, tapi rasanya pasti sangat sulit dan sakit bu. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya aku nanti, yasudahlah, tidak usah dipikirkan sekarang. Allah teramat sayang padaku, pasti Dia menyiapkan kejutan yang indah untukku nantinya. Ada adek yang menjadi waliku, ada bapak dan budhe Atik yang akan menemaniku berdiri di panggung, ada keluarga besarku yang pasti akan berlapang dada membantu mengurus semua keperluan menikahku. Ibu, aku ingat perbincangan kita tentang pernikahanku nantinya, ibu ingat tidak, ibu kan bilang kalau ibu akan mengurus semuanya, sekarang, ibu tinggal terima beresnya saja ya bu, ibu tinggal menggenggam tanganku saja. Walaupun aku tidak tahu kapan datangnya hari itu atau mungkin hari itu tidak akan datang padaku, tapi aku tetap berharap Allah mengirimkan dia untukku ibu, dia yang bisa menghapus semua kesakitanku, yang mau menerima bukan saja aku, tapi aku dan kelurgaku, dan semua kekurangan kami. Ibu dan bapak disana juga ikut mendoakanku ya. Oh, iya, aku kemaren juga melihat bapak dan ibu tersenyum padaku, jelas sekali, kalian memakai pakaian warna putih. Ibu tahu, itu merupakan kekuatan untukku. Terima kasih ya pak, bu.
Kemaren, hape aku rusak ibu, jadi di pernikahan Dhoni, aku tidak punya satupun photo di hape. Lagipula Mandhung kan tidak ikut bu, mana ada yang memphotoku. Mandhung sedang menunggu panggilan kerja bu, doakan dia ya bu, semoga cepat mendapat pekerjaan. Kata Mandhung, dia mau mengumpulkan hasil kerjanya, dia ingin kuliah dengan uang hasil keringatnya. Maaf bu, sekarang aku tidak bisa membantu, nanti kalau aku sudah bekerja yang mapan, aku pasti mengupayakan yang terbaik buat Mandhung. Dia kan pria bu, nantinya akan jadi kepala keluarga, jadi mulai sekarang, kami harus mengokohkan dia. Agar nantinya, dia akan menjadi kepala keluarga yang kokoh, kuat, dan bertanggung-jawab. Resepsi kemaren di adakan di gedung yang dekat dengan balai kota bu. Aku lupa nama gedungnya. Tapi semuanya berlangsung megah dan meriah. Semuanya tampil cantik. Aku juga cantik bu. Waktu acara seserahan, aku memakai kaftan hitam punya Mbah Yayi, katanya itu asli dari Mekah, yasudahlah, asli dari manapun juga yang penting aku ada baju untuk acara itu. Aku hanya membawa satu baju ibu, niatnya kami akan langsung pulang, tapi ternyata, acaranya Jum'at dan Sabtu, untung baju Mbah muat aku pakai. Aku cantik bu. Sayang, tidak ada photonya. Kata Mbah seperti encik saja. Kan memang kita keturunan Arab ya bu. Tapi luntur. Hihii.. Aku bisa make-up sendiri sekarang bu. Dulu kan aku bisanya me-make-up orang lain, sekarang aku bisa mengaplikasikan pada wajahku sendiri. Aah, ibu, aku menyesal hape aku rusak. Padahal aku kan cantik dengan riasan seperti itu bu. Kata saudara-saudara, aku mirip sekali dengan ibu, ya jelaslah, aku kan anak ibu, kalau tidak mirip ibu mau mirip siapa aku. Hari kedua, aku memakai baju hijau yang terakhir ibu pakai ziarah ke Sunan Demak. Stocking hitam. Pumps kuning. Tas ibu juga aku pakai. Pokoknya semua punya ibu, jadi punyaku ya bu. Aku minta ijin ibu, baju-baju, tas, semuanya, aku pakai ya bu.
Ibu, aku semakin heran dengan orang-orang disekitarku. Why is everybody so serious, acting so damn mysterious. Aku benci dengan orang-orang yang seperti itu ibu. Yang membesar-besarkan masalah, yang selalu menganggap bahwa suatu masalah itu selamanya akan tetap menjadi masalah. Ibu, doakan aku ya, agar aku tidak menjadi manusia sempit dan penuh rasa curiga seperti itu. Ibu, ibu kan pernah bilang, bahwa setidaknya di hati kita jangan selalu dipenuhi rasa curiga, itu akan membuat hati kita tidak tenang, karena selalu dihantui oleh rasa itu. Sekarang, aku akan mencoba menerapkan dalam hatiku ibu. Aku juga capek, kalau harus curiga, berburuk sangka, menduga-duga, banyak hal yang bisa aku lakukan tanpa semua rasa itu kan bu?
Ibu, besok rumah ibu akan dijual, maaf ya bu, gara-gara aku jadi begini, tapi, mungkin ini yang terbaik ibu, jadi, sementara kita mengumpulkan uang yang lebih banyak, kita akan mengontrak dulu bu, lalu sedikit demi sedikit kita akan menabung. Sampai uangnya banyak terkumpul, kita akan membeli rumah lagi, agar ibu senang, agar ibu tidak kepikiran disana. Ibu, kami semua baik-baik saja. Ibu tenang ya. Kami saling menguatkan. Ibu jaga saja kami. Semuanya baik-baik saja ibu. Aku janji, semuanya pasti baik-baik saja. Aku ingin seperti ibu yang selalu memastikan keluarganya baik-baik saja.
Ibu, aku suka sekali menulis, aku tahu, ibu juga suka menulis, aku dulu pernah baca tulisan-tulisan ibu. Aku baru sadar kalau semua yang ada pada ibu menurun padaku. Ibu, kita sama, kita lebih nyaman dengan tulisan daripada dengan berbicara. Tulisan itu lebih jujur untuk kita, iya kan bu. Aku suka menulis, sangat suka menulis bu. Makanya aku memilih blog untuk mencurahkan cerita hidupku. Menuliskan apapun yang aku pikirkan, aku rasakan, aku harapkan, aku impikan. Semua orang punya caranya sendiri kan bu untuk bercerita, lantas kenapa terkadang adanya blog menjadi sebuah masalah. Bukankah Indonesia salah satu negara yang demokratis, yang setiap warga negaranya mempunyai hak untuk bersuara, lantas mengapa kebebasan bersuara seperti itu sepertinya menjadi momok untuk beberapa pihak. Bukankah setidaknya sebuah suara, cerita, dsb harus disikapi dengan bijak. Dengan pikiran yang luas. Dengan mengetahui apa yang memang sedang diceritakan, bukan berpikir yang tidak-tidak. Ibu, kalau aku boleh bilang, manusia yang seperti itulah manusia yang malas berpikir. Mereka kan diberi karunia akal dan pikiran, itulah yang seharusnya digunakan untuk mencerna, bukan menelan mentah-mentah sebuah tulisan atau cerita. Semoga aku bukan salah satu dari mereka ya bu. Ibu, sudah dulu ya. Aku mau bersiap dulu. Tetangga kita ada yang mengkhitankan putranya. Aku dan Mamak sudah janjian untuk datang bersama ke acara tersebut. I love u ibu.
Wassalamualaikum..

Tuesday, January 14, 2014

ThE PoWeR of GiVinG

Assalamualaikum ibu..
Ibu, ini sudah lewat 7 hari ibu pergi. Ibu tahu, rasanya seperti ibu cuma pergi kemudian pulang kembali kesini. Ibu, hati dan jiwaku masih kosong. Aku sudah berusaha ibu, untuk menerima semua ini dengan keikhlasan, hanya saja rasanya teramat berat ibu. Selain itu masalah demi masalah satu per satu mulai menghantamku ibu. Ibu, apakah aku bisa kuat untuk bertahan. Aku percaya ibu menepati janji ibu untuk selalu menjagaku, aku juga akan menepati janjiku untuk tegar dan kuat menghadapi semua ini ibu.
Ibu, aku sudah mulai membaca lagi. Buku-bukuku yang lama tidak kusentuh sudah aku taruh di meja. Jadi, aku bisa membacanya satu per satu. Aku tadi sudah membantu bapak mencuci bu. Aku sudah memasak walaupun tidak seenak masakan ibu. Aku sudah menyapu, mengepel, mencuci piring. O iya, aku juga merapikan lemariku dan lemari ibu. Lemari adek belum sempat aku rapikan bu, mungkin besok.
Ibu, ibu tidak menyesal kan punya putri sepertiku. Maaf ya bu aku selalu merepotkan ibu, menyusahkan ibu, membuat marah ibu, membuat malu ibu. Maafkan aku ibu. Ibu, hari ini aku membaca The Power of Giving karya Harvey McKinnon & Azim Jamal. Belom selesai aku baca bu, baru beberapa halaman saja.
Ibu, aku memang belum bisa memberi sebanyak ibu. Ibu orang yang sangat baik. Dalam kondisi apapun, ibu selalu memberi ke orang lain. Memberi apapun yang bisa diberi. Aku bangga menjadi putri ibu, aku bahagia menjadi putri ibu. Semoga ibu juga sama sepertiku, bangga dan bahagia pernah melewatkan waktu bersamaku.
Ibu, untuk saat ini aku belum bisa memberi dalam hal materi, aku juga belum bisa memberi dalam hal tenaga dan pikiran, tapi memaafkan berarti memberi juga kan bu? Karena hanya itulah yang bisa aku berikan untuk saat ini ibu. Ibu, aku memaafkan diriku sendiri bu. Aku memaafkan ibu, bapak Kasturi, aku memaafkan bapak dan adek bu, aku memaafkan semua yang menyakiti aku ibu, aku memaafkan semuanya ibu, aku memaafkan dengan setulus hatiku ibu, mereka semua yang menikam di belakangku, mereka yang memakai topeng didepanku, mereka semua yang berbuat tidak baik padaku, aku memaafkan mereka semua ibu, Demi Allah, aku memaafkan mereka. Setelah ini, semoga saja hatiku lapang dan damai bu, aku ingin memulai hidup yang baru bu, yang lebih baik, yang membuatku maju. Ibu, tolong selalu bersamaku ya. Aku baik-baik saja ibu. Ibu tenang saja, tetap tersenyumlah untukku bu, berikanlah senyum itu untukku bu, karena itu kekuatan untukku, untuk tetap bertahan, untuk tetap berjuang, untuk tetap kuat dalam mendampingi bapak dan adek hingga sampai saatnya tiba kami juga akan berpulang seperti ibu. Tapi aku berdoa, Allah memberikan umur yang panjang, kesehatan, dan keberkahan untuk kami, agar kami bisa memperbaiki semuanya terlebih dahulu. Aamiin.
Ibu, sudah dulu ya, aku mau ke rumah tetangga belakang rumah, mereka baru saja pindahan, biasanya kan ibu ya yang datang seperti itu, sekarang ganti aku ibu, padahal akukan aagak gimana gitu datang ke acara ibu-ibu seperti itu. Yasudahlah, aku kan penerus ibu. I luv u bu.
Wassalamualaikum..

Sunday, January 12, 2014

SuRat bUat IbU 2

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hari ini 7 hari meninggalnya ibu. Rumah kembali ramai bu. Banyak ibu2 yang membantu memasak disini. Ibu, kemaren mbah sudah pulang, jam 6 pagi, naek Nusantara diantar bapak. Kemaren juga, budhe Mameh, mas Indra, mas Fajar datang dari Surabaya. Aku menunggu satu jam lebih di DPR, ibu tahu kan ya kalau aku sangat benci menunggu. Tadinya aku bilang sama budhe, kalau misal sudah sampai, SMS aku, jadi aku bisa langsung kesana. Tapi budhe tidak mau menunggu juga bu. Yasudah, akhirnya aku yang menunggu seperti anak hilang di depan DPR.
Ibu, maaf ya bu, gara2 aku kita jadi seperti ini. Aku menyusahkan banyak orang. Aku menyusahkan bapak dan adek. Aku juga menyusahkan ibu. Maafkan aku ibu. Tolong maafkan aku. Aku tidak mengira semuanya akan menjadi seperti ini. Ibu, ibu tenang ya disana. Ibu tetap jaga aku kan walaupun aku selalu menyakiti hati ibu, walaupun aku tidak pernah membahagiakan ibu. Ibu, tolong tepati janji ibu untuk selalu menjagaku. Aku takut bu, aku seperti orang yang kehilangan Tuhan. Karena setiap kali aku berdoa agar Dia tetap menggenggam tanganku, Dia justru melepaskan aku ibu. Ibu, apa aku sekuat itu ibu? Kenapa Tuhan menganggapku sekuat itu. Kenapa bu? Tolong tanyakan pada-Nya bu, Ibu sudah dekat kan dengan-Nya. Aku selalu memuji-Nya ibu, aku selalu memuji-Nya saat hatiku sakit sekalipun, tapi kenapa Dia membiarkan aku seperti ini ibu. Ibu, apakah dosaku terlalu besar pada-Nya ibu, hingga tak ada lagi pengampunan untukku, hingga Dia tak berhenti membuatku kesakitan seperti ini. Ibu, aku sakit sekali disini bu. Aku sakit sekali ibu disini. Ibu, tolong peluk aku. Aku takut bu, aku takut. Ibu, tolong datanglah lagi padaku. Ibu, aku ingin ikut ibu saja. Tapi bagaimana dengan bapak, adek. Bagaimana dengan mereka. Ibu, sejak dulu aku selalu berdoa agar aku yang pergi terlebih dahulu. Aku sok tau mengartikan garis tanganku yang putus diumur 25 tahun. Ternyata, bukan aku yang pergi, ibu yang pergi, bahkan sebulan sebelum ulang tahunku yang ke-25. Ibu, mungkin Tuhan teramat sangat sayang kepada ibu, hingga ibu tidak diperkenankan untuk merasakan rasa sakit seperti yang aku rasakan. Apa itu berarti Tuhan tidak sayang padaku ibu?
Ibu, aku selalu menjanjikan kebahagiaan untuk ibu, apa ibu sudah bahagia sekarang? Ibu, maafkan aku, maafkan aku ibu. Aku tidak pernah membahagiakan ibu. Sampai ibu pergi pun aku tidak pernah membahagiakan ibu, sampai detik ini pun aku masih saja menyusahkan semuanya. Ibu, adakah pengampunan untukku ibu.
Tuhanku, walaupun sekarang aku dalam tidak suci, tolong dengarkan doaku Tuhan. Tolong terimalah setiap doa yang aku panjatkan pada-Mu. Tuhanku, ampunilah dosaku, semua dosa, salah, dan khilafku. Ampunilah dosa ibu, dan bapakku yang sudah berada disamping-Mu Tuhan. Ampunilah juga dosa bapak dan adekku. Tuhanku, tolong berilah aku, bapak, dan adek kekuatan yang lebih daripada ini, karena tanpa kekuatan dari-Mu, kami tidak pernah bisa bertahan. Tuhan, jagalah kami, jagalah hati kami, agar selamanya kami akan saling menjaga, menyayangi, saling percaya. Lindungilah kami Tuhan, dari segala macam kejahatan yang bisa mencelakakan kami, lindungilah kami dari segala macam keburukan dan ketidakbaikan yang akan terjadi, lindungilah kami dari manusia2 yang hendak berbuat tidak baik pada kami, karena hanya pada-Mu Tuhan, aku berlindung, aku mengadu, aku memohon pertolongan. Tuhanku, aku tidak tahu rencana apa yang sudah Kau siapkan untukku, aku tidak tahu jalan apa yang Kau pilihkan untukku, tolong berilah keikhlasan dan keyakinan padaku, pada hatiku Tuhan, bahwa semua rencana-Mu adalah terbaik, terbenar, dan terindah untukku. Tuhanku, jadikanlah setiap masalah yang datang padaku sebagai pelajaran untukku, yang membuatku maju, yang membuatku berdiri lagi. Tolong berilah jalan keluar untuk semua masalahku Tuhan, sebesar apapun itu. Kupasrahkan hidupku, matiku, rejeki, dan jodohku pada-Mu, kupasrahkan hatiku pada-Mu Tuhan. Bentuklah aku seperti yang Kau mau. Jadikanlah aku seperti yang Kau ingini Tuhan. Aku berpasrah diri pada-Mu, tolong terimalah kepasrahanku ini. Aku ikhlas Tuhan, atas semua yang Kau berikan padaku, aku ikhlas. Aku tidak lagi mempertanyakan kenapa2nya bisa terjadi seperti ini, karena setinggi apapun pertanyaanku itu, setinggi pula kekosongan jawaban yang akan kudapatkan. Aku bertobat kepada-Mu Tuhan. Aku bertobat kepada-Mu, tolong kabulkanlah doaku Yaa Allah, aamiin aamiin yaa rabbal alamin.
Ibu, semoga Allah menerima taubatku dan mengabulkan doaku. Aamiin. Sudah dulu ya bu, pengajian untuk ibu sedang berlangsung, aku mau membantu membuat teh.
Wassalamualaikum ibu..

Thursday, January 9, 2014

SuRat BuaT IbU 1

Assalamualaikum ibu..
Ibu, hari ini keadaanku sangat tidak baik. Ibu tau tidak, ada seseorang yang bilang kalo ibu meninggal gara2 aku, gara2 stres memikirkan aku. Ibu, apa selama hidupku aku teramat menyusahkan ibu. Aku sakit hati bu. Demi Allah, aku tidak ada niatan untuk membuat ibu terluka, kecewa, atau tidak bahagia. Maafkan aku bu, jika kenyataannya memang demikian adanya.
Ibu, aku dalam masalah yang sangat besar, tapi aku yakin, apapun masalahku, ibu akan selalu mendampingiku, ibu juga akan selalu memgegang tanganku. Ibu, hari ini aku tidak menyapu, mengepel, mencuci piring, menguras bak mandi, mencuci baju, menyikat lantai kamar mandi. Aku juga tidak membuat sarapan untuk bapak, adek, dan mbah. Maafkan aku ibu, hari ini aku merasa sangat lelah. Entah kenapa rasanya ingin memejamkan mata.
Ibu, ibu tetap percaya padaku kan, bahwa aku anak yang baik. Aku tidak pernah membuat orang lain merasa dirugikan. Oh, iya bu, lemari pakaianku berantakan sekali. Tadi bapak menyetrika bajuku bu, tapi tidak serapi ibu. Tapi tidak apa2, aku masih bersyukur aku mempunyai bapak yang baik, yang mudah2an bisa menjadi bapak dan ibu sekaligus buatku dan buat adek.
Ibu, Sabtu besok, budhe Mameh mau kesini langsung dari Surabaya. Budhe Yos, budhe Yati, mereka semua mengirim ucapan bela sungkawa bu. Ibu, sejak ibu pergi, banyak keluarga kita yang memperhatikanku dan adek. Aku bersyukur sekali. Seandainya ibu masih ada disini, ibu pasti bahagia.
Ibu, badanku sungguh tidak enak rasanya. Apalagi hatiku, rasanya ingin berhibernasi saja. Begitu bangun, aku bisa tersenyum melihat sinar matahari pagi, bunga yang bermekaran. Tapi aku juga takut membuka mata bu, karena setiap aku membuka mataku, aku selalu melihat ibu, dan itu amat menyakitkanku.
Ibu, aku mam dulu ya, dari semalam sampai sekarang aku belum mam sama sekali, aku juga belum minum. Ibu baik2 saja ya disana. Aku pasti baik2 saja disini. Aku terus berdoa agar ibu selalu bahagia disana. Salaam buat mbah a'ung, bapak Kasturi, Inel ya bu. Doaku pasti menyertai kalian semua. I luv u bu.
Wassalamualaikum..

Wednesday, January 8, 2014

SuRat BuaT IbU

Assalamualaikum bu..
Ibu, pagi2 tadi bapak sudah mencuci semua baju yang menumpuk. Dari ibu sakit kan kita belum mencuci ya bu. Tadinya sih mau bawa ke laundry, tapi, kata bapak, kita harus tetap melakukan apa yang biasa ibu lakukan. Tadi aku membantu bapak bu. Menjemur pakaian. Aku kasih softener 3,5 takaran tutup. Wangi bu. Ibu tau kan, kalau aku suka sekali baju yang wangi. Aku belum bisaa menjemur serapi ibu. Aku sampai mengulang berkali-kali, agar setidaknya bisa sedikit sama seperti ketika ibu menjemur, ternyata aku belum bisa. Tadi aku menangis lagi bu, kata bapak aku harus tegar. Ibu, semua orang berkata aku adalah tiang di keluarga ini, ibu, aku bukan tiang bu, aku hanya kayu lapuk, kenapa semua orang mengiraku sekuat dan setegar itu bu, aku bisa apa tanpa ibu. Yaa Allah bu, aku tidak sekuat itu. Yaa Allah.
Ibu, aku belum menyiapkan sarapan untuk bapak, adek, dan mbah. Biasanya kalau ada ibu, jam segini, kita sudah duduk bersama sarapan. Aku belum bisa memasak bu, masakan yang enak2 seperti ibu. Bapak sedang menanak nasi, adek masih bobo bu, semalam dia tidak bisa bobo, aku tidak menemaninya, aku takut menangis bersamanya. Jadi aku bobo aja. Alhamdulillah, semalam aku bobo dengan nyenyak bu. Makasih ya bu sudah menjaga kami tadi malam. O, iya bu, dari kemaren aku selalu memakai baju ibu. Itu, gamis putih buat mengantar ibu ke makam, gamis ungu buat pengajian, nanti sore, aku pake lagi baju ibu boleh ya. Kata bapak, baju ibu jangan dikasihkan orang, taroh di lemari seperti biasanya saja. Tapi boleh kalo aku pakai. Aku kan anak ibu, jadi boleh ya bu bajunya dipakai.
Ibu, mbah gulanya naik, bobotnya turun 2 kg. Bobot aku tetap sama bu. Aku tetap gendhut seperti ibu.
Ibu, aku harus bagaimana bu? Mbah tadi bilang, setelah ini kalau bapak menikah lagi gimana? Ibu, dalam keadaan seperti ini, kenapa mbah berkata seperti itu. Ibu, terus nasib aku dan adek bagaimana? Kami sebatang kara bu. Ibu, ibu tolong bilang sama bapak ya bu, bapak jangan menikah lagi ya bu. Aku takut bu. Aku takut mendapatkan ibu yang tidak seperti ibu, aku takut bu.
Awal tahun ini sungguh berat untukku bu. Banyak yang meninggalkanku. Bu, ibu masih ingat tidak, ada yang mau mengajakku menikah awal tahun ini, tapi ternyata itu cuma omong kosong bu. Aku sakit hati bu, tapi, sakitnya tidak sesakit sekarang, ini jauh lebih sakit bu. Nyeri. Sesak disini bu. Di hati. Ibu, malam nanti, pegang hatiku ya bu. Agar besok pagi, ketika rumah sudah semakin sepi, aku tidak merasakan sakit yang begitu sangat. Pegang juga hati adek dan bapak ya bu. Agar mereka juga tidak sakit seperti aku. Pegang kuat mereka bu. Karena pada mereka aku menyandarkan hidupku. Ibu dekat kan dengan Allah, ibu sudah disamping Allah kan ya. Ibu tenang ya disana. Aku baik2 saja bu.
Besok kalau aku panjang umur dan berkesempatan mempunyai anak, ibu yang ngawasi anak2ku ya. Padahal, teman2ku selalu bilang, aku enak ada ibu, nanti kalo aku punya anak, anak2ku pasti dirawat dengan baik, melebih jauh seperti ibu merawat Kevin. Tapi ternyata Allah sayang sama ibu. Allah tidak mau ibu direpotkan aku. Maaf ya bu. Selama ini ternyata aku sangat merepotkan ibu.
Semua kebutuhan rumah sudah mulai habis bu. Aku belum belanja. Biasanya aku memang belanja sendiri. Aku kan seneng belanja sendiri. Kalau sama ibu biasanya suka boros. Padahal, aku ya bu yang boros, bukan ibu, maaf ya bu. Nanti kalo aku belanja, ibu ikut ya. Ibu silakan ambil semua yang ibu mau. Tapi, sudah ga bisa ya bu. Yasudah, ibu ikut saja, nanti aku sama bapak atau adek saja. Aku akan membeli semua yang biasa ibu mau beli.
Bu, rahang kanan aku sakit sekali bu. Dari rahang sampai leher sebelah kanan bu. Kenapa ya bu? Tapi ga seberapa sakit.
Ibu, sudah dulu ya, aku mau menyiapkan sarapan. Telor ceplok aja deh sama mie. Kita belom boleh masak sayur, katanya nanti ibu kebanjiran disana. Semoga aja Allah menyiapkan rumah yang bagus ya bu buat ibu, biar ibu ga kebanjiran, biar ibu disana senang. Dadah ibu, i luv u.
Wassalamualaikum..

Tuesday, January 7, 2014

SuRaT unTuk IbU

Assalamulaikum bu..
Jangan bosan membaca suratku ya bu, karena ini yang bisa aku lakukan untuk tetap berbicara pada ibu. Ibu, maaf ya, hari ini aku sudah keramas, aku menyapu, aku bersisir. Aku tidak tahu bu kalau hal2 itu tidak boleh dilakukan. Katanya bisa membuat ibu terjatuh2 jalannya disana. Allah Maha Tahu kan bu. Aku yakin Allah pasti melancarkan jalan ibu menuju surga-Nya. Aku akan terus berdoa buat ibu, buat kebahagiaan ibu disana.
Bu, tadi teman2ku banyak yang kesini. Alhamdulillah, banyak yang peduli pada kita bu. Ibu tenang ya disana, aku, bapak, adek baik2 saja disini. Adek masih menangis bu. Dia merasa sangat kehilangan ibu, sekali. Aku juga, sampai nyerinya masih terasa disini. Di hati.
Ibu, perutku tadi tiba2 sakit. Aku bandel bu, maaf ya. Besok aku pasti mam dengan teratur. Kata adek, wajahku pucat, aku kan putih seperti ibu, bukan pucat. Kepalaku rasanya sudah mulai berat bu. Pusing. Mbah, sudah bobo, adek masih nonton tivi, bapak sudah bobo.
Bu, besok tiga hari ibu meninggal. Setelah itu, rumah pasti sangat sepi. Aku harus bagaimana bu. Semua tentang ibu pasti bermunculan di mataku. Aku takut tidak bisa bertahan bu. Adek juga pasti tidak kuat, bagaimana kalo setelah ini bapak tidak usah bekerja bu. Bapak di rumah saja. Kasihan adek jika ditinggal sendirian. Aku tidak mau terjadi apa2 dengannya.
Ibu baik disana? Ibu kangen ga sama kita? Aku kangen ibu. Aku sudah tidak bisa salim, cium pipi ibu, kening ibu, hidung ibu, telapak ibu. Ibu, jangan bersedih melihatku menangis ya. Aku tidak apa2 sungguh. Air matanya bandel tidak bisa berhenti. Mungkin sebaiknya aku tidur saja. Besok pasti sibuk sekali.
Ibu, terima kasih sudah berbuat baik kesetiap orang yang ibu kenal. Aku yang merasakan balasannya. Mereka semua membantu keluarga kita disini bu. Terima kasih juga sudah mengirimkan bapak Beni untuk mendampingi aku dan adek. Terima kasih untuk semuanya. Aku belum sempat mengucapkan ini ke ibu. Tapi ibu pasti baca kan suratku. Terima kasih bu. I luv u.
Wassalamualaikum..

SuRat BuaT IbU


Assalamualaikum bu..
Ibu, tadi pagi, aku bangun jam 3. Aku merasa takut. Ga tau kenapa aku takut bertemu ibu. Aku takut bertemu ibu walaupun aku ingin sekali bertemu ibu. Aku berharap kita bertemu dalam mimpi, tapi ternyata belum saatnya kita berjumpa. Padahal baru satu hari, tapi aku merasa ibu sudah lama sekali pergi. Ibu bilang sendiri kan, kalo aku memang masih anak mama, dan tidak bisa ditinggal ibu. Tapi kenapa ibu tetap pulang? Ibu, aku baik2 saja. Ibu bisa lihat kan kalau aku baik2 saja. Tadi pagi, aku sudah mencuci semua piring dan gelas kotor. Bersih bu. Kalau yang berminyak aku kasih sunlightnya banyak bu. Biar keset. Aku tadi juga ngepel. Aku sudah menyikat bak mandi, walaupun tidak sebersih seperti ibu. Aku juga sudah mengepel, tetapi tetap saja kotor. Eh, diinjak-injak sama bapak lagi bu. Akhirnya ya dipel lagi. O, iya bu, baju-bajunya ibu yang sudah jelek dan sobek dijadiin kain pel bu. Ga papa kan bu? Kan sudah jelek, daripada ga bermanfaat. Ibu jangan sakit hati ya, kan memang baju2 kita yang kotor dijadiin pel. Bu, aku belum bisa jadi ibu buat adek dan bapak. Cuma aku berusaha bu. Tadi aku melipat plastik kresek seperti kebiasaan ibu, tapi tetap saja tidak serapi ibu. Aku sudah menyediakan mam bu. Mengambil piring, air minum, kemudian membersihkan. Tadi bapak yang beli lauk bu. Garang asem. Kata bapak, lebih enak buatan ibu. Ibu terlalu cepat pulang, aku kan belum belajar masak sama ibu. Tapi aku janji, aku pasti berusaha jadi ibu yang baik.
Ibu, pakaian di lemari berantakan, sekarang ibu tidak bisa ngomel lagi ya. Padahal, aku ga papa kalo ibu ngomel gara2 aku tidak mengambil baju dengan rapi. Aku ga papa ibu mengomel gara2 aku tidak menaruh barang di tempatnya. Aku belum mencuci baju. Besok saja ya bu. Aku juga belum menguras bak mandi. Astaga, ternyata banyak sekali pekerjaan ibu, maaf ya bu, aku tidak membantu ibu semasa ibu masih disini bersama kami. Maaf ya bu. 
Ibu, adek masih sering menangis, bapak juga. Aku juga sebenarnya. Tapi bu, aku pastikan semua baik-baik saja. Tadi adek menangis gara-gara liat foto kita di fesbuk bu. Katanya sambil nangis, aku ga punya foto sama ibu. Lha kan dia sendiri ya bu yang ga mau foto bareng2. Harusnya dulu kita foto keluarga dulu ya bu, maaf ya bu, aku selalu menunda, padahal kita ga akan ketemu lagi sama ibu. Tuh kan, aku nyeri lagi, disini bu, di hati. Aku kuat. Aku akan menjaga semuanya. Ibu, sebentar lagi ada pengajian buat ibu. Aku mau mandi dulu. Dari kemaren aku tidak mandi bu. Kalo untuk yang satu ini, ibu tidak pernah ngomel ya bu. Semoga ibu terang ya disana. Aamiin. Disana ibu tidak sendiri kan? Ada Mbah Aung, Bapak Kasturi, Inel. Semoga kalian semua bahagia disana. Aamiin. Tetap jaga kami ya bu. Seperti yang ibu bilang pada kami. Yasudah, aku mau siap2 menjadi penerima tamu, aku juga mau eksis seperti ibu, besok sambung lagi ya bu. Aku akan terus menulis surat buat ibu. Ibu jangan lupa ya membaca suratku. Dadaah ibu, i luv u. Tunggu kami ya. Pada waktunya nanti kita pasti akan berkumpul lagi.
Wassalamualaikum..

IbuKu BeRpuLanG

Setengah 3 pagi tadi aku terbangun dari tidurku. Sesak yang teramat sangat membuat nyeri hatiku. Aku terluka. Entah kenapa Allah teramat suka membuatku terluka. Semoga saja, ada sesuatu yang baik dibalik luka yang teramat sering Dia berikan padaku. Kemaren, di jam yang sama, ibuku masih bernafas walaupun mungkin dengan susah payah Kami langsung membawanya ke RS. Begitu masuk UGD berbagai macam alat kedokteran dipasang di badan ibu. Aku sangat takut, aku berdoa kepada Allah agar memberikan keajaiban padaku untuk kesembuhan ibuku. Ibu divonis kena serangan jantung, ada penyumbatan di otaknya. Setelah mendapat penanganan, dokter berkata bahwa ibu harus dirawat di ruang ICU. Tapi Allah mungkin sudah memantapkan kuasa-Nya. ICU di RS. Mardi Rahayu sudah penuh. Tinggal satu yang tersisa hanya saja tidak dilengapkapi ventilator, padahal itulah yang sangat dibutuhkan untuk ibu. Setelah itu dokter menawarkan pada kami, bagaimana kalo ibu dirujuk di RS yang ada di Kudus yang mempunyai ventilator. Hanya saja, semua RS disini penuh untuk bagian ICU. Aku sudah mulai lemas. Dokter kemudian menyarankan untuk ke Semarang. Aku sempat mengusulkan untuk rumah sakit yang lebih dekat. Ternyata di daerah Pati penuh. Kemudian baiklah, dimanapun yang penting ibu tertolong. Perawat menjelaskan biaya untuk perawatan di ruang ICU. Per hari sekitar 7 juta. Aku sudah mulai gamang. Darimana aku dapat uang yang begitu besar untuk perawatan ibu. Yasudah, aku mungkin bisa meminta bantuan kantor jika memang biayanya sampai sangat besar. Yang penting ibu tertolong. Sampai jam 5 kami belum mendapatkan RS dengan ruang ICU yang tersisa. Di Semarang, Solo, Purwodadi, Yogyakarta. Dokter berkata, bisa masuk ICU cuma tidak ada ventilator, dan resiko ditanggung sendiri oleh pasien. Aku sudah mulai panik. Tiba-tiba bapakku mengusulkan RS yang ada di Tegal. Keluarga kami disana, jadi mungkin lebih mudah untu kami menjaga ibu. Pihak RS berkata bahwa mereka tidak pernah merujuk RS kesana, dan mereka tidak mempunyai kontak RS disana. Aku tidak putus asa. Aku mencari kontak RS di Tegal sendiri lewat internet. Setelah dapat, aku mencatatnya dan menyerahkan kepada pihak RS. Satu per satu nomer yang aku berikan dicoba, hanya saja tidak ada satupun ruang ICU yang tersisa. Mereka mungkin putus asa, disamping mungkin kondisi mereka yang sudah mulai lelah karena jaga malam. Aku tidak menyalahkan mereka. Itu manusiawi. Hanya saja aku masih berharap Allah memberikan keajaiban untuk ibuku. Aku berinisiatif menelpon sendiri RS. Mitra Harapan Tegal kalau aku tidak salah mengingat. Kontaknya masih ada di hapeku. Aku menghubungi mereka, dan betapa senang hatiku, mereka masih mempunyai kamar ICU dengan ventilator. Aku langsung berkata kami akan merujuk pasien kesana. Aku menyerahkan hapeku ke perawat disana. Meminta tolong mereka membantuku untuk merujuk ibu kesana. Setelah semuanya beres. Masalah kembali muncul karena tidak ada perawat yang akan mendampingi kesana. Kami harus menunggu. Mereka menjelaskan bahwa perawat yang akan mendampingi adalah perawat yang kebetulan libur. Dan ternyata itu memakan waktu yang cukup lama. Sampai jam setengah 7 mereka belum menemukan perawat pendamping. Nafas ibu sudah mulai teratur, hanya saja, detak jantung dimonitor semakin menurun. Kakinya sudah dingin, tangannya, wajahnya. Aku hanya bisa menciumi kaki ibuku. Mungkin saat itu sebetulnya ibu sudah dalam kondisi tidak bernyawa. Mba Atik datang sebelum berangkat mengajar, aku bertanya, kok detak jantung ibu semakin turun. Dia berkata, tidak apa2, masih diatas seratus. Tapi yang bawah menurun mba. Tidak apa2. Yang bawah itu indikator nafas. Semakin turun, nafas ibu semakin teratur. Suhu ibu 80 derajat. Kemudian perawat memberi kabar kepada kami bahwa ada pasien yang plus atau meninggal di ICU, jadi ibu bisa dipindah kesana. Persiapan dilakukan. Bunda datang, membawakanku susu dan roti untuk kami. Memang perut kami, aku, adek, dan bapak belum terisi apapun. Tiba-tiba ada pasien yang masuk, anak kecil, ketika monitor dipasang, nafasnya cepat sekali, aku membandingkannya dengan ibu, anak itu sekitar 90 an sedangkan ibu 30an. Berarti nafas ibu normal, aku berpikir begitu. Saat kulihat detak jantungnya. Ibu sudah menurun dibawah seratus, sedangkan anak itu 190an. Perawat mengatakan bahwa anak itu harus dibawa ke ICU, tapi penuh. Tiba-tiba saja, hatiku berkata, anak itu masih panjang jalan hidupnya, kalau ibu sudah cukup. Aku juga tidak tahu kenapa hatiku bisa berkata seperti itu. Sebelum mba Atik kembali ke tempat mengajar, aku bertanya lagi, mba, kok semaki turun detak jantungnya. Mb Atik cuma menjawab, tidak apa2 tanpa ekspresi. Pergantian shift pun terjadi. Dokter pria semalam, diganti dengan dokter wanita. Dokter tersebut lantas mengecek indikator di monitor ibu. Aku tahu, ketidakberesan pasti terjadi. Aku berkata pada adek bahwa kita harus siap seburuk apapun kemungkinan yang terjadi. Tiba-tiba dokter dan perawat berlarian ke arah ibu, mereka menekan2 dada ibu. Tas plastik berisi susu dan roti dari Bunda langsung jatuh dari tanganku. Aku tahu, ibuku pasti tidak tertolong. Aku berdoa, ibu diberi mukjizat oleh Allah. Tapi ternyata Allah menginginkan ibu disisi-Nya daripada disampingku. Ibu meninggal pada tanggal 6 Januari 2014 Kamis Kliwon jam 7 pagi. Saat itu aku sudah tidak sadar diri, aku pingsan, setelah sadar, aku menangis sejadi-jadinya. Aku yatim piatu, bapak dan ibu kandungku sudah pergi meninggalkanku. Aku sebatangkara. Adek juga sama sepertiku, bapak, kami menangis, tapi hanya aku yang menangis sejadi-jadinya. Bapak dan adek mungkin hatinya yang mmenangis. Berkali-kali aku tidak sadarkan diri. Aku sadar, aku mendengar orang berbicara padaku, tapi rasanya ada sesuatu yang menyeret kesadaranku. Sehingga tatapanku kosong. Ada sesuatu yang hilang dari hidupku. Aku tidak tahu bagaimana caranya aku melanjutkan hidupku tanpa ibuku. Aku selalu bergantung padanya. Setiap hari ibu yang membuatkanku bekal, yang mengantarkanku berangkat kerja, yang menjemputku. Kehidupan kami dulu yang bersama-sama kami lewati. Yaa Allah, sanggupkah aku? Malam sebelum meninggal, ibu bertanya padaku. Aku menyesal apa senang? Aku senang kalau ibu sembuh. Ibu berkata, jangan menangis terus mba, ibu ga papa. Aku takut bu. Ga usah takut, ibu pasti jagain mba sama adek. Maaf ya mba, ibu ga bisa ngerawat cucu2 ibu, ibu cuma bisa ngawasin aja. Ga papa bu. Yaa Allah..
Aku sayang ibuku. Kenapa Kau ambil dia secepat itu dariku. Kami bisa apa tanpa ibu. Yaa Allah, aku tidak bisa tidur lagi. Aku pindah ke kamar adek. Aku merasa takut. Disana kulihat bapak dan adek sedang tidur. Entah benar2 tidur atau tidak, yang pasti mereka mendengarku. Kami berpegangan erat. Kami menangis bersama. Kami harus saling menguatkan. Jam setengah 4 mbahku bangun dan mengajak tahajudan. Aku merasa lega, karena saat itu aku sangat takut ketika dini hari, aku takut mendengar suara ambulans, aku takut ke rumah sakit, aku takut bau bunga mawar, karena semua itu mengingatkanku pada ibu. Setelah itu aku melihat bapak sedang menangis di tempat terakhir ibu dibaringkan. Aku juga sangat takut, sama seperti bapak. Kami saling berpelukan, kami saling mencoba saling menguatkan. Kami saling berjanji untuk saling menjaga. Aku hanya punya bapak dan adek sekarang. Aku tahu, aku akan menjaga mereka seperti ibu menjaga kami dulu. Memastikan semua baik2 saja walaupun sebenarnya tidak baik. Aku merass sangat sakit. Disini. Di hati. Nyeriii sekali. Semoga ibu bahagia disana. Mendapatkan surga disana. I luv ibu.

Sunday, January 5, 2014

DoA unTuk IbU

Allah Tuhanku, kumohon dengan sepenuh hatiku, mohon sembuhkanlah ibuku, tolong angkatlah semua kesakitannya, aku sangat menyayanginya Yaa Allah. Tolong ringankanlah sakitnya, panjangkanlah umurnya, karena hanya dia, bapak, dan Mandhung yang aku punya selain Engkau. Tuhanku, aku tahu, Kau tidak mengharap apa-apa dariku, tapi jika memang Kau mengharap pengorbanan dariku, silakan Tuhan, kurangi sisa umurku, kurangi kebahagiaanku, kurangilah kesehatanku, berikanlah untuk ibuku. Allah Tuhanku, aku tahu Kau Maha Pengasih dan Maha Penyayang, tolong sayangilah dan kasihilah ibuku Yaa Allah lebih, berkali-kali lipat daripada Engkau mengasihi aku. Tolong dengarkanlah doa anak durhaka ini Ya Allah. Aku janji, aku akan menjadi anak yang baik untuk ibuku. Tolong ijinkanlah ibuku untuk menemaniku lebih lama lagi daripada ini Yaa Allah. Kau tahu, aku merasa sangat ketakutan saat ini, aku takut Kau akan mengambil ibuku dari sisiku, aku bisa apa tanpanya, tolong Yaa Allah, jangan sekarang, aku mohon pada-Mu, tolong, berilah kesembuhan untuk ibuku. Tolong Yaa Allah.
Yaa Allah, tolong berikanlah kekuatan yang lebih besar daripada ini padaku. Aku tidak tahu bagaimana hatiku, tapi aku merasa sakit disitu Yaa Allah, aku merasa sangat rapuh. Tolong kuatkanlah aku, aku mohon pada-Mu. Tolong jangan beri sesuatu yang melampaui batasku Yaa Allah. Tolong berikanlah jalan keluar untuk semua masalahku, sebesar apapun itu, karena aku meyakini, kuasa-Mu melebihi apapun itu. Yaa Allah, hanya kepada-Mu aku bergantung, berlindung, dan memohon pertolangan. Tolong jangan tinggalkan aku Tuhan, tolong jagalah keimananku pada-Mu, tolong kuatkanlah keyakinanku atas kuasa-Mu.
Semoga sakit ibuku menjadi pengampun atas semua dosa dan khilaf yang pernah ibu lakukan. Ibuku ibu yang sangat baik Yaa Allah, Kau tahu itu kan? Dalam sakitpun ibu masih berjanji untuk selalu menjagaku dan Mandhung. Yaa Allah, jika sakit ibuku karena semua dosa yang pernah aku lakukan, aku bertobat Yaa Allah, mohon ampunan-Mu, untuk semua yang membuat Engkau marah padaku, jangan tegur ibuku Yaa Allah, ibu sudah mendidikku dengan baik, aku yang salah jika aku berbuat dosa, tolong Yaa Allah, aku yang harus mempertanggungjawabkan semua salahku, bukan ibu Yaa Allah.
Tuhanku, apakah Kau marah aku berbicara seperti ini?
Apakah aku terlalu lancang Tuhan? Demi Allah, bukan aku mempertanyakan ke Maha Tahuan-Mu Yaa Allah, aku hanya seorang anak yang mengemis belas kasihan-Mu untuk kesembuhan ibuku. Aku mohon Yaa Allah, cukupkanlah sakit ibuku. Aku mohon. Cukupkanlah. Sudahilah. Sembuhkanlah, sehatkanlah. Aamiin. Aamiin Yaa Rabbal'alamiin.

KeSamBet..

Sebenernya gue bukan tipe orang yang demen sama masalah ghaib2an begitu. Bukannya ga beriman apa gimana, cuma dasarnya gue emang penakut tapi sok berani, nah gue banget itu. Cuma berhubung itu dialami sendiri sama ibu gue, yasudahlah, mungkin ada baiknya kita permisi dulu kalo misal kemana2.
Sejak pulang dari RS, si ibu tuh suka banget ngigo yang aneh2. Sampe ga bobo semaleman, dan ngigonya tuh sesuatu pake banget, di sisi lain gue pengen nangis kok ibu sampe begitu ya, tapi disisi laen gue pengen ketawa dengerin igoannya. Katanya banyak anak kecil, kita suruh nyuruh pulang, ada banyak orang yang lagi buat jajan, terus mata kek ada yang nutupin gitu.
Gue uda mulai rada2 gimana tuh, ceritanya gue kan bacain yassin ya buat ibu, 3x. Gue pernah baca kalo surat yassin bisalah membantu meringakan sakit, atas ijin Allah pastinya. Eh, pas mau sampe yang ketiga makin gelisah aja si ibu, nyuruh brenti, bilang ga betah ga betah gitu. Gue uda yang mulai deg. Waduh, ini nih. Gue lanjutin dong. Abis berdoa, gue nengok kan ya, eh, perasaan gue, eh bukan, perasaan mata gue, gue ngeliat orang sepuh gitu duduk di atas perut ibu. Busyet deh, gue liatin, eh malah gue dipelototin. Itu perasaan mata gue ya. Dan badan ibu tuh dingin banget, asli dingin banget. Uda diminumin obat, kata dokter juga uda baikan. Walah, ini, gue mikirnya uda aneh2 aja. 
Dari semalem ibu uda ngigo ga jelas. Ga bisa bobo kek biasanya, terus minta dipanggilin sama pak Mashadi. Jadi dia itu punya kelebihan gitu, bisa lah pijit orang. Dia tetangga gue pas di rumah lama. Ibu juga minta dipanggilin dia. Uda dipanggil, dipegang kan, dipijit, dikasih air doa. Kata dia masih samar gitu. Waduh, gue terus yang huaaa terus begimana ini. Ga bisa melek loh ibu, katanya ada nutupin terus. Gue minumin aer zam-zam kan, dikirimin bunda paginya dari Semarang, belom ngefek juga. Nah, Allah itu emang Maha Pemberi Pertolongan. Datenglah tetangga gue. Alhamdulillah, diusirin semua tuh yang pada nempel. Katanya, kemaren pas ziarah, ibu kan kebelet pipis, nah, buru-buru, pas lewat pintu gerbang ga salaam, nyenggollah sama sepuh itu. Diikutin deh. Katanya cuma mau kenal, haduuh, ini sepuh ada-ada aja ni. Bener kan berarti yang gue liat. Perasaan mata gue nenek-nenek, eh, ternyata kakek-kakek. Hahahhaa.. Dan ga cuma itu, ada anak kecilnya dia yang ngikut. Blaaah, dikira maknya apa, itu kan mak gue, sono cari aja mak lo sendiri. Alhamdulillah ibu uda mendingan, cuma ya gitu belom bisa ngapa-ngapain. Moga aja ibu cepet sehat, panjang umurnya, ga sakit-sakit lagi. Aamiin.
O iya, penumpang aku malah nakut-nakutin siy ya. Katanya temennya ada pembengkakan hati gitu kan, dua minggu setelahnya malah lewat. Huaaaa.. Ibu, aku kan belom nikah, belom ngasih cucu, Ya Allah, jangan meninggal dulu. Hikshiks.. Mohon doanya ya sobat blogger semuanya, untuk kesembuhan dan kesehatan ibu saya. Aamiin. Salaam..

Wednesday, January 1, 2014

WeLcomE 2014

Tinggal beberapa menit lagi kita akan mengucapkan selamat datang 2014 dadah bubye 2013. Suara petasan udah jedar jedor tuh dari abis maghrib tadi. Kembang api uda mulai rame di langit. Satu lagi, terompet. Walah, gempita banget deh. Dan ini akhir tahun yang yaaah, kalo gue bilang jujur ya, yang paling sesuatu. Masa di RS dong gue. Eh, busyet dah, kagak ada tuh rencana kek begini nyangkut di otak gue. Tapi gue masih bersyukur, seenganya, ibu gue ga sakit2 yang parah gitu deh. Hasil USG tadi, katanya, ibu kena pembengkakan lambung, terus pori2 ususnya uda besar2 gara2 kebanyakan mam pedes asem kali ya. Dan tau ga, sekarang gue jiper loh mo mam pedes. Kebayang gitu pas ibu kesakitan. Aduuh, kagak deh kek begitu.
Daaan akhirnyaaa, horeeeee, happy new year. Tahun lalu gue banyak banget ngelakuin kesalahan, banyak cita2 yang terbengkalai gara2 gue yang ogah2an buat ngedapetinnya. Moga aja tahun sekarang gue bisa jadi lebih baik lagi. Kalo pada tanya resolusinya apaan. Waduh, gue bingung tuh. Ga punya resolusi apa2 gue. Dalam arti yang spesifik gitu. Tapi o iyaa, gue punya resolusi deh. Pokoknya tahun ini semua hutang2 gue harus lunas. Hutang apapun ituh. Hahhahaa, o iya, satu lagi, moga aja tahun ini gue merrit. Wakakakakaa.. Pengen ngebor sambil oplosan deh. Xixixi.. Yasudahlah, intinya tahun ini mesti ada perubahan dari tahun sebelomnya. Aamiin..
Tadi jam 10an deh, sodaranya si bapak yang di Ambon uda ngucapin.  Xixixi.. Begini nih, kalo tidak dalam waktu yang sama. Yasudahlahyah, intinya juga sama, taon baruan juga. Huaaaa gue ga bisa nonton kembang apiii. Masa iya di RS gue maenan kembang api, maenan petasan. Bisa di demo warga se-RS. Dilempar pake sandal. Hadeeh,mending kalo 2, cuma satu, lah, kagak bisa gue jual. Wakakkaa..
O iya, gue mah bego banget ya, uda 3 kali gue lupa ngesave lanjutan novel gue. Dan akhirnya, balik lagi kesitu, lagi2 tetep disitu. Haduh, padahal uda panjang lebar gue ketik. Jiaah, nasib2.
Petasannya uda mulai reda. Uda pada abis kali tuh. Duit dibuang begitu aja ye. Kasiin gue aja sini, ntar gue beliin es krim. Jiaah, tiba2 pengen. Ngantuuuk, mo bobo aaaah, besok gue berangkat pagi2 buta, tadi setoran gue belom beres langsung gue tingga,minggat nyari kuali sama ituh temulawak, untung maghrib2 begitu masih ada yang buka. Alhamdulillah.. Buat ibu, kata bunda bisa pake itu, jadi temulawak kering 3 lembar direbus sama 2 gelas aer, biar jadi segelas, abis itu minum deh. Huaaa, paitnyaa kek apaaa cobaa, haduuuh, ya kan namanya usahaa. Moga aja sembuh, aamiin.
Dudu bubyeeee.. Salaaam..